Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Budiman Kepala BP Taskin: Kemandirian Pangan Mulai dari Desa @KompasianaDESA

30 Januari 2025   11:45 Diperbarui: 30 Januari 2025   11:45 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budiman Sudjatmiko - Kepaa BP Taski

Artikel ini disarikan dari presentasi Budiman Sudjatmiko, Kepala BP Taskin, pada forum Zoom Meeting yang diadakan pada Kamis, 30 Januari 2025. Dalam upaya mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan, BP Taskin, Forum BUMDES Indonesia, dan Rumah Produksi Gizi berkolaborasi menciptakan ekosistem industri berbasis desa. Dengan strategi yang matang dan sinergi antar pemangku kepentingan, program ini bertujuan mewujudkan desa yang lebih mandiri dan sejahtera.

Mengapa Desa Perlu Berubah?

Indonesia memiliki sekitar 75.265 desa, yang jika dimanfaatkan dengan baik, dapat menjadi pilar utama perekonomian nasional. Sayangnya, ketergantungan pada impor pangan masih menjadi tantangan besar. Banyak desa memiliki sumber daya alam yang melimpah, tetapi belum dikelola secara maksimal. Oleh karena itu, pemanfaatan sumber daya lokal melalui industrialisasi pertanian dan peternakan menjadi solusi utama dalam membangun kemandirian desa.

Salah satu tantangan utama dalam pertanian desa adalah fragmentasi lahan akibat warisan turun-temurun. Banyak petani yang hanya memiliki lahan kurang dari satu hektare, yang menyebabkan produktivitas rendah dan kesulitan dalam mengadopsi teknologi modern. Oleh karena itu, pendekatan kolektif dalam pertanian menjadi penting agar desa dapat menghasilkan pangan yang lebih banyak dan berkualitas.

Program Unggulan yang Mengubah Nasib Desa

Untuk mencapai kemandirian desa, beberapa program unggulan telah dirancang:

  • Pencetakan sawah dan pertanian sayuran di 50.000 desa untuk meningkatkan ketahanan pangan.
  • Peternakan ayam dan sapi pedaging di 5.000 desa guna meningkatkan produksi protein hewani.
  • Industri pasca panen seperti pengolahan ayam, telur, sayuran, dan buah-buahan untuk meningkatkan nilai tambah produk desa.
  • Pelibatan BUMDES dan komunitas lokal untuk memastikan keberlanjutan ekonomi desa melalui manajemen dan distribusi hasil pertanian.

Sebagai contoh, di Kabupaten Musi Banyuasin, 39 desa difokuskan pada pencetakan sawah dan 50 desa lainnya khusus untuk pertanian sayuran. Sementara itu, di Kabupaten Ogan Komering Ilir, 60 desa dikelola melalui BUMDES untuk produksi pangan segar.

Dampak Positif yang Diharapkan

Implementasi program ini akan membawa berbagai dampak positif bagi desa-desa di Indonesia, di antaranya:

  • Mengurangi ketergantungan impor pangan dan meningkatkan kemandirian pangan nasional. 
  • Meningkatkan kualitas gizi masyarakat melalui program makan bergizi gratis untuk kelompok rentan. 
  • Menciptakan lapangan pekerjaan baru di sektor pertanian dan industri pengolahan pangan, sehingga mengurangi angka pengangguran di desa. 
  • Efisiensi anggaran negara, dari Rp 460 triliun menjadi Rp 200 triliun per tahun dengan mengurangi impor pangan dan meningkatkan produksi dalam negeri. 
  • Meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak, dengan memberi akses ke pasar yang lebih luas dan harga yang lebih stabil.

Sinergi Semua Pihak: Kunci Keberhasilan

Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat desa. Pemerintah memiliki peran dalam menyusun regulasi dan mengalokasikan anggaran, sementara sektor swasta dapat menyediakan teknologi, modal, dan akses pasar. Masyarakat desa sendiri harus terlibat secara aktif dalam produksi dan distribusi hasil pertanian agar tercipta ekosistem yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun