Mohon tunggu...
Suryono
Suryono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Terus melakukan perbaikan.

Owner kaos dakwah brand @KaosBapakSholeh, kaos exclusive yang hanya dibuat 313 kaos / desain / warnanya..

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Khilafah, Perlukah Tayang di Indonesia ini?

10 Agustus 2020   14:28 Diperbarui: 10 Agustus 2020   15:03 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa saat yang lalu publik dikejutkan dengan sebuah berita viral mengenai talkshow penayangan film Jejak Khilafah di Nusantara. Talkshow yang diadakan di Youtube tersebut membuat netizen pro dan kontra. Khilafah seolah menjadi momok yang tabu untuk dibahas di negeri ini. Di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini memang penempatan aturan Islam hanya dibolehkan dalam aturan akhlak, ibadah, aqidah, makanan dan pakaian.

Film Jejak Khilafah dan Negeri Merdeka? 

Momen kemerdakaan di bulan Agustus ini menjadi salah satu tonggak penting untuk mempersatukan negeri ini. Nasionalisme yang dimasukkan secara halus oleh penjajah di nusantara ini menjadi bahasan yang menarik mendekati pertengahan Agustus. Masuk bulan September dan seterusnya gaungnya akan semakin tidak terdengar. Perlu "momen" khusus untuk meningkatkan kekuatan gaungnya di masyarakat.

Sejak perjuangan kemerdekaan peran umat Islam dan non Islam tidak dipungkiri ada. Meskipun negeri ini mayoritas Muslim, namun non muslim juga banyak yang memperjuangkan kemerdekaan. Dari segi jumlah pejuangnya jelas masyarakat muslim lebih banyak. Meskipun demikian, tidak bisa memaksakan penerimaan aturan Islam dalam negara karena aspek menang jumlah tadi.

Hal tersebut dilanjutkan dengan perjuangan sebagian pendiri bangsa untuk menerapkan aturan Islam. Lewat berbagai macam diskusi dan lobby akhirnya perjuangan tersebut dihentikan atas nama "persatuan". Hingga kini persatuan tersebut terus diperjuangkan, buktinya ada banyak wilayah yang memiliki pejuang kemerdekaan dari Republik Indonesia.

Saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami kenaikan taraf berfikir seputar aturan Islam sedikit demi sedikit. Jika kita flashback di tahun 2000 an awal, orang yang mengerti frase kata "sistem khilafah" jumlahnya amat sedikit. Akan sering keliru dengan khafifah dan khilafiah. Namun hal tersebut berubah, saat ini sudah banyak orang yang paham bahwa sistem khilafah adalah bagian dari syariat Islam.

Film khilafah yang diprakarsai oleh Nicko Pandawa menjadi salah satu dari sekian cerita kehidupan di negeri ini. Sebuah upaya untuk menyadarkan masyarakat bahwa di nusantara ini, dulu sejak zaman kerajaan memiliki hubungan baik dengan khalifah kaum muslimin. Apakah film khilafah ini masih relevan disajikan di era demokrasi kapitalistik seperti saat ini?

Beberapa Poin Kritik Sistem Khilafah

Gagasan yang baru, meski aslinya lama dan menjadi bagian dari tradisi fikih umat Islam biasanya akan mengalami penolakan. Berikut ini beberapa poin keberatan akan sistem khilafah. Hal ini pula yang menjadikan sebagian netizen menolak adanya pemutaran film Jejak Khilafah di Nusantara ini.

#1  Negeri ini bukan mayoritas muslim

Negeri Indonesia secara fakta memang bukan terdiri dari umat islam seratus persen. Bahkan bisa jadi tidak ada negera di dunia yang seratus persen penduduknya adalah muslim. 

Hal tersebut menjadi alasan kuat penolakan sistem khilafah dan juga tentu dengan film sejarah khilafah di nusantara. Jika kita lihat dari kacamata Islam sebagai sebuah ideologi. Ideologi sosialisme dan kapitalisme bisa mengatur warga negara dengan "caranya". Ideologi Islam juga punya "cara" tersendiri dalam pengaturan warna non muslim.

Adakalanya warna non muslim mendapatkan benefit, seperti terjaga darah, harta dan kehormatannya. Adakalanya juga berbeda, seperti diminta untuk membayar jizyah bagi yang memiliki kemampuan. Umat islam dalam sistem kapitalisme juga sama, bisa beribadah dengan leluasa, namun disisi lain diminta diam saat ada diskotek yang menjual miras dibuka di depan rumahnya.

Ada yang lucu dan menggelikan dari meme yang tersebar saat viral film khilafah tempo hari. Salah seorang netizen bernama Doni Riwayanto membuat meme dengan tulisan "Keislamanmu adalah jejak khilafah, demokrasi adalah jejak penjajah". Jadi semakin dihambat, berbagai macam trik dan intrik ideologi kapitalisme malah akan terbuka. Masyarakat jadi semakin pinter nantinya.

#2 Akan terjadi perpecahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun