" Anto Japra kemari nak makanan sudah siap
" iya pak sebentar lagi pakai dasi dulu
" ya sudah kalau begitu bapak ibu menunggu
Selesai berpakaian Anto dan Japra yang memang sudah ditunggu ibu dan bapaknya menuju ruang makan untuk sarapan pagi, dimeja makan sudah disiapkan teh hangat, nasi putih, tempe goreng, tahu goreng, sayur bening, dan ikan sambal, hidangan sederhana yang membuat Anto selalu ingat kepada keluarganya terutama ibunya yang selalu menyiapkan sarapan pagi untuknya, walaupun terkadang tidak mengetahui jam berapa ibunya bangun untuk menyiapkan ini semua. Ingin rasanya Anto membantu ibunya yang telah melahirkannya, merawatnya, mengasuhnya sampai sekarang.
Dipandangnya wajah Ayah dan Ibunya rambut sudah memutih kulit sudah agak keriput, terkadang berlinang air mata Anto melihat itu semua, ia berjanji tidak akan mengecewakan mereka, karena tanpa kasih sayang keduanya sulit untuknya meraih semua ini.
"mas -- mas, mas Anto !
Anto tersentak.
"Eh apa apa ???"
"lah ngelamun ini dimakan makanannya mumpung anget"
"iya"
Dar ufuk timur Mentari perlahan menaik menyinari segenap penjuru desa, awan yang menghalangi sinarnya seketika menjadi merah jingga, burung bangau putih terbang diatas membentuk barisan yang indah, bagaikan lukisan tangan yang terpajang didinding. Sarapan pagi sudah disantap Anto dan Jafra bersiap pergi menuju sekolah, Ayah dan Ibu mereka pergi kesawah untuk melihat padi kemungkinan besar tenggelam oleh air hujan malam tadi. Pedal sepeda dikayuh Anto dengan santai, sambil menikmati suasana pagi yang alami dan asri ini. Ditambah lagi dengan pemandangan hamparan swah hijau membentang dari ujung barat sampai ketimur, membuat jiwa merasa tenang, aman, tentram, dan bahagia kala melihatnya.