Dika terdiam. Ia tahu maksud ibunya. Jika orang lain tidak peduli, maka ia sendiri yang harus menunjukkan kepedulian itu.
Beberapa hari kemudian, Dika mulai sering mengunjungi Pak Rudi. Ia membantu membersihkan kandang, ikut menanam sayur, bahkan menemani Pak Rudi makan di teras rumahnya yang sederhana. Sedikit demi sedikit, beberapa orang mulai menyadari apa yang dilakukan Dika. Mereka mulai bertanya tentang keadaan Pak Rudi, dan perlahan ada yang datang membawa makanan atau bahan bangunan untuk memperbaiki rumahnya.
Tidak butuh waktu lama sebelum para petani dan peternak yang pernah belajar dari Pak Rudi mulai merasa malu. Mereka akhirnya sadar betapa besar jasa Pak Rudi bagi mereka. Dengan sukarela, mereka mengumpulkan hasil panen dan ternak untuk membantu kehidupan Pak Rudi.
Ketika semua itu terjadi, Dika kembali tersenyum. Ia belajar bahwa perubahan tidak bisa dipaksakan, tapi bisa dimulai dari satu hati yang peduli. Dan yang lebih penting, ia mengerti bahwa berbagi, baik itu ilmu maupun rezeki, adalah hal yang tidak boleh ditinggalkan. Sebab, dunia ini akan lebih baik jika manusia saling mengingat jasa dan berbagi kebaikan satu sama lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI