Semuanya sudah digariskan dengan amat detail oleh Tuhan. Tidak ada kebetulan. Tidak ada yang terlewatkan. Namun, seorang guru mengajarkanku bahwa manusia dapat tetap bahagia terhadap apapun takdir yang harus dijalaninya dengan senantiasa bersyukur, senantiasa merasa lebih beruntung dengan sering-sering melihat mereka yang lebih "di bawah". Semua kejadian pada dasarnya baik asal disikapi dengan pemahaman baik.
Maafkan kami...orang-orang yang lebih tua, lebih dewasa, tetapi seringkali tidak arif di dalam memberikan pemahaman, menyikapi kehidupan. Maafkan kami...yang kadang tanpa sengaja justru tidak dapat menjadi teladan karena teramat sempit membuat banyak definisi atau parameter tentang hidup.
Pendapatmu benar bahwa setiap anak terlahir dengan keistimewaannya masing-masing. Jadi, jangan pernah merasa terbebani hanya karena kita tidak sama. Tetaplah jadi dirimu sendiri. Tetaplah berjuang mendefinisikan kata sukses, kata hebat, dengan caramu sendiri.Â
Manusia itu tidak ada yang sempurna. Ketika seseorang memiliki kelebihan pasti juga dilengkapi dengan kelemahan. Demikian sebaliknya, di balik kelemahan seseorang pasti terselip kelebihan.
Tetaplah menjadi anak yang baik, anak yang kuat. Sungguh meski jarang diucapkan, mbak bangga kepadamu. Tentang kamu yang jarang mengeluhkan sakitmu. Tentang kamu yang selalu dipuji guru-gurumu karena semangat juga keceriaanmu. Tentang kamu yang mulai menggemari buku. Tentang kamu yang terus mendisipinkan shalatmu. Teruslah semangat belajar...Tetaplah menjadi anak yang baik...
Dek, keadilan langit itu berjuta bentuknya. Yakini saja. Esok lusa semoga segala hal yang sedang kau ikhtiarkan, kau perjuangkan. Akan kau dapatkan......
Untuk Gadis  Berlesung Pipit yang Manis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H