Mohon tunggu...
Apriana Susaei
Apriana Susaei Mohon Tunggu... Administrasi - senang menulis apa saja

sedikit pengalaman, kurang membaca, jarang belajar dari orang lain, banyak merenung dan senang menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kenapa Sih, Mi Instan Itu Enak Banget?

13 Agustus 2022   14:11 Diperbarui: 13 Agustus 2022   14:57 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mie goreng (Pixabay/gianyasa)

Seminggu yang lalu anak saya yang masih duduk di kelas lima SD bertanya, saat itu kami sekeluarga sedang duduk mengobrol tentang bahaya jika makan mi instan terlalu berlebihan.

“Ayah, kenapa kalo gak sehat, orang-orang masih tetap makan mi instan?” tanyanya diliputi rasa penasaran.

“Kalo gak sehat, kenapa masih di jual?” sambungnya kemudian tanpa menyisakan kesempatan bagi saya untuk menjawab.

Siapa yang tak suka makan mi instan, dari anak kos sampai bos, dari orang kaya sampai rakyat jelata, nampaknya semua suka mi instan. Betul deh, bagi orang Indonesia, makanan ini begitu populer. Di beberapa tempat malah dibuat sebagai makanan pokok.

Kemudian, yang tak kalah populer lagi, masyarakat Indonesia sering menambahkan nasi pada hidangan mi instan.  

Dari warung pinggir jalan sampai restoran, mi instan sudah biasa dijajakan. Mi instan kadang dimakan dengan tambahan sayuran dan makanan olahan lainnya.

Mulai dari warung indomie (warmindo) atau warung burjo (bubur kacang ijo) di pinggir jalan, mereka biasa menambahkan telur dan sayur Sawi pada hidangan mi instan sampai dengan tambahan bakso, sosis, daging kornet, jamur atau topping keju di restoran-restoran.

Harganya yang murah memang penolong di masa susah. Cukup mengeluarkan uang lima ribu rupiah, perut lapar tak bertambah parah.

Mi instan mudah didapatkan dimana-mana, di warung kelontong sebelah rumah bahkan sampai supermarket yang tergolong mewah. Semua ada.

Saya termasuk orang yang selalu membatasi keluarga untuk makan mi instan. Jikapun harus makan mi instan, hidangannya dicampur dengan macam-macam sayuran, seperti sayur Sawi, Pokcoy sampai Toge. Agar lebih nikmat saya biasa menambahkan bawang goreng.

Menjawab pertanyaan anak saya tadi, laman alodokter menyebutkan, mi instan disebut tak sehat lantaran memiliki kandungan karbohidrat, lemak, dan garam yang tinggi, tetapi rendah protein, serat, vitamin, dan mineral. Jika dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan resiko seperti: gangguan pencernaan, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan gangguan ginjal.

Jika ditengok, menurut Kompas, Indonesia merupakan negara kedua setelah Cina dan Hongkong dalam urusan pengkonsumsi mie instan terbanyak sepanjang tahun 2021. Orang Indonesia telah menghabiskan 13.270 porsi mi instan dengan mi goreng adalah salah satu jenis mi yang paling populer.

Itu artinya, mi instan yang ada di Indonesia memang enak. Orang Indonesia doyan makan mi instan.

Pemakan Bumbu

Masyarakat Indonesia sebenarnya adalah pemakan bumbu. Rempah dan bumbu yang selalu ada dalam masakan nusantara telah mendominasi pengecap rasa dalam lidah kita. Hal inilah yang memunculkan ungkapan pada dasarnya orang Indonesia bukan pemakan daging, tapi pemakan bumbu.

Lihatlah orang bule, mereka terbiasa makan daging sapi yang dibakar lalu cukup ditaburi garam dan merica. Tapi di Indonesia, daging tersebut perlu diolah menjadi rendang yang kaya dengan bumbu rempah-rempah agar enak di makan atau daging tersebut perlu diolah menjadi soto supaya lebih nikmat untuk disantap.

Hal yang sama dengan mi instan, perpaduan bumbu yang ada dalam mi instan berupa bumbu minyak dan monosodium glutamat (MSG) inilah yang menentukan mi instan itu terasa enak.

Menurut Kompas, MSG merupakan senyawa yang membuat masakan terasa lebih sedap. Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia telah menganggap MSG aman di konsumsi.

Apakah anda pernah merasakan makan mi instan tanpa bumbu? buat saya rasanya tak enak. MSG dalam mi instan disinyalir bertugas “menipu” syaraf pengecap lidah untuk menyampaikan ke otak bahwa rasa yang dikecap itu nikmat.

Ditambah dengan berbagai rasa dari bumbu nusantara, ternyata membuat mi instan lebih enak untuk dinikmati.

Banyak Rasa

Saking selera masakanan orang Indonesia penuh dengan bumbu, dibuatlah ragam rasa mi instan. Tengok saja Indomie, dilansir dari laman Indomie, setidaknya ada 7 varian produk Indomie dengan berbagai rasa yang dipasarkan.

Indomie goreng contohnya, Indomie menawarkan 10 rasa indomie, mulai dari mi goreng special sampai mi goreng rendang. Pun demikian dengan indomi kuah dan varian produk lainnya.

Beragamnya rasa mi instan juga terdapat pada mi instan merk mie sedaap, supermie dan mie instan ABC.

Saya pikir produsen mi sangat pintar membidik segmentasi dan diferensiasi konsumen berdasarkan selera lidah orang Indonesia yang beragam.

Saat ini, mereka bahkan menambahkan aneka bumbu sambal pada varian mi instan.

Jika harga mi instan naik, saya pikir olahan pangan alternatif yang lain perlu ada inovasi rasa, olahannya perlu dibuat beragam seperti mi instan yang dibuat “banyak rasa” dari berbagai bumbu nusantara sesuai dengan selera lidah orang Indonesia.

Karena menurut saya, pada dasarnya orang Indonesia adalah pemakan bumbu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun