Mohon tunggu...
Suryono Brandoi Siringoringo
Suryono Brandoi Siringoringo Mohon Tunggu... Jurnalis -

Aku bukan seorang optimis yg naif yg mnghrapkan harapan-harapanku yg dkecewakan akan dpnuhi dan dpuaskan di masa dpan. Aku juga bukan seorang pesimis yg hdupnya getir, yg trus menerus brkata bhw masa lampau tlh mnunjukan bhw tdk ada sesuatu pun yg bru dbwah matahari. Aku hanya ingin tmpil sbg manusia yg membwa harapan. Aku hdup dgn kyakinan teguh bhw skrng aku bru mlhat pantulan lembut pd sbuah kaca, akan tetapi pd suatu hari aku akan brhdpan dgn masa dpn itu, muka dgn muka.

Selanjutnya

Tutup

Politik featured

Demonstrasi Anarkis Tidak Dibenarkan, tapi Tidak Bisa Disalahkan

8 April 2012   06:54 Diperbarui: 26 September 2019   08:36 20306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi demokrasi dalam bermasyarakat,demonstrasi merupakan hal yang wajar terjadi. [sumber: kompas.com]

Sehingga, masyarakat merespon isu kenaikan BBM dengan demonstrasi. Namun Sayangnya, meski situasi kian memanas tiap harinya, tetap saja pemerintah bergeming dengan keputusannya dan DPR malah asyik dengan lobi-lobi politiknya untuk memenangkan kepentingan. 

Jangankan menyanggupi tuntutan para pendemo, untuk mendengarkan aspirasi dan mengajak pendemo berdialog pun tak dilakukan pemerintah. Padahal adalah hal yang wajib dilakukan pemerintah untuk mendengarkan aspirasi publik dan mengajak berdialog. 

Tak ayal, dari ketakresponan pemerintah terhadap aspirasi masyarakat. Sekaligus juga dari kelambatan DPR merespon tuntutan masyarakat. Alhasil, aspirasi yang tersumbat ini akhirnya mencari tempat untuk meluapkannya. Para pendemo akhirnya mencari cara agar aksi mereka mendapat perhatian dari pemerintah. 

Akhirnya, cara-cara tak terpuji itu tak terhindarkan terjadi. Sekali lagi, meski tidak dibenarkan, namun ini adalah fakta yang tak bisa dinafikan. Unjuk rasa disertai kekerasan yang merusak fasilitas publik memang tidak dibenarkan dalam demokrasi. 

Tetapi menggeneralisir semua gerakan demonstrasi mahasiswa, buruh dan rakyat kemarin sebagai anarkis, anti-damai, sehingga menjadi beban sosial, tidaklah adil! 

Suara kekecewaan dan amarah menggelegar rakyat kemarin wajar dinyatakan karena mereka melihat elite-elite bangsa di republik ini sudah mengalami diskonektisitas fungsional dengan rakyatnya. 

Hal ini harusnya menjadi pelajaran bagi pemerintah. Meresponi aspirasi rakyat adalah tindakan yang harus dikedepankan. Sekaligpun berbeda pandangan dengan masyarakat, setidaknya dengan mendengar dan mengajak berdialog, tentu negeri ini akan terjauh dari bentrok dan tindakan anarkis.*

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun