Mohon tunggu...
Suryadi Maswatu
Suryadi Maswatu Mohon Tunggu... Jurnalis - Kita sama, kita satu, kita indonesia

Kemiskinan Sejati bukanlah semalam tanpa makan, Melainkan sehari tanpa berpikir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pena Lebih Tajam dari Pedang, "Bahasa Itu Senjata, Kata adalah Peluru"

9 Februari 2022   07:35 Diperbarui: 9 Februari 2022   09:17 3604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Penulis: Suryadi Maswatu (Wartawan).


MAKASSAR - Tutur bijak mengatakan bahasa dan kata-kata adalah senjata bagi seorang wartawan untuk mengungkap teka-teki yang terbukam hingga menuai jawaban pasti.

Ada sebuah perumpamaan yang menginspirasi. "Biar peluru menembus kulit, dan meradang menerjang luka, bisa berlari hingga hilang pedih dan perih. Jika sebuah pedang hanya dapat menusuk satu orang berbeda dengan kata atau bahasa bentuk kalimat dapat membunuh atau dirasakan ratusan bahkan ribuan orang dengan lebih kejam," demikian tutur bijak.

Senjata tidak lagi digunakan sebagai penjaga rakyat, karena kejujuran dan keadilanlah yang harus menjaganya. Sejarah selalu membuktikan bahwa revolusi pena selalu membawa dampak yang lebih baik.

Kalau saya analogikan, pena seorang wartawan itu lebih tajam dibanding peluru. Karena 1 peluru itu hanya mengenai 1 musuh, tetapi kalau wartawan satu tulisan tinta pena sasarannya bisa jutaan manusia.

Jadi begitu luas dampak yang diberikan oleh seorang jurnalis atau wartawan. Bagaimana dia bekerja menulis sesuatu akan berdampak luas.

Jika mengutip dari berbagai sumber refrensi. Napoleon Bonaparte yang pernah berkuasa di Francis pada abad ke -- 18, pernah mengeluarkan pendapatnya mengenai wartawan ketika dirinya terus dirongrong oleh jurnalis atas kebijakannya saat itu.

"Pena - wartawan lebih tajam daripada sebilah pedang karena itu saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet," tutur Napoleon Bonaparte kala itu.

Dari  ungkapan tersebut jelas betapa jurnalis atau wartawan memiliki kekuatan yang luar biasa sehingga seorang Napoleon yang sangat berkuasa begitu ketakutan dengan tajamnya kata dan kalimat wartawan saat itu.

Masa kini ketajaman pena wartawan terus menjadi momok bagi sebagian orang apalagi mereka yang sedang berkuasa dan tidak mau dikritik atas kebijakannya. Jurnalis sendiri memiliki beberapa fungsi seperti melakukan edukasi, menghibur, mempengaruhi pendapat masyarakat sekaligus sebagai kontrol sosial bagi para penguasa termasuk masyarakat umum.

Sejak kelahirannya, eksistensi pers/jurnalis selalu diuji. Ini bukan hanya soal keberlanjutannya, melainkan juga soal perannya. Peran kontrol sosial membawa konsekuensi soal independensi. Pers tidak boleh berpihak, kecuali pada kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun