Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pagi Ditemani Bubur Barobbo dan Cerita Nasib Pedamping Desa @KompasianaDESA

20 Januari 2025   15:36 Diperbarui: 20 Januari 2025   18:14 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Dulu bubur ini hanya disajikan untuk kalangan bangsawan," jelasnya. 

"Nah, itu dia. Bangsawan nggak mungkin makan barobbo pagi-pagi," sahutku sambil terkekeh. 

"Loh, kok gitu, Pakde?" 

"Bangsawan itu, kalau dalam Bahasa Jawa, adalah singkatan dari bangsa tangi awan---orang-orang yang bangun siang!" 

Tawa kami pecah bersamaan, disusul tawa Bu Maya, si penjual bubur. Suasana pagi itu terasa ringan dan akrab. 

Kami masih berbincang sejenak tentang kondisi pendamping desa, politik lokal, dan tantangan pembangunan desa. Namun, sekitar setengah jam kemudian, pemuda itu pamit. Katanya, dia harus segera ke tempat lain. 

"Pakde, makasih ya atas nasihatnya. Semoga ada rejeki waktu ketemu lagi." 

Aku mengangguk. "Hati-hati di jalan. Jangan lupa, kerja baik itu lebih penting daripada politik jangka pendek." 

Setelah dia pergi, aku melanjutkan obrolan santai dengan Bu Maya sambil memesan secangkir teh dan sebungkus pisang goreng. 

"Asyik juga obrolannya tadi, anak aktifis partai ya ?" tanya Bu Maya sambil menyusun mangkuk-mangkuk bekas pelanggan. 

"Bukan, saya jurnalis, dan kebetulan akrab dengan teman teman yang mengikuiti program saya" kataku sambal menyalakan batang rokokku. Selesai makan kalo ngga ngerokok rasanya ada yang kurang sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun