Mohon tunggu...
FITRIA SURYAUTAMI
FITRIA SURYAUTAMI Mohon Tunggu... Penulis - Unas/communication/18

SERENYMORA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keruntuhan Media Masa di Era 4.0

8 Mei 2021   12:24 Diperbarui: 8 Mei 2021   12:27 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tampaknya apa yang dikemukakan oleh Baran dan McQuail tentang teori masyarakat massa, tengah berlangsung di Indonesia. Di mana masyarakat mudah dipengaruhi, media mempunyai kekuatan yang besar, sedangkan media banyak berperan disfungsional. 

News judgement banyak ditinggalkan oleh media kita demi mengejar rating dan prestise yang bermuara pada satu tujuan "keuntungan". media tidak lagi bijaksana dan lupa bahwa mereka adalah institusi sosial yang punya tanggung jawab menjaga tatanan sosial, mendidik masyarakat, bukan sekadar memberikan informasi. tetapi tidak mendidik. 

Mengacu kepada pendapat Peter Beroer dan Thomas Luckmann tentang realitas sosial sebagai sebuah konstruksi sosial, adalah benar bahwa kekerasan adalah sebuah realitas sosial. 

Jika media berkilah bahwa mereka hanva menyampaikan realitas yang ada. Mereka juga lupa bahwa apa vang mereka lakukan dengan menayangkan beragam tindak kekerasan dengan frekuensi yang sering, mereka berinteraksi dengan khalayak, dan ini dapat mengkonstruksi realitas sosial yang baru, kekerasan-kekerasan yang baru. 

Media mengangkat realitas kekerasan tetapi juga menciptakan realitas kekerasan. Namun yang menyedihkan adalah. bahwa terdapat kecenderungan bahwa media menciptakan kekerasan yang baru, dengan kekuatan mereka melalui isi dan kemasan pesan yang ditayangkan. Apakah hal ini disadari atau tidak, tapi terkadang ini juga menjadi sebuah dilema ketika media dihadapkan pada tujjuan utamnya sebagai lembaga bisnis.

Menurut bapak Abdul Khalik, S,Si., M.I.Kom. dalam Webinar Nasional IBI KKG (30/4/2021), bahwa khususnya media TV tidak akan mati tinggal tergantung bagaimana apakah TV itu bisa melakukan kreativitas dalam menghasilkan produk ke berbagai bentuk platform agar media TV masih bisa tetap eksis. Ada empat strategi yang bisa dilakukan media massa agar tetap bisa bertahan, yaitu Merger, Konvergensi, Diversifikasi ke media sosial, dan Layanan On Demand. 

Namun meski begitu, media televisi tetap bisa bertahan karena adanya masyarakat pedalaman yang tinggal di desa memiliki tingkat minat dalam menonton televisi dan menggunakan media cetak lebih besar. pada moment ini media televisi harus bisa meningkatkan dan mempertahankan konten-konten tersebut. dan selalu bisa membuat inovasi yang kreatif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun