Mohon tunggu...
surya santosa
surya santosa Mohon Tunggu... -

memang bermutu

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ayo Keliling Bali

8 Maret 2015   10:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:00 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keliling Bali di jalur Terluar

Sudah pernah ke Bali ? Pasti, terus di Bali kemana saja ? Kuta, Sanur, Seminyak, Legian, Kintamani, he bray Bali bukan di situ saja, menurut saya daerah itu adalah negara bagian dari Australia ngak percaya !! Percaya ya.

Mari saya perkenalkan daerah lain yang ada di Bali, kita explore ok.

Kertha Gosa

Mulai dari daerah kelahiran saya Desa Nyanglan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung, Desa Nyanglan sangat unik karena sebagian masuk Kabupaten Klungkung dan sebagian lagi masuk Kabupaten Bangli, tetapi secara tatanan adat hanya satu Desa Adat Nyanglan dimana Pura Kahyangan Desa menjadi satu begitu juga dengan kuburan. Selain itu masyarakat di sini senang sekali dengan sabung ayam, tetapi rasa kekeluargaan masih sangat kental. Kalau pemandangan biasa-biasa saja ngak begitu mencolok. Sedangkan ritual keagamaan yang menjadi tradisi seperti Mepeed, Perang Tipat, Negakang/megibung, Ngusaba Dangsil ada setiap tahun sekali. Secara ekonomi Desa Nyanglan adalah produsen dari kacang kare, kacang kapri, dan kacang geles jadi ini merupakan mata pencaharian tambahan masyarakat, dari mata pencaharaian utama sebagai Petani. Ok segitu saja ya mengenai desa tempat kelahiran dan tinggal saya.

1425782958822007356
1425782958822007356
Warung Makan Pesinggahan

Dari Nyanglan saya melanjutkan perjalanan menuju Kota Semarapura Ibu Kota dari Kabupaten Klungkung. Rencananya saya akan menuju kearah timur dari kota klungkung yaitu menuju Kabupaten Karangasem. Tapi kita bahas dulu Kabupaten Klungkung yang sangat saya cintai. Kabupaten Klungkung terdiri dari 4 kecamatan yaitu Banjarangkan,Klungkung, Dawan dan Nusa Penida. Di Ibu Kota Semarapura ada objek wisata yang sangat terkenal di seantero Eropa yaitu Kertha Gosa. Kerta Gosa merupakan areal bekas Kerajaan Klungkung pada masanya, dan sekarang beberapa bangunannya masih berdiri dengan megah. Di areal Kertagosa ada 2 bangunan utama yang pada masanya adalah tempat pengadilan bagi Kerajaan Klungkung, sehingga di langit-langit bangunannya terdapat lukisan wayang khas kamasan yang bercerita tentang keadilan. Selain itu juga ada cerita dongeng fable, Bima swarga, dan sutasoma. Disana terdapat juga museum semarajaya yang didalamnya mengoleksi patung-patung dan lukisan dari pelukis asal Italia yaitu Ambron, dan terdapat juga hasil kerajinan masyarakat klungkung dan diorama cara pembuatan garam tradisional. Oh ya Kota Klungkung mempunyai sister city di Italia tapi saya lupa namanya nanti saya bahas di lain kesempatan ok…sorry ya.

Dari Klungkung saya menuju ke arah timur melewati Jembatan Tukad Unda dengan pemandangan Tukad Unda yang berair deras dan berbatu, kemudian melewati Desa Paksebali disini banyak dihasilkan payung-payung tradisional. Terus Desa Sampalan rumah almarhum istri saya, kemudian Desa Gunaksa, Kusamba, sampailah kita di Pesinggahan. Disini ada warung makan terkenal seantero nusantara Warung Makan Pesinggahan dengan menu Ikan Laut. Ketimur lagi kita akan menjumpai Pura Goa Lawah di Pura ini ada goa yang di huni oleh kelelawar, juga pemandangan pantai didepannya. Ketimur lagi 100 meter kita akan bertemu pembuat garam tradisional, mengambil photo petani garam dengan background sunrise akan menghasilkan foto yang keren tapi sayang saat itu sudah siang.

1425783097960363372
1425783097960363372
Pantai Bias Tugel

Sekarang kita memasuki Desa Wates desa perbatasan antara Kabupaten Klungkung dengan Kabupaten Karangasem, dengan pemandangan pantai yang indah. Sekarang kita berada di Kabupaten Karangasem memasuki Desa Padang bai, di pertigaan menuju pelabuhan Padang bai saya belok kanan menuju Pelabuhannya eet entar dulu saya tidak masuk pelabuhan, tetapi tepat di depan pintu masuk pelabuhan saya belok kanan naik-naik dah jalannya, tanya kemana ? Ke Pantai Bias Tugel (pantai indah dan tersembunyi) disini duduk sebentar sambil menikmati pemandangan dan portrait pengunjung yang kulitnya seperti ayam boiler baru keluar dari kulkas. Sekitar satu jam saja saya berada disana saya melanjutkan perjalanan menuju kearah Karangasem. Tapi singgah lagi di Desa Tenganan Pegringsingan, Desa ini sangat terkenal dengan tenunan kain Endek Tenganan Pegringsingannya yang selembar harganya jutaaan. Dan masyarakat disini merupakan masyarakat asli bali atau Bali Aga. Ceklek – ceklek sebentar ngambil foto kemudian perjalanan berlanjut, melewati Candidasa ah daerah ini biasa saya lewati dulu waktu masih umur belasan karena ke karangasem ngapelin pacar, jadi saya skip saja ya..,..

14257832092022899804
14257832092022899804
Pantai Pasir Putih

Naik dari candidasa menuju bukit bugbug kemudian turun menuju desa bugbug, mata saya awas di sebelah kanan mencari-cari petunjuk jalan menuju Pantai Pasir Putih, yes akhirnya ketemu dan saya pun belok kanan dan terus menyusuri jalan tersebut dan sampailah di jalan turunan terjal menuju pantai lewati dan sampailah di Pantai Pasir Putih. Pengunjung sangat ramai tetapi turis asing tak mengapa mari kita nikmati. Sempat menculik 3 gadis dari finlandia untuk saya jadikan model merekapun sangat antusias saya foto, lumayan model bikini gratis kalo hunting minimal kena Rp. 350.000,- puas menikmati suasananya saya lanjutkan perjalanan menuju Taman Ujung Sukasada

1425783318279834642
1425783318279834642
Taman Ujung Karangasem

Taman Ujung Sukasada adalah Taman air peninggalan dari Kerajaan Karangasem yang terletak di ujung timur pulau Bali. Dengan ornament bangunan mirip gaya Eropa pada masanya merupakan taman air yang sangat indah tetapi sebaiknya jangan mengajak pacar kesini, kenapa ? pokoknya jangan ya, kalo ngak nyesel percaya deh. Sebentar disini saya melanjutkan perjalanan menuju Kota Amlapura yang merupakan Ibu Kota Kabupaten Karangasem. Selain pusat pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan saya tidak menemukan apapun disini.

14257834141716663479
14257834141716663479
Taman Tirta Gangga

Lanjut dari Kota Amlapura saya menuju ke Taman Tirta Gangga. Taman Tirta Gangga adalah milik Kerajaan Karangasem banyak banget punya taman. Di taman ini ada kolam yang didalamnya terdapat patung-patung, ada juga menara air mancur, dan juga kolam tempat berenang. Biaya masuknya Rp. 5000,-. Di depan taman tirta gangga ada banyak restoran ikan bakar. Beberapa menit disini sambil ceklek – ceklek, kemudian saya pun melanjutkan perjalanan menuju Amed.

14257835201240745272
14257835201240745272
Pemandangan Desa Amed

Perjalanan menuju Amed melewati perjalanan yang berliku tetapi pemandangan indah terpapar di sepanjang perjalanan, di kanan kiri banyak terdapat kawasan pertanian terasering dengan background Gunung Pura Lempuyang, dan terkadang pepohonan yang rimbun. Akhirnya masuklah saya ke Desa Culik di pusat desa ada pertigaan saya berbelok ke kanan, terus mengikuti jalan tersebut akhirnya sampailah di Pantai Amed. Berhenti di satu destinasi diving, kotakpos bawah laut. Ditawari untuk diving dengan harga local oleh bapak Paing tetapi saya tidak sedang ingin melakukannya. Saya pun menolaknya dan mengatakan jika perjalanan saya masih jauh, nanti suatu hari saya akan datang lagi kesini khusus untuk menyelam. Setelah ngobrol dan ngambil foto saya pun berpamitan, dan balik menuju Desa Culik untuk melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Buleleng. Dari sini saya melihat pemandangan Gunung Agung dari arah utara untuk pertama kalinya.

14257836301017513401
14257836301017513401
Desa Tembok

Perjalanan sekarang menuju pantai tulamben, sepanjang perjalanan dikiri-kanan jalan terlihat sangat gersang, hanya bebatuan bekas lahar gunung agung, dan rerumputan yang sudah mengering, akhirnya sampailah saya di Desa Tulamben dengan pemandangan bawah laut yang eksotis. Suasana desa Tulamben sendiri mirip di Kuta, tetapi tidak seramai di disana, banyak terdapat art shop dan restotan di pinggir jalan.

14257837131806172358
14257837131806172358
Pantai Tulamben

Melanjutkan perjalanan akhirnya sampai di Desa Tembok yang merupakan perbatasan Karangasem dan Buleleng. Setelah Desa Tembok, ada Desa Sambirenteng, setelah itu Tejakula, setelah itu Desa Les. Didesa Les ada air terjun Les. Air terjun ini sangat mudah mencapainya karena perjalanannya datar-datar saja dan bisa di capai dengan sepeda motor hampir di bawahnya. Saya sempat kesini untuk mendinginkan suhu tubuh sambil mengambil beberapa foto. Setelah Desa Les kemudian ada desa Bon Dalem, Julah, Bukti, Sambiran, Air Sanih, Di Desa Air Sanih ini banyak terdapat penginapan dan Bungalow, setelah itu Desa Kubutambahan dan kemudian Kota Singaraja sebagai pemberhentian atau tempat istirahat.

14257837921159119350
14257837921159119350
Sio Bak Khe Lok

Tempat Pertama yang saya kunjungi adalah Shio Bak Khelok makanan khas kota Singaraja. Rasanya ini adalah siobak terenak yang pernah saya santap dengan harga Rp. 25.000/porsi. Setelahselesai menyantap siobak khelok saya mencari penginapan murah di pusat kota. Akhirnya saya menemukannya namanya Hotel Yani. Memang ratenya beragam mulai dari Rp. 90.000/malam tanpa sarapan sampai dengan Rp. 400.000/malam dengan sarapan. Untuk lebih berhemat akhirnya saya mengambil yang Rp. 90.000/malam. Kamarnya lumayan bagus dengan kipas angina dan kamar mandi ada shower kecil, ini cukuplah buat saya.

1425783878229577635
1425783878229577635
Pelabuhan Lama Singaraja

Besok paginya sekitar Pukul 05.00 WITA saya sudah bangun dan menuju Pelabuhan Lama Kota Singaraja, untuk moto sunrise, ternyata jam 5 pagi sudah ramai masyarakat yang berolahraga disini, kebanyakan sudah berusia lanjut. Ada juga calon pengantin yang photo prewed dengan background Pelabuhan, yang memancing juga banyak disini karena ada restoran terapung di tengah Laut.

14257839741509889048
14257839741509889048
Museum Buleleng

Sepulang dari Pelabuhan Lama Singaraja, saya menuju ke Pusat Lontar di Bali yaitu Museum Gedong Kertya. Di Museum ini tersimpan berbagai macam lontar dari seluruh bali, di ketik ulang dan beberapa diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, disini juga ada ukiran batu wajah Ken Dedes. Terdapat juga satu ruangan display cara pembuatan lontar, dari mulai bahan sampai dengan proses pembuatannya. Informasi yang disampaikan museum ini sangat banyak, tetapi sayang minat generasi muda sekarang kurang. Disebelah museum Gedong Kertya ada Museum Singaraja yang didirikan sejak Jaman Belanda, disini tersimpan peninggalan arkeologi seperti sarkopagus, kapak perimbas, dan peninggalan purbakala lainnya. Disini juga ada pakaian khas dari Buleleng. Terdapat juga Lukisan-lukisan dari Pelukis Buleleng. Terdapat juga foto-foto wayang buleleng yang tersimpan di Museum Belanda, yang di Buleleng sendiri sudah tidak ditemukan lagi. Mulai dari wayang kulit sampai wayang wong. Sepulang dari museum ini saya balik ke hotel untuk melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Jembrana.

14257840702090771014
14257840702090771014
Pantai Lovina

Dalam perjalanan menuju Kabupaten Jembrana saya sempat singgah ke Pantai Lovina hanya sekedar untuk melihat-lihat dan mengambil beberapa foto. Suasana Pantai Lovina sangat sepi di pagi sekitar pukul 10.00 wita. Setelah beberapa jepretan sayapun meninggalkan Pantai Lovina, menuju ke arah barat melewati Desa Temukus, Tangun Wisia, Seririt, Banjar, Tukad Banyu Poh, dan akhirnya sampai di Pura Pulaki. Berhenti sebentar untuk sembahyang dan kemudian melanjutkan perjalanan melewati Desa Sumber kerta, Sumber Klampok, Bandara Udara Letkol Wisnu, Desa Pejarakan dan kemudian memasuki hutan lindung Bali Barat. Sepanjang mata memandang hanya pepohonan yang mengering yang terlihat. Agak takut juga jika tiba-tiba ban motor pecah, jalanannya sangat mulus tetapi sepi pembaca. Yang suka trek-trekan boleh coba disini. Setelah sekitar 15 km perjalanan akhirnya saya sampai di Dermaga penyebrangan ke Pulau Menjangan. Berhenti sebentar untuk istirahat sambil memotret suasana di sana. Dan melanjutkan lagi perjalanan, sempat berhenti sebentar untuk sembahyang di Pura Teluk Terima, Pura dengan cerita Jayaprna dan Layonsari yang tersohor itu. Dan akhirnya sampailah saya di Perbatasan Singaraja dan Jembrana masih di hutan belantara pembaca, dan jalanan masih sepi.

14257841671907117167
14257841671907117167
Penyebrangan ke Pulau Menjangan

Sekitar 5 km berikutnya saya memasuki pertigaan Cekek menuju Pelabuhan Gilimanuk. Saya tidak akan kesana tetapi mengambil arah menuju Jembrana. Setelah beberapa kilometer perjalanan saya melihat papan informasi yang menuju arah Bendungan Palasari. Saya penasaran belum pernah kesana akhirnya belok kiri dan menuju ke Bendungan Palasari dan sayapun disana dalam 15 menit, dangan jalan yang lebar dan desa yang tertata rapi. Disini umat hindu dan Kristen hidup berdampingan dalam damai, disini juga ada gereja yang sangat besar, sangat besar untuk ukuran desa. Setelah puas disini saya pun balik arah menuju Kota Jembrana.

1425784261586340252
1425784261586340252
Bendungan Palasari

Sekitar pukul 5 sore akhirnya saya sampai di Kota Negara Ibu Kota dari Kabupaten Jembrana. Hal pertama yang saya cari disini adalah warung makan. Saya menemukannya tempatnya bersih, rasanya lumayannlah, harganya ngak bikit dompet bolong. Masih murah pembaca jika di Denpasar ayam lalapan sekitar Rp. 15.000,- disini masih Rp. 8.000,-. Setelah selesai makan saya melanjutkan mencari penginapan yang murah-murah saja, karena badan sudah sangat letih membawa sepeda motor, dan mesinnya saya rasakan sudah sangat panas. Akhirnya ketemu ratenya Rp. 60.000/malam dapat sarapan nasi kuning, kamar mandi dengan gayung (ngak pake bersambut ya), kamar tidur hanya kipas angin. Lumayanlah untuk badan yang sudah sangat lelah ini.

14257843611368731795
14257843611368731795
Pura Tanah Lot

Sehabis sarapan saya lanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Tabanan, karena tidak ada tempat menarik yang saya bisa kunjungi di Kota Negara ini. Memang Kota Negara jalan-jalannya sangat lebar dan kota nya sangat rapi sekali, tetapi sepi. Sepanjang perjalanan dari Kota Negara menuju Tabanan pemandangan sawah sangat indah sekali. Saya sempat singgah di Pura Rambut Siwi hanya sekedar untuk menghaturkan permen di Pelinggih luar Pura tersebut, dan mengambil beberapa photo. Sempat ketemu dengan pengepul sayur gondo disini. Areal persawahan disini adalah penghasil sayur gondo ternyata pembaca. Ada sesenggakan di bali yang mengatakan “bangkiang rengkiang acekel gonda layu” untuk mengambarkan wanita idaman adalah yang singset dan sexi. Pemahaman terhadap wanita yang seperti itu sudah ada sejak lama di masyarakat Bali. Tetapi saya tidak ya, bagi saya “Big is Beauty”. Saya justru kasihan melihat wanita-wanita yang kering kerontang seperti itu, pingin saya ajak pulang dan memberikan banyak makanan.

14257844601887448298
14257844601887448298
Sayur Gonda

Akhirnya sekitar 2,5 jam perjalanan saya memasuki Kota Tabanan, saya tidak singgah di Kota Tabanan tetapi saya akan singgah didi Pura Tanah Lot, memasuki areal parkir membayar karcis Rp. 5.000,- kemudian parkir. Akhirnya jeng----jeng---- inilah objek wisata dari Bali yang sudah terkenal seantero dunia. Menikmati tanah lot dengan foto-foto dan tidur-tiduran di gazebo yang sudah disiapkan bersama dengan warga yang berjualan, ngobrol ngalur ngidul, lumayan bisa melupakan kesedihan di tinggal istri. Oh I miss you so much !!!!!

1425784544883015422
1425784544883015422
Sawah Yeh Embang

Setelah bosan di Tanah Lot akhirnya saya lanjutkan perjalanan Menuju Kota Denpasar, saya tidak membahas apa yang ada di Kota Denpasar karena ada banyak hal disini. Saya akan membahasnya secara spesifik dalam tulisan yang lain. Akhirnya saya putuskan untuk langsung pulang. 1,5 jam perjalanan dari kota Denpasar akhirnya saya sampai di rumah, Banjar Klod Desa Nyanglan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung Bali, home sweet home.

Demikian perjalanan saya mengexplore Bali mengambil jalur terluar selama 3 hari 2 malam, dan masih banyak daerah yang belum saya kunjungi terutama jalur tengah, nanti akan saya jelajahi lagi !!!

Akhirnya di rumah lagi dan tidak pernah kemana-mana. Hidup disini Mati juga disini, Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun