Mohon tunggu...
surya hadi
surya hadi Mohon Tunggu... Administrasi - hula

Pengkhayal gila, suka fiksi dan bola, punya mimpi jadi wartawan olahraga. Pecinta Valencia, Dewi Lestari dan Avril Lavigne (semuanya bertepuk sebelah tangan) :D

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kebodohan yang Menjalar

25 Mei 2023   15:58 Diperbarui: 25 Mei 2023   16:25 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.detik.com/

Pembongkaran ruko yang dianggap menduduki saluran air di Pluit Penjaringan Jakarta Utara berdampak kepada Ketua RT 011 RW 003 Riang Prasetya, dimana di media social beredar spanduk di beberapa rumah makan yang protes dengan aksi Riang sehingga terjadi pembongkaran saluran air yang selama ini ditutup dan dijadikan teras bagi para pemilik tempat makan.

Ada kesalahan yang dibiarkan sehingga terjadi kebiasaan yang dianggap normal dan wajar, padahal kesalahan tetaplah kesalahan. Pembiaran hanya menjadikan kesalahan tersebut sebagai 'kebenaran' semu (kalaupun itu boleh dibilang kebenaran) yang terjadi karena kebiasaan. Layaknya sogokan ke polisi ketika ditilang.

Ah normal..

Ah itu kan biasa..

Menjadi orang lurus di Negara ini memang sangat-sangat tidak mudah. Kejadian pembongkaran ini menyadarkan saya bahwa kebodohan akut sudah menjangkiti masyarakat kelas menengah.

Yang pastinya mengkonsumsi makanan yang lebih bergizi dibanding mereka yang disebut masyarakat miskin.

Yang pastinya memperoleh pendidikan yang lebih baik dibanding mereka yang perlu KJP untuk melanjutkan pendidikannya.

Yang pastinya tidak buta huruf, sedikit banyak mengerti aturan, dan bisa baca tulis, dibandingkan mereka yang lebih memilih bekerja mengamen di jalan atau memulung berusaha mengais uang untuk bisa bertahan hidup. Setidaknya untuk makan hari ini.

https://news.detik.com/
https://news.detik.com/

Aksi demo dan protes tersebut hanya menunjukkan dengan jelas bagaimana kebodohan yang ditunjukkan secara gambling dengan tingkat percaya diri yang tinggi dan modal yang lumayan. Mencetak Spanduk sebesar itu saya yakin membutuhkan dana yang tidak kecil kan.

Frasa 'dari dulu sudah begitu' juga keluar dari mulut mereka yang disebut kelas menengah ini. Layaknya rakyat miskin yang sedang memperjuangkan tempat tinggal mereka yang illegal. Rakyat miskin akan berontak karena mereka tidak punya pilihan, daripada keluarga mereka harus menggelepar ditengah jalan, kehujanan dan kepanasan, rentang waktu pun dijadikan alasan untuk sebuah pembenaran yang tidak akan jadi kebenaran.

Sementara si kelas menengah ini dalam pandangan saya lebih ke ogah rugi, marah, merasa ketenangannya selama ini diusik walaupun salah, merasa sudah menghabiskan uang banyak untuk terasnya yang dibongkar negara karena jelas jelas menduduki saluran air yang notabene adalah fasum dan fasos, bukan milik pribadi.

https://jakarta.tribunnews.com/
https://jakarta.tribunnews.com/

Kalau rakyat kecil hanya menangis pasrah, si kelas menengah yang merasa memiliki dana lebih memilih melawan. Mereka menggerakkan karyawan, bikin spanduk, mengajak kelas menengah lain yang sudah ditulari perspektif jahanam (begitu saya menyebutnya) lalu demo di rumah si ketua RT yang dianggap biang rusuh.

Kalau sudah begini, Pemerintah provinsi tentunya menjadi sorotan. Kemana saja selama ini. Apalagi berdasarkan keterangan ketua RT, ia sudah melaporkan kejadian ini sejak tahun 2019 dan rutin setiap tahunnya, namun tidak di tanggapi. Dimana lurah yang seharusnya menguasai wilayahnya.

Tidak tahu

Pura-pura lupa

Atau memilih tutup mata

Terima kasih kepada ketua RT bernama Riang yang membuka mata bahwa kebenaran akan selalu menjadi pihak yang dipersalahkan bagaimanapun caranya. Bahwa kicauan netizen hanya akan menjadi kicauan dan dukungan di dunia maya, namun bingung juga bagaimana menunjukkan dukungan di dunia nyata untuk hal ini.

Tetaplah menjadi RIang seperti namanya, dan semoga tidak dikucilkan dari pergaulan lingkungan rumah kelas menengah yang bodohnya luar biasa.

Ah..maaf, mungkin ada beda kelas ya. Anda tahu aturan, taat aturan dan bisa baca

Sementara si tetangga hanya bisa marah marah dan tutup saluran saja..

Aduh kq gerah ya..

Jakarta 25-05-2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun