Ada pertemuan dan ada perpisahan, sudah 3 tahun lamanya dibawah bimbingan dan asuhan bapak ibu guru. Sekarang waktunya untuk melepas anak akademik untuk mencapai cita-cita yang diimpikannya. Di tanah Pasundan, kegiatan pelepasan siswa diselenggarakan dengan nama "paturay tineung".
Paturay tineung adalah kata atau istilah yang ada dalam bahasa Sunda. Paturay tineung artinya adalah pertemuan atau acara yang diadakan untuk menunjukkan adanya perasaan "katineung" atau "kasih sayang" diantara yang hadir sebelum mereka berpisah ke tempat yang jauh. Sudah merupakan suatu budaya, paturay tineung menjadi hal yang wajib diadakan disetiap sekolah satu tahun sekali.Â
Sebelum sampai pada acara paturay tineung, orang tua siswa melaksanakan musyawarah dengan pihak sekolah mengenai konsep acaranya dan pembiayaannya. Jadi semuanya berawal dari orang tua siswa dan siswanya. Yang menjadi panitianya juga yaitu siswa dan orang tua.Â
Sebagai pengisi acara semuanya diserahkan pada siswa, hal ini untuk memupuk kreativitas dan sebagai apresiasi. Tak ketinggalan upacara adat Sunda berupa sungkeman dan tari sampurasun.Â
Para siswa kelas 9 yang akan dilepas berdandan rapi, laki-laki menggunakan setelan jas dan dasi. Sedangkan siswa perempuan menggunakan kebaya. Tampak anggun dan gagah, semua siswa kelas 9.Â
Saat upacara adat, aki lengser yang diperankan oleh siswa kelas 8, beratraksi memberikan sambutan dan menyapa orang tua siswa yang hadir. Tak ketinggalan Jenong sebagai pendamping aki lengser berjoget bak penari sambil hilir mudik dipentas panggung sambil bernyanyi. Penari dan penggawa berjejer menyambut kedatangan siswa kelas 9. Selain itu, siswa yang meraih pencapaian terbaik selama 3 tahun dijadikan sebagai perwakilan siswa yang akan menerima selendang happy graduation dari kepala sekolah.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H