Data We Are Social Tahun 2024 mengatakan bahwa 68,5% penduduk Indonesia sebelum memutuskan membeli terlebih dahulu melakukan riset brands secara online. Artinya lebih dari 50% penduduk Indonesia bergantung pada layanan digital untuk menginterpretasikan informasi terhadap brands atau barang sebelum dibeli.
Dalam psikologi konsumen di lingkungan digital dewasa ini, banyak faktor yang berpengaruh terhadap perilaku tersebut, diantaranya pengaruh media social, FOMO, serta pengaruh ulasan dan juga rating online.
Pengaruh ulasan dan rating online
Dampak psikologis ulasan tidak dapat diremehkan, karena ulasan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi persepsi calon pembeli dan pada akhirnya mempengaruhi keputusan pembelian. Teori Psikologi yang mendasari pengaruh tersebut setidaknya terbentuk karena:
1. Bukti sosial (social proof). Tidak dipungkiri manusia adalah makhluk sosial, dan kita cenderung mencari bimbingan dan validasi dari orang lain.
Bayangkan ketika Ikbal yang tadi mencari tempat makan yang enak di Bandung, dia menemukan tempat makan yang ulasannya positif yang memuji rasa makanannya, pelayanannya dan suasananya.
Ulasan positif ini adalah bukti sosial yang mempengaruhi Ikbal memilih tempat tadi dibandingkan dengan tempat yang tidak banyak diulas dan ulasannya negatif.
2. Efek Bandwagon. Efek ini menunjukkan bahwa orang lebih cenderung mengadopsi perilaku atau membuat keputusan jika mereka melihat orang lain melakukan hal yang sama.
Studi kasus telah menunjukkan bahwa produk dengan jumlah ulasan yang lebih tinggi cenderung menghasilkan lebih banyak penjualan, karena efek ikut-ikutan mendorong konsumen untuk mengikuti kerumunan.
3. Pengaruh Emosional. Ulasan memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi calon pembeli, yang dapat sangat memengaruhi proses pengambilan keputusan mereka.
Ulasan positif yang ditemui oleh Ikbal ketika mencari tempat makan yang enak di Bandung tadi, menciptakan rasa gembira dan keinginan. Sedangkan ulasan negatif dapat memicu perasaan ragu, skeptisisme, dan rasa risiko.