Beberapa saat yang lalu publik dikejutkan dengan sebuah berita viral mengenai talkshow penayangan film Jejak Khilafah di Nusantara. Talkshow yang diadakan di Youtube tersebut membuat netizen pro dan kontra. Khilafah seolah menjadi momok yang tabu untuk dibahas di negeri ini. Di negeri yang mayoritas penduduknya muslim ini memang penempatan aturan Islam hanya dibolehkan dalam aturan akhlak, ibadah, aqidah, makanan dan pakaian.
Film Jejak Khilafah dan Negeri Merdeka?Â
Momen kemerdakaan di bulan Agustus ini menjadi salah satu tonggak penting untuk mempersatukan negeri ini. Nasionalisme yang dimasukkan secara halus oleh penjajah di nusantara ini menjadi bahasan yang menarik mendekati pertengahan Agustus. Masuk bulan September dan seterusnya gaungnya akan semakin tidak terdengar. Perlu "momen" khusus untuk meningkatkan kekuatan gaungnya di masyarakat.
Sejak perjuangan kemerdekaan peran umat Islam dan non Islam tidak dipungkiri ada. Meskipun negeri ini mayoritas Muslim, namun non muslim juga banyak yang memperjuangkan kemerdekaan. Dari segi jumlah pejuangnya jelas masyarakat muslim lebih banyak. Meskipun demikian, tidak bisa memaksakan penerimaan aturan Islam dalam negara karena aspek menang jumlah tadi.
Hal tersebut dilanjutkan dengan perjuangan sebagian pendiri bangsa untuk menerapkan aturan Islam. Lewat berbagai macam diskusi dan lobby akhirnya perjuangan tersebut dihentikan atas nama "persatuan". Hingga kini persatuan tersebut terus diperjuangkan, buktinya ada banyak wilayah yang memiliki pejuang kemerdekaan dari Republik Indonesia.
Saat ini bangsa Indonesia sedang mengalami kenaikan taraf berfikir seputar aturan Islam sedikit demi sedikit. Jika kita flashback di tahun 2000 an awal, orang yang mengerti frase kata "sistem khilafah" jumlahnya amat sedikit. Akan sering keliru dengan khafifah dan khilafiah. Namun hal tersebut berubah, saat ini sudah banyak orang yang paham bahwa sistem khilafah adalah bagian dari syariat Islam.
Film khilafah yang diprakarsai oleh Nicko Pandawa menjadi salah satu dari sekian cerita kehidupan di negeri ini. Sebuah upaya untuk menyadarkan masyarakat bahwa di nusantara ini, dulu sejak zaman kerajaan memiliki hubungan baik dengan khalifah kaum muslimin. Apakah film khilafah ini masih relevan disajikan di era demokrasi kapitalistik seperti saat ini?
Beberapa Poin Kritik Sistem Khilafah
Gagasan yang baru, meski aslinya lama dan menjadi bagian dari tradisi fikih umat Islam biasanya akan mengalami penolakan. Berikut ini beberapa poin keberatan akan sistem khilafah. Hal ini pula yang menjadikan sebagian netizen menolak adanya pemutaran film Jejak Khilafah di Nusantara ini.
#1 Â Negeri ini bukan mayoritas muslim
Negeri Indonesia secara fakta memang bukan terdiri dari umat islam seratus persen. Bahkan bisa jadi tidak ada negera di dunia yang seratus persen penduduknya adalah muslim.Â
Hal tersebut menjadi alasan kuat penolakan sistem khilafah dan juga tentu dengan film sejarah khilafah di nusantara. Jika kita lihat dari kacamata Islam sebagai sebuah ideologi. Ideologi sosialisme dan kapitalisme bisa mengatur warga negara dengan "caranya". Ideologi Islam juga punya "cara" tersendiri dalam pengaturan warna non muslim.
Adakalanya warna non muslim mendapatkan benefit, seperti terjaga darah, harta dan kehormatannya. Adakalanya juga berbeda, seperti diminta untuk membayar jizyah bagi yang memiliki kemampuan. Umat islam dalam sistem kapitalisme juga sama, bisa beribadah dengan leluasa, namun disisi lain diminta diam saat ada diskotek yang menjual miras dibuka di depan rumahnya.
Ada yang lucu dan menggelikan dari meme yang tersebar saat viral film khilafah tempo hari. Salah seorang netizen bernama Doni Riwayanto membuat meme dengan tulisan "Keislamanmu adalah jejak khilafah, demokrasi adalah jejak penjajah". Jadi semakin dihambat, berbagai macam trik dan intrik ideologi kapitalisme malah akan terbuka. Masyarakat jadi semakin pinter nantinya.
#2 Akan terjadi perpecahan
 Ada kekhawatiran tentang akan adanya perpecahan saat sistem khilafah dipakai di Indonesia ini. Netizen yang menolak sistem khilafah tentu akan menolak penayangan film khilafah di media apapun. Baik itu melalui youtube, live ig, facebook atau bahkan duduk dirumah menggunakan layar hp dan kuota sendiri hasil jerih payah dari pekerjaan yang halal.Â
Hal tersebut cukup beralasan karena dengan sistem kapitalisme saat ini pun sudah banyak wilayah yang minta berlepas diri dari Indonesia. Kita bisa lihat adanya gerakan yang melakukan perjuangan membebaskan diri dari NKRI di Papua, Maluku hingga Aceh.
Film khilafah dikhawatirkan akan membuat orang sadar dengan aturan Islam soal bernegara. Sehingga nanti jika benar-benar umat sadar akan sistem Islam dan menginginkannya, wilayah yang ingin merdeka tersebut semakin menemukan alasan untuk berlepas diri dari Indonesia. Meskipun aslinya asumsi tersebut tidak beralasan, karena secara fikih wilayah yang sudah tergabung dalam sistem Islam dilarang untuk melepaskan dirinya. Jadi semisal negeri ini bertranformasi memakai aturan Islam, jelas tidak akan melepaskan wilayah tersebut. Akan dijaga dengan sekuat tenaga.
Dimana sumber info film khilafah?
Ada banyak lagi alasan menolak sistem khilafah, namun hal tersebut. Pembaca yang budiman bisa cari sendiri secara online. Namun aslinya itu saja tidak cukup. Jika ada sedikit keberanian dan keinginan untuk mendapatkan fakta yang lebih detail, carilah orang-orang yang memperjuangkan sistem khilafah. Temui secara online dan ajaklah diskusi baik-baik. Sampling satu saja tidak cukup, agar komprehensif temui dari para pejuang khilafah yang berasal dari banyak jenjang. Baik lama tidaknya di partai politik tersebut, pendidikannya atau usahanya.
Untuk mendapatkan informasi seputar film khilafah, cari sumber yang primer juga. Anda bisa berkunjung ke halaman resmi mereka di instagram ataupun channel youtube yang dipakai untuk talkshow launching film khilafah beberapa waktu yang lalu. Tulisan dari media mainstream kadang tidak berasal dari sumber resmi yang bisa dipercayai. Dan jangan hanya sepakat dengan apa kata orang, perlu diteliti sendiri sejauh mana bagus tidaknya film khilafah ini dengan diri kita sendiri.
Film jejak khilafah, bagus atau tidak?
Menjawab film jejak khilafah di nusantara itu bagus atau tidak tergantung dari diri kita sendiri. Jika kita sudah antipati dengan solusi dari ideologi Islam, adanya film tersebut adalah ancaman bagi sistem kehidupan kapitalisme liberal saat ini. Berbagai kerusakan seperti pergaulan bebas, korupsi, kemiskinan dan sebagainya agaknya perlu dilestarikan dengan tetap menerapkan kapitalisme liberal secara kaffah di negeri ini.
Namun jika Anda termasuk orang yang khawatir dengan kondisi negeri ini, melihat perspektif penerapan islam di zaman dahulu bisa menjadi obat kerinduan akan perbaikan. Bisa jadi Anda akan menemukan solusi perbaikan di kehidupan saat ini. Jadi, baik buruknya tergantung saat ini Anda berada di posisi mana, apakah termasuk orang yang sudah tsiqah dengan ideologi kapitalisme, orang yang sudah sepakat dengan ideologi Islam atau baru melakukan pencarian solusi di negeri ini dan terbuka pemikirannya. Satu hal yang pasti, yaitu selamat menyimak pergulatan pemikiran di masyarakat dengan adanya film khilafah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H