"Indonesia adalah negara kedua di Asia Tenggara, setelah Vietnam, yang mengalami ledakan jumlah orang yang memasuki dunia digital. Jadi, dunia digital sesungguhnya dipenuhi orang-orang baru."
Pernyataan Rhenald Kasali itu berasal dari salah satu cuplikan webinar series Program Join yang saya tonton di microsite Indihome beberapa minggu yang lalu.
Beda lagi dengan Yuswohadi, dalam program yang sama, dia mengatakan bahwa, "pandemi telah mengakselerasi migrasi physical learning ke online learning, atau diistilahkan MOOCs, Massive Open Online Course, bisnis yang diperkarakan akan booming saat pandemi dan post pandemi."
Pengetahuan dalam microsite ini sangat penting untuk menambah wawasan dan berkolerasi dengan kehidupan sehari-hari abdi negara. Karena perubahan dalam dunia digital nyata dalam dunia sehari-hari.
Transformasi digital berubah sangat cepat, tak ayal hal ini juga menuntut sektor publik (pemerintahan) untuk mempercepat transformasi digital seperti yang dilakukan telah lama oleh sektor swasta (private).
Tranformasi digital mendorong kebijakan, pelayanan publik dan sistem bekerja yang efektif dan efisien di sektor publik. Pandemi dan kebijakan Working Anywhere nampaknya akan mempercepat proses transformasi tersebut.
Seluruh pekerjaan yang dilakukan secara analog berangsur-angsur berubah menjadi digital. Misalnya tumpukan kertas, box file, buku-buku peraturan di meja telah berubah menjadi komputer awan (cloud computing).
Banyak aplikasi yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan sehari-hari seorang abdi negara, rapat-rapat daring, disposisi atasan dan absensi pegawai hampir semuanya dilakukan secara daring.
Pun demikian, hampir semua jabatan abdi negara baik yang sifatnya administratif dan fungsional teknis membutuhkan koneksi internet dalam seluruh aspek pekerjaan.
Aplikasi keuangan, kepegawaian, perencanaan di pemerintah pusat saat ini menggunakan aplikasi web based; gurupun dituntut produktif dalam kegiatan belajar mengajar menggunakan aplikasi daring.
Di masa depan, kursus, diklat dan kegiatan belajar secara daring bahkan webinar akan menjadi trend di lingkungan abdi negara.
Lebih lanjut, manfaat internet dan keberadaan layanan IndiHome dapat mengakomodir semua aktivitas digital abdi negara tersebut tanpa batas.
Literasi digital
Kebutuhan akan internet di kalangan abdi negara perlu diimbangi dengan literasi digital. Literasi digital pada kalangan abdi negara perlu ditingkatkan.
Kecakapan literasi digital yang bagus dimaknai dengan kemampuan menggunakan internet dan mengoperasikan media digital serta kemampuan melakukan proses mediasi media digital tersebut secara produktif dan bertanggung jawab.
Aktivitas digital lebih banyak dilakukan anak muda di kalangan abdi negara, karena anak muda adalah digital native. Mereka lahir di lingkungan era digital yang dikelilingi internet, komputer, smartphone juga video game.
Setidaknya data survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengindikasikan hal sama, di mana penetrasi internet tahun 2022 di Indonesia didominasi oleh kelompok usia 13-18 tahun sebanyak 99,16 persen, sedangkan usia 19-34 tahun sebanyak 98,64 persen dan kelompok 35-54 sebanyak 87,3 persen.
Namun, Wrihatnolo (2020) pada Seminar daring Literasi Digital SDM Aparatur di Pudiklatren Bappenas menemukan bahwa dari 4.286.918 Jumlah ASN di Indonesia terdapat 1.873.391 yang dikategorikan "tahu digital"; 524.831 "menerapkan digital"; 93.453 "memanfaatkan untuk menghasilkan pertambahan nilai buat pekerjaan dan dirinya"; 12.975 "memanfaatkan digital untuk meningkatkan produktivitas pekerjaan".
Artinya, sebanyak 43 persen jumlah ASN masih belum produktif menggunakan media digital untuk pekerjaan mereka. Untuk itu, Layanan IndiHome dapat mengoptimalkan manfaat internet untuk meningkatkan literasi digital pada kalangan abdi negara.
Peningkatan tersebut setidaknya pada aspek: Digital skill, Digital safety, Digital Ethics dan Digital culture. Kedepan Telkom Indonesia dapat bekerja sama dengan instansi pusat dan daerah untuk meningkatkan literasi digital.
Pangsa pasar
Melihat ceruk pasar yang potensial, beberapa tahun yang lalu, IndiHome kerap mengadakan promo pemasangan baru untuk kalangan abdi negara.
Keunggulan IndiHome diantaranya adalah cakupannya yang luas, Layanan IndiHome tersedia hampir di seluruh pelosok Indonesia, terlebih dengan adanya teknologi fiber optic membuat layanan internet IndiHome terbilang stabil dan layak jika disebut internetnya Indonesia.
Hal ini sangat berkolerasi, mengingat sebaran jumlah PNS instansi pusat dan daerah hampir merata di setiap provinsi. Statistik PNS tahun 2021 dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengindikasikan sebanyak 936.801 PNS pusat tersebar di daerah dengan konsentrasi terbanyak di Provinsi DKI Jakarta dan paling sedikit di Provinsi Kalimantan Utara.
Pun demikian dengan PNS Instansi Daerah, sebanyak 3.058.775 PNS tersebar di seluruh Indonesia, dengan komposisi terbanyak di Provinsi Jawa Timur dan paling sedikit di Provinsi Bangka Belitung.
Dari jumlah itu, profesi guru merupakan jabatan terbanyak sejumlah 1.345.201 dan jabatan fungsional medis sebanyak 389.968. Kenyataan ini sebenarnya sudah diendus oleh layanan IndiHome dengan program IndiHome Study.
Indihome Study merupakan layanan Over-The-Top (OTT) edukasi dari Telkom Indonesia berisi digital buku sekolah elektronik, soal latihan belajar, soal latihan ujian dan video pembahasan dan tersedia dalam bentuk web, IoS dan Android.
IndiHome Study juga memberikan layanan untuk murid dan kalangan sekolah sebagai user.
Mengingat besarnya ceruk pasar dari kalangan abdi negara, bukan tidak mungkin kedepan IndiHome juga akan mengoptimalkan komunitas Sobat IndiHome dari kalangan abdi negara.
Sehingga, abdi negara dan Indihome tersambung (is connected) dalam seluruh aktivitas tanpa batas.
Â
#InternetnyaIndonesia #AktivitasTanpaBatas #IndiHomeBlogCompetition2022
