Tidak banyak tempat rasanya, dimana gereja, kuil dan masjid bisa  begitu banyak dan  sangat dekat jaraknya. Didalamnya,   ritual ibadah yang berbeda bisa dilakukan dengan leluasa.
Di Malaka,  toleransi antar umat bukan lagi sekedar wacana.   Bisa jadi,  keyakinan mereka tentang  toleransi ,  sama tuanya dengan  usianya  kotanya.
Ah, selalu saja saya  rindu   pulang setiap kali mendapatkan pelajaran baik  dari kampung orang. Semoga harmoni itu bukan utopia buat Indonesia yang kucinta. (one’)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H