Terhitung sudah hampir tiga tahun sejak Oktober 2014 Valencia resmi di akuisisi oleh Peter Lim, melalui perusahaannya bernama Meriton Holding. Meskipun sudah berinvestasi besar dengan mendatangkan pemain dengan harga selangit yang berstatus ‘the next big thing’, namun posisi Valencia di musim 2016/2017 ini bisa di bilang kontras dengan investasi yang di lakukan Lim.
Dalam memimpin Valencia pun, tak kurang dari 5 pelatih yang sudah mengisi bangku hangat di Valencia, yang parahnya bisa di bilang pelatih pelatih tersebut minim pengalaman dalam memimpin tim sekelas Valencia. Berikut adalah 4 pelatih yang telah mengisi kursi panas di Mestalla dalam kurun waktu 2 tahun terakhir.
1. Juan Antonio Pizzi
Di era Pizzi, Valencia menjadi klub pertama yang berhasil membalikkan selisih 3 gol ketika berhadapan dengan Basel di perempat Final Europa League, sehingga membuat Valencia lolos ke semifinal liga Eropa untuk pertama kalinya sejak menjadi juara pada 2003/2004 silam.
Sayang, sebelum sempat memimpin Valencia di musim 2014/2015, Pizzi terlanjur di pecat oleh manajemen Valencia yang baru saja rampung mengakuisisi 70% saham Valencia ke Meriton. Meriton lebih memilih menunjuk pelatih mentah bernama Nuno Esprito Santo untuk memimpin Valencia. Selama memimpin Valencia, ia berhasil memenangkan 12 laga, seri 11 dan kalah 9 kali.
2. Nuno Esprito Santo
Nuno menjadi pelatih pertama yang ditunjuk Meriton dalam memimpin Valencia. Nuno datang dari klub Portugal Rio Ave menggantikan Juan Antonio Pizzi dengan modal mampu mengantarkan Rio Ave ke final Taca De Liga (sekelas Piala Raja di Spanyol) di liga Portugal. Penujukkan Nuno di sebut sebut atas rekomendasi Jorge Mendes yang memang di kenal dekat dengan Peter Lim.
Pemain pemain macam Aymen Abdenour, Felipe Augusto, hingga Aderllan Santos merupakan pemain pilihan Nuno sendiri yang justru gagal menunjukkan kemampuannya di bawah Nuno. Selama 62 kali memimpin Valencia, Nuno mempersembahkan 32 kemenangan, 16 Seri dan kalah 14 kali. Ia di pecat setelah hanya 5 kali menang dari 11 laga di musim 2015/2016. Kekalahan dari Sevilla menjadi pertandingan terakhir Nuno yang menyebabkan Valencia terjerembab di posisi 7 klasemen semntara Liga Spanyol pada saat itu.
3. Garry Neville
Dan kembali, hubungan pertemanan dan bukan profesionalisme lah yang di gunakan Meriton dalam membangun Valencia. Dengan hanya memiliki CV sebagai assisten pelatih di timnas Inggris, Neville dianggap cukup oleh Lim untuk memimpin Valencia.
Meski di kenal sebagai kapten dari Class Of 92 Manchester United di Era Ferguson dan bisa di bilang sukses sebagai pemain, hal tersebut tak turut serta mempengaruhi karir Neville sebagai manager, toh sebelumnya ia lebih di kenal sebagai seorang pundit di salah satu stasiun televisi olahraga di Inggris.
Selain itu, ketika di tinggal Nuno, Valencia tidak memiliki Direktur Olahraga, sehingga pergerakan Valencia di bursa transfer pun seolah bisa di bilang kehilangan arah. Ia baru meraih kemenagan pertamanya di La Liga setelah 10 pertandingan ketika melawan Espanyol.
Ia di pecat setelah kalah dari Celta Vigo. Di La Liga ia hanya memenangi 3 dari 16 Laga yang di jalaninya di Valencia. Secara keseluruhan dari 28 laga yang di lakoninya bersama Valecia di semua ajang, ia hanya berhasil memberi 10 kemenangan 7 seri dan 11 kali kalah dengan agregat 39-38, yang kemudian ia di gantikan oleh Pako Ayestaran
4.Pako Ayestaran
Awalnya hanya bertugas menggantikan Garry Neville hingga akhir musim, namun siapa sangka ia justru di sodorkan kontrak oleh Suso Garcia Pitarch yang merupakan di rektur olahraga di Valencia. Penunjukkan Pako menepis isu berbagai pelatih besar yang kala itu santer di kabarkan akan melatih Valencia, mulai dari Manuel Pellegrini, Frank Rijkard, hingga Michael Laudrup.
Ia di pecat setelah Valencia mengalami 7 kekalahan beruntun di La Liga , dari Mei 2016 – Sept 2016. Padahal selama bursa transfer di buka, Valencia telah mendatangkan pemain pemain yang di harapkan mampu mendongkrak prestasi tim, mulai dari Ezqueil Garay, Luis Nani, hingga Munir El Haddadi.
5. Cesare Prandelli
Beberapa penggemar Valencia mengatakan bahwa Cesare Prandelli adalah pelatih terbaik yang pernah di bawa Meriton ke Mestalla. Pengalamannya dalam membesut Fiorentina hingga berhasil membawa Italia menjadi runner up di Piala Eropa 2012, tak pelak menjadikannya pelatih dengan CV paling mengkilap dan berpengalaman dari jajaran pelatih yang pernah membesut Valencia di era Meriton.
Dalam konfrensi persnya ketika mundur dari Valencia, Prandelli mengatakan dengan jelas apa yang membuatnya mengundurkan diri.
“Saya berusaha berbicara dengan media, tapi mereka punya blacklist. Saya berkolaborasi dengan klub dalam keheningan. Sejak di Singapura mereka berkata akan memperkuat tim pada Januari (Pemilik) Peter Lim sepakat dengan saya dan mengatakan kepada direktur olahraga untuk fokus mendatangkan Zaza, yang seharusnya datang pada 27 Desember, setelah liburan,” ujarnya.
“Saya telah berusaha untuk mengubah sesuatu, tapi lingkungan ini diatur oleh orang yang peduli dengan angka. Sepak bola melampaui matematika, Anda butuh semangat dan perasaan,” ujarnya seperti dilansir Squawka.
Ia hanya memimpin Valencia dalam 10 laga, dengan hanya menghasilkan 3 kemenangan, 3 kali seri dan 4 kali kalah.
Note : Voro tidak dihitung karena berstatus pelatih sementara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H