Mohon tunggu...
Susan Budhi Utomo
Susan Budhi Utomo Mohon Tunggu... Freelancer - Being a blogger is the way to heaven ^_^

The world is so big but life is too short

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pengalaman Naik Kereta Cepat di Jepang dan Rusia, Apakah Sama?

15 Desember 2023   15:40 Diperbarui: 6 Januari 2024   17:02 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kereta cepat. (Sumber: Thinkstock via kompas.com)

Itu lebih baik melakukan reservasi sehari sebelumnya apalagi saat weekend bila tidak mau kehabisan tempat duduk yang bisa menyebabkan rencara perjalanan kita  tertunda dan berantakan karena jadwal keberangkatan Shinkansen berbeda-beda tiap rute jadi bisa ketinggalan kereta di stasiun berikutnya apabila kita membutuhkan naik kereta Shinkansen lanjutan.

Saat pertama kali akan naik Shinkansen dari Tokyo ke Osaka yang jaraknya sekitar 600 km yang bisa disamakan dengan jarak dari Jakarta ke Surabaya.

Saya sempat deg-degan karena sebelumnya belum pernah naik kereta cepat dan saat mencari keretanya di peron, saya melihat sisa muntahan orang dipinggir rel.

Sempat berpikir ini akibat orang mabuk alkohol, oh iya jangan heran bila anda bertemu dengan orang yang sedang mabuk di stasiun- stasiun kereta di Jepang terutama malam hari, biasanya mereka ngomong sendiri dan jalan agak sempoyongan hehehe. 

Inside Sapsan (left) & Beside Shinkansen (right ) (dokpri)
Inside Sapsan (left) & Beside Shinkansen (right ) (dokpri)

Tapi bila dipikir lagi,  bisa jadi itu muntahan akibat orang  mabuk darat karena naik kereta super cepat sehingga saya semakin nervous huhuhu.

Yang paling menonjol dari kereta cepat adalah model lokomotifnya yang seperti peluru. Warna lokomotif dan gerbong luar Shinkansen didominasi warna putih terang dengan kombinasi warna biru seperti segaris pita panjang di sepanjang bagian bawah gerbong. 

Interior dalam keretanya didesain minimalis seperti umumnya model interior Jepang. Setelah pintu masuk di kanan kiri gerbong disediakan rak untuk menyimpan koper penumpang. 

Kursinya menghadap ke depan semua satu arah yang terdiri dua kursi di sisi masing-masing yang dipisahkan lorong di tengah seperti tata letak kereta express di Pulau Jawa tapi lebih luas dan langit-langitnya lebih tinggi, tiap kursi dilengkapi bagasi di atasnya. 

Kereta Shinkansen tidak dilengkapi restaurant dan tidak ada pramugari atau pramugara yang menawarkan makanan dan minuman karena memang tidak nyaman untuk makan dan minum disana yang disebabkan kecepatan keretanya yang luar biasa.

Selama dalam perjalanan kepala saya pusing  tiap mencoba berdiri dari tempat duduk dan sesekali perut saya mual bila jalan rel berbelok sedikit huhuhu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun