Bila pergi liburan ke luar negeri lewat travel agent , berkunjung ke pabrik produk unggulan negara tujuan menjadi salah satu tempat yang wajib didatangi, biasanya bila destinasi tersebut memang tempat yang sudah terkenal dan menjadi favorite wisatawan.
Saya menduga kunjungan tersebut sebagai promosi wisata oleh pemerintah setempat yang memberikan kemudahan kepada semua sektror pariwisatanya untuk bekerjasama dengan seluruh travel agent mancanegara, tujuannya untuk mengenalkan budaya dan tentu meningkatkan ekonomi daerahnya.
Mengunjungi pabrik atau tempat produksi adalah ide yang tepat untuk menarik wisatawan karena penggunjung akan mendapat kursus kilat mengenai pengolahan sebuah produk yang menjadi ciri khas negara tersebut sekaligus bisa berbelanja.
Selama tur, kita akan didampingi oleh seorang pendamping yang akan menjelaskan dengan detil produksinya dari mulai memilih bahan dasar sampai produk tersebut siap dijual kemudian dipasarkan yang dengan sabar akan menjawab semua pertanyaan kita.
Tidak apa apa bila kita tidak membeli produknya, malah kita akan mendapat brosur yang isinya bermanfaat yang bisa menjadi kenang-kenangan dan bukti bahwa kita pernah jalan jalan ke sana hehehe.
Saat di Korea Selatan, kami diajak berkunjung ke tempat produksi ginseng yang terletak di kota Seoul, disana ginseng diproduksi dalam berbagai bentuk cair, pil, tablet serta teh dengan harga bervariasi tergantung kualitas ginsengnya.
Semua pasti tahu, Korea Selatan adalah penghasil ginseng terbaik di dunia yang bersaing dengan negara Jepang dan China karena pohon ginseng disana bisa tumbuh dengan sempurna sehingga menghasilkan ginseng yang berkualitas tinggi, daerah yang paling ideal untuk menanam ginseng di wilayah Geumsan, provinsi Chungcheong Selatan.
Masih di kota Seoul, kami tur ke pusat kosmetik yang hanya menjual produksi dalam negeri. Saat ini kosmetik asal Korea Selatan menjadi salah satu produk yang digemari di mancanegara khususnya kawasan Asia berkat gelombang K-Pop yang melanda dunia dan memang produknya berkualitas karena terbuat dari herbal pilihan yang sangat cocok untuk kulit orang Asia.
Saya menyaksikan sendiri kehebatannya ketika salah satu rombongan kami seorang kakek yang berusia 70 tahun mencoba tester skincare perawatan wajah dengan mengoles krim pada bagian pipi dan pelipisnya yang keriput, kami melihat kerutannya hilang dan warna kulitnya menjadi lebih cerah dalam sekejap tapi kami semua tercengang saat mengetahui harganya yang fantastis, lagipula kosmetik tersebut tidak dijual di Indonesia huhuhu.
Lain lagi saat di Kota Amsterdam, Belanda, kami mengunjungi tempat pengasahan berlian yang merknya telah mendunia. Tempatnya juga merangkap sebagai museum yang menyimpan berbagai macam jenis alat-alat dan mesin pengasahan berlian dari yang model konvensional sampai yang paling modern.
Di akhir tur, kami diajak meilhat show room yang menyimpan koleksi berlian yang masih berbentuk butiran asli sebelum diolah menjadi perhiasan dengan berbagai model.
Sebenarnya di kota ini, kami diberikan 2 pilihan tempat produksi unggulan untuk dikunjungi tapi produk yang satu lagi adalah pabrik pengolahan minuman beer jadi kami ragu karena ngeri nanti mabuk dan akan lupa pulang hahaha.
Kamudian kami mengunjungi tempat pengolahan keju konvensional di Zaanse Schans yang merupakan desa pertanian yang mempunyai banyak kincir angin sehingga menarik para wisatawan datang ke sana, jaraknya hanya sekitar 15 menit mengendarai mobil dari Amsterdam.
Tempat ini merangkap sebagai toko kue khas Belanda dan yang memimpin tur saat itu, pemiliknya sendiri yang sangat mahir menunjukan cara mengolah susu menjadi keju dengan peralatan sederhana tapi saya tidak bisa fokus mendengar penjelasannya walau dia fasih berbahasa Inggris karena wajahnya ganteng jadi salfok hahaha
Yang terakhir saat berunjung ke negara tetangga, Thailand tepatnya di kota Pattaya yang jaraknya ditempuh dengan mobil sekitar 1 jam 30 menit dari Bangkok.
Sebelum pandemic covid-19, negara ini merupakan destinasi popular yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara di Asia Tenggara. Kami diajak melihat tempat penangkaran lebah sekaligus tempat pengolahan madunya, rombongan kami banyak yang memborong madu disana karena memang terkenal dengan kualitasnya untuk dikonsumsi sendiri, juga sebagai oleh oleh untuk keluarga dan kenalan.
Kemudian lanjut berkunjung ke tempat produksi minyak kayu putih yang diolah dengan system modern, ternyata dari tumbuhan kayu putih bisa diolah untuk berbagai produk, tidak hanya dalam bentuk minyak tapi juga balsem untuk obat dan aromatik yang dikemas dalam bentuk lilin dan sabun. Saya betah berlama lama di tempat ini karena aroma wanginya.
Kesamaan semua tempat tempat itu, kita dapat melihat keseriusan masing masing pemerintah ikut serta memajukan produk lokal yang dikemas dalam paket wisata. Saya kurang tahu apakah di Indonesia mempunyai jenis wisata yang menarik seperti ini? Sejauh ini yang saya dengar hanya wisata “popular”di daerah Puncak , Bogor hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H