Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-Nilai Kebajikan (Kesimpulan Modul 3.1 Calon Guru Penggerak Angkatan 5)
Berdasarkan Konsep pendidikan (Pratap Triloka) Ki Hadjar Dewantara "ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani" yang artinya di depan memberikan teladan, di tengah membangun dorongan/motivasi, di belakang memberikan dukungan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dan calon pemimpin-pemimpin pendidikan di masa depan, tentunya harus mempedomani filosofis pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan, dimana sekolah adalah "institusi moral" yang dirancang untuk membentuk karakter setiap warganya. Sekolah adalah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini dan dianggap penting oleh sekolah adalah teladan bagi murid. Kepemimpinan kepala sekolah tentunya berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai institusi moral. Kepala sekolah tentunya akan sering menghadapi sebuah persoalan yang harus diputuskan dengan penuh kebijaksanaan. Tentunya pengambilan keputusan bukanlah sesuatu hal yang mudah seperti membalikkan tangan. Dalam pengambilan suatu keputusan, seringkali kita bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika yang berlaku secara universal. Prinsip-prinsip etika sendiri berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati dan disetujui bersama, lepas dari latar belakang sosial, bahasa, suku bangsa, maupun agama seseorang. Nilai-nilai kebajikan universal bisa berupa antara lain Keadilan, Keselamatan, Tanggung Jawab, Kejujuran, Rasa Syukur, Lurus Hati, Berprinsip, Integritas, Kasih Sayang, Rajin, Berkomitmen, Percaya Diri, Kesabaran, Keamanan, dan lain-lain.
Kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Sebagai seorang pemimpin  tentunya kita akan menghadapi masalah yang merupakan "Dilema Etika atau "Bujukan Moral". Ketika nilai yang sama-sama benar berbenturan maka hal itu disebut dilema etika. Jika terdapat nilai benar melawan salah maka hal tersebut disebut bujukan moral. Mari kita telaah 4 Paradigma Dilema Etika, 3 Prinsip Pengambilan Keputusan serta 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan berikut ini:
Empat Paradigma Dilema Etika
1. Individual vs Community (Individu melawan kelompok)
  Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu melawan sebuah kelompok yang lebih besar, pertentangan antara kepentingan pribadi melawan kepentingan kelompok atau khalayak ramai/masyarakat.
2. Justice vs Mercy (Rasa Keadilan melawan Rasa Kasihan)
   Dalam paradigma ini pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang atau membuat pengecualian dengan alasan kemurahan hati dan kasih sayang.
3. Truth vs Loyalty (Kebenaran melawan Kesetiaan)
   Dalam paradigma ini, apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung tinggi nilai kesetiaan profesi, kelompok tertentu atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
4. Short term vs long term (Jangka pendek melawan jangka panjang)
   Seringkali kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada hal-hal yang setiap harinya terjadi pada kita, atau pada lingkup yang lebih luas misalnya pada isu-isu dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain lain.Â
Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan
Ends-based thinking (Berpikir berbasis hasil akhir)Â
"Saya lakukan karena itu yang terbaik untuk kebanyakan orang"
Aliran ini berpijak pada aliran utilitarianism, mengerjakan apa yang dapat menghasilkan kebaikan terbesar untuk jumlah orang terbanyak.
Mengukur/menguji konsekuensi suatu keputusan.Â
Prinsip moral berpatokan pada kepentingan institusi
Rule-based thinking (Berpikir berbasis peraturan)
"Ikuti aturan -aturan atau prinsip yang telah ditetapkan".
Prinsip deontologis berasal dari Bahasa Yunani "deon" berarti tugas atau kewajiban.
Berpusat pada tugas/ kewajiban
Care-based thinking (Berpikir berbasis rasa peduli)
Memutuskan sesuatu dengan pemikiran "apa yang Anda harapkan orang lain lakukan terhadap Anda?"
Disebut juga aturan emas
Banyak melibatkan empati
9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan
1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentanganÂ
  Pertama, mengidentifikasi masalah yang sedang kita hadapi. Kedua, memastikan bahwa masalah yang kita hadapi memang betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan sekedar masalah yang berhubungan dengan sopan santun dan norma sosial.Â
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini
   Jika berkaitan dengan moral tentunya kita semua harus merasa terpanggil untuk dapat menyelesaikannya.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
Apa yang terjadi di awal
Bagaimana hal itu bisa terkuak
Apa yang akhirnya terjadi
Siapa berkata apa pada siapa
menganalisis hal-hal apa saja yang potensial yang bisa terjadi di waktu yang akan datang.Â
4. Pengujian benar atau salah
Uji Legal
      Pertanyaan penting di uji legal ini adalah apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi itu? Bila jawabannya adalah iya,    maka situasi yang ada bukanlah antara benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral). Keputusan yang harus diambil dalam situasi adalah pilihan antara mematuhi hukum atau tidak, dan keputusan ini bukan keputusan yang berhubungan dengan moral.
Uji Regulasi
      Bila situasi yang dihadapi adalah dilema etika, dan tidak ada aspek pelanggaran hukum di dalamnya, mari kita uji, apakah ada pelanggaran peraturan atau kode etik di dalamnya
Uji Intuisi
      Langkah ini mengandalkan tingkatan perasaan dan intuisi Anda dalam merasakan apakah ada yang salah dengan situasi ini. Apakah tindakan ini mengandung hal-hal yang akan membuat Anda merasa dicurigai. Uji intuisi ini akan mempertanyakan apakah tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai-nilai yang Anda yakini.Â
Uji Publikasi
      Apa yang Anda akan rasakan bila keputusan ini dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan menjadi viral di media sosial. Sesuatu yang Anda anggap merupakan ranah pribadi Anda tiba-tiba menjadi konsumsi publik? Coba Anda bayangkan bila hal itu terjadi. Bila Anda merasa tidak nyaman kemungkinan besar Anda sedang menghadapi benar situasi benar lawan salah atau bujukan moral.Â
Uji Panutan
      Dalam langkah ini, Anda akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh seseorang yang merupakan panutan Anda, misalnya ibu Anda. Tentunya di sini fokusnya bukanlah pada ibu Anda, namun keputusan apa yang kira-kira akan beliau ambil, karena beliau adalah orang yang menyayangi Anda dan orang yang sangat berarti bagi Anda
5. Pengujian paradigma benar lawan benar
Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang Anda hadapi betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting.
6. Melakukan prinsip resolusi
Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, mana yang akan dipakai?
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
7. Investigasi opsi trilema
Terkadang akan muncul sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah. Itulah yang dinamakan investigasi opsi trilema.
8. Buat keputusan
Kita harus membuat keputusan yang membutuhkan keberanian secara moral untuk melakukannya.
9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan
Ketika keputusan sudah diambil. Lihat kembali proses pengambilan keputusan dan ambil pelajarannya untuk dijadikan acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.
Demikianlah hal-hal yang bisa saya paparkan, harus selalu kita ingat bahwa keputusan yang akan kita ambil harus berdasarkan kepada 3 hal yaitu: berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.
Sumber:Â
Paket Modul 3 Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah-Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin-Program Pendidikan Guru Penggerak
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI