Mohon tunggu...
Suryokoco Suryoputro
Suryokoco Suryoputro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Desa - Kopi - Tembakau - Perantauan

Berbagi pandangan tentang Desa, Kopi dan Tembakau untuk Indonesia. Aktif di Organisasi Relawan Pemberdayaan Desa Nusantara, Koperasi Komunitas Desa Indonesia, Komunitas Perokok Bijak, Komuitas Moblie Journalis Indonesia dan beberapa organisasi komunitas perantau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pendamping Desa yang JARKONI Digital @KompasianaDESA

17 Januari 2025   15:12 Diperbarui: 17 Januari 2025   15:12 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sumber AI Generator

Perjalanan semalam dengan bus menuju kota kecil ini membuat waktu terasa melesat cepat. Bus yang begitu nyaman hampir saja membuat aku terlewatkan turun karena tertidur lelap. Untung saja kernet dengan sigap membangunkan aku ketika bus mendekati terminal.

Ketika jarum jam menunjuk pukul 07.00 pagi, aku akhirnya tiba di terminal yang masih terlihat baru. Dengan langkah santai, aku mencari secangkir kopi untuk menyegarkan badan dan pikiran.

Di pojok dekat pintu keluar terminal, sebuah warung kecil dengan papan bertuliskan "Warung Kopi Bu Darmi" menarik perhatian aku. Seorang ibu setengah baya menyambut dengan senyum hangat. "Silakan, Mas, mau pesan apa?" tanyanya ramah.

"Satu kopi hitam, Bu," jawab aku sambil mengambil tempat duduk.

Tak lama, secangkir kopi hitam panas tersaji di depanku. Aromanya yang khas menyeruak, langsung menggoda indra penciuman. Aku ambil tahu isi goreng yang baru diangkat dari penggorengan---hangat dan renyah.

"Terminalnya kelihatan baru, ya, Bu?" aku memulai obrolan ringan sambil menyeruput kopi lanjut menyalakan rokok.

bu Darmi tersenyum. "Iya, Mas. Baru dua bulan diresmikan. Alhamdulillah, sekarang bus-bus sudah tertib menurunkan penumpang di terminal. Jualan aku jadi lebih laku daripada dulu."

Kami berbincang ringan tentang suasana terminal yang mulai ramai. Tiba-tiba, ponselku berbunyi, tanda pesan WhatsApp masuk.

"Pakde, ada di mana?" pesan itu dari seorang kawan, seorang pendamping desa.

"Sudah di terminal. Aku di warung kopi Bu Darmi, pojok dekat pintu keluar," jawabku.

Sesaat kemudian, kawan datang. Seperti biasa, wajahnya penuh semangat meski tampak sedikit kelelahan. Setelah memesan kopi, dia langsung menyalakan rokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun