Pengusaha dan para perangkat serta tokoh masyarakat desa yang awalnya menyangka jebakan mereka berhasil kaget bukan kepalang, terlebih para warga yang selama ini memang kontra dengan si kepala desa.
Cerita itu pun menyebar dengan cepat di seluruh pelosok desa, hanya saja tak ada satupun warga yang tahu kalau pengusaha yang di usir kepala desa merupakan pengusaha gadungan yang notabene akal akalan para perangkat dan tokoh masyarakat di desa dalam upaya mereka menjebak si kepala desa. Dan ketika hari pemilihan tiba, Kepala desa pun terpilih kembali dengan perolehan suara mutlak.
Malam itu, beberapa perangkat desa termasuk si sekretaris dan bendahara desa berkumpul di rumah kepala desa.
"Pak. Maaf ya... " ujar si sekretaris desa membuka percakapan
"Hahaaahaa... Bercanda kamu, ini jatah kamu.. " ujar si kepala desa sambil memberikan segepok uang pada si sekretaris desa, hal yang sama ia lakukan pada bendahara desa dan beberapa perangkat desa lainnya yang datang kerumahnya.
"Akting saya bagus kan pak.. " ujar si pengusaha gadungan tersebut.
"Apalagi saya... " balas si kepala desa.
Malam itu menjadi malam yang panjang bagi mereka, suara gelak tawa tak henti hentinya terdengar dari rumah si kepala desa. Senyum kepala desa mengembang lebar seperti biasanya, sesekali lidahnya membasahi jempol dan telunjuknya untuk menghitung kembali pundi pundi uang yang dimilikinya sembari kepalanya menghitung berapa banyak lagi dana desa yang bisa ia masukkan ke dalam sakunya untuk mengembalikkan modal yang telah di keluarkannya kemarin untuk para warga desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H