Berbicara PSSI, tentu tak ada matinya. Prestasi yang menonjol adalah hal-hal buruk. Tentu kita tahu orang-orang di balik PSSI itu seperti apa. PSSI bukan ladang mencari nafkah. Tapi, dibutuhkan orang-orang yang total bekerja. Demi Merah Putih.
Mohon maaf. Jika timnas sukses, mereka berlomba cari muka. Mengakukan kesuksesan. Sebaliknya, mereka menghilang jika timnas melempem. Pengurus PSSI seakan tidak peduli. Mereka menjauh dari media.
Wajar sepak bola kita 'gini-gini' saja. Selama tak ada perubahan paling mendasar. Presiden Joko Widodo sudah memperingatkan: olahraga kita perlu direview total. Bukan lagi evaluasi. Termasuk sepak bola. Olahraga paling favorit. Tapi acap bikin hati rakyat menjerit.
Review total segala aspek. Mulai dari SDM pemain, manajerial, konsep pembinaan, kompetisi, infrastruktur, maupun kualitas pelatih.
Pondasi sepak bola kita belum kokoh. Bagaimana bermain yang baik dan benar. Sepak bola bukan permainan individu. Tapi kolektivitas tim. Saya tak melihat utuh dalam permainan timnas.
Mari kita jujur mengakui sepak bola Vietnam lebih baik. Padahal kita lebih dulu mengenal permainan 11 lawan 11. Mereka sempat belajar dari kompetisi kita. Kini, giliran kita harus belajar dari mereka.
Melihat laga semalam, Â tampak jelas Timnas kita kalah kelas. Dari semua aspek. Penguasaan bola (53-47), shot on target (14-9), operan (379-350), dan pelanggaran (12-17). Â
Tidak perlu malu mengakui kelemahan dari pada kita nyinyir dengan hasil akhir. Kita harus belajar dari kekalahan. Pepatah mengatakan, pengalaman adalah guru terbaik. Saatnya review total sepak bola kita. *
Salam Olahraga
Suryansyah
Sekjen Siwo PWI Pusat