Mohon tunggu...
Retno Suryani
Retno Suryani Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis untuk mengikat kenangan

Konsultan Lingkungan, Senang bertemu masyarakat dan anak-anak, Sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gerimis di Awal Bulan Februari

15 November 2020   21:32 Diperbarui: 15 November 2020   21:43 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Kau terlalu baik. Selalu baik kepadaku. Kemanapun setelah ini kau melangkah, semoga Tuhan selalu melindungimu.", gumamku pelan.

Kutajamkan pandangan ke layar komputer. Sekarang, komputer sudah terhubung dengan jaringan internet. Siap menyediakan berjuta bahkan bermilyar informasi di seluruh penjuru dunia. Tubuhku mendadak kaku. Detak kardiak begitu cepat. Dadaku teramat sesak. Membaca sebuah pesan baru di emailku dari dia, laki-laki istimewa.

Tulisan itu kaku. Kata gantinya kacau. Bahasanya terlampau biasa. Sangat biasa. Diksinya jauh dari puitis. Sungguh, tulisan amat sederhana. Tapi, hatiku bergetar membacanya. Dadaku semakin sesak membaca ucapan terima kasihnya pada kalimat pertama. Dia berkata sungguh terharu oleh kata-kataku. Katanya, tak perlu takut menghadapi apapun. Gagal dan berhasil itu wajar adanya. Bukan hasil, tetapi proses dan bagaimana manusia belajar. Sungguh, bentengku yang kokoh melemah, sempurna luluh, dengan membaca sepotong kalimatnya : "tak perlu prestasi apapun, aku juga sudah bangga kepadamu."

Di balik jendela kamar, gerimis masih terus merintik ramah. Angin berhembus kecil mempermainkan daun-daun yang basah di depan rumah. Dahan dan ranting pun sesekali bergoyang, menyambut riang gurauan angin. Sama halnya di dalam jiwaku. Mendung gelap tiba-tiba menyelimuti hati. Gerimis turun, menghujam lembut di kedua pipiku. Kau, yang mereka bilang kaku dan dingin, yang tak pernah pandai menyampaikan perasaan, yang tak cukup mahir bermain pena, mau dan mampu menulis untukku. Bersama gerimis di awal bulan Februari ini, surat sederhana darimu membungkamku.

Meskipun diksinya sederhana, aku suka dengan tulisanmu...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun