Mohon tunggu...
surya santosa
surya santosa Mohon Tunggu... -

memang bermutu

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ayo Keliling Bali

8 Maret 2015   10:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:00 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1425783878229577635
1425783878229577635
Pelabuhan Lama Singaraja

Besok paginya sekitar Pukul 05.00 WITA saya sudah bangun dan menuju Pelabuhan Lama Kota Singaraja, untuk moto sunrise, ternyata jam 5 pagi sudah ramai masyarakat yang berolahraga disini, kebanyakan sudah berusia lanjut. Ada juga calon pengantin yang photo prewed dengan background Pelabuhan, yang memancing juga banyak disini karena ada restoran terapung di tengah Laut.

14257839741509889048
14257839741509889048
Museum Buleleng

Sepulang dari Pelabuhan Lama Singaraja, saya menuju ke Pusat Lontar di Bali yaitu Museum Gedong Kertya. Di Museum ini tersimpan berbagai macam lontar dari seluruh bali, di ketik ulang dan beberapa diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, disini juga ada ukiran batu wajah Ken Dedes. Terdapat juga satu ruangan display cara pembuatan lontar, dari mulai bahan sampai dengan proses pembuatannya. Informasi yang disampaikan museum ini sangat banyak, tetapi sayang minat generasi muda sekarang kurang. Disebelah museum Gedong Kertya ada Museum Singaraja yang didirikan sejak Jaman Belanda, disini tersimpan peninggalan arkeologi seperti sarkopagus, kapak perimbas, dan peninggalan purbakala lainnya. Disini juga ada pakaian khas dari Buleleng. Terdapat juga Lukisan-lukisan dari Pelukis Buleleng. Terdapat juga foto-foto wayang buleleng yang tersimpan di Museum Belanda, yang di Buleleng sendiri sudah tidak ditemukan lagi. Mulai dari wayang kulit sampai wayang wong. Sepulang dari museum ini saya balik ke hotel untuk melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Jembrana.

14257840702090771014
14257840702090771014
Pantai Lovina

Dalam perjalanan menuju Kabupaten Jembrana saya sempat singgah ke Pantai Lovina hanya sekedar untuk melihat-lihat dan mengambil beberapa foto. Suasana Pantai Lovina sangat sepi di pagi sekitar pukul 10.00 wita. Setelah beberapa jepretan sayapun meninggalkan Pantai Lovina, menuju ke arah barat melewati Desa Temukus, Tangun Wisia, Seririt, Banjar, Tukad Banyu Poh, dan akhirnya sampai di Pura Pulaki. Berhenti sebentar untuk sembahyang dan kemudian melanjutkan perjalanan melewati Desa Sumber kerta, Sumber Klampok, Bandara Udara Letkol Wisnu, Desa Pejarakan dan kemudian memasuki hutan lindung Bali Barat. Sepanjang mata memandang hanya pepohonan yang mengering yang terlihat. Agak takut juga jika tiba-tiba ban motor pecah, jalanannya sangat mulus tetapi sepi pembaca. Yang suka trek-trekan boleh coba disini. Setelah sekitar 15 km perjalanan akhirnya saya sampai di Dermaga penyebrangan ke Pulau Menjangan. Berhenti sebentar untuk istirahat sambil memotret suasana di sana. Dan melanjutkan lagi perjalanan, sempat berhenti sebentar untuk sembahyang di Pura Teluk Terima, Pura dengan cerita Jayaprna dan Layonsari yang tersohor itu. Dan akhirnya sampailah saya di Perbatasan Singaraja dan Jembrana masih di hutan belantara pembaca, dan jalanan masih sepi.

14257841671907117167
14257841671907117167
Penyebrangan ke Pulau Menjangan

Sekitar 5 km berikutnya saya memasuki pertigaan Cekek menuju Pelabuhan Gilimanuk. Saya tidak akan kesana tetapi mengambil arah menuju Jembrana. Setelah beberapa kilometer perjalanan saya melihat papan informasi yang menuju arah Bendungan Palasari. Saya penasaran belum pernah kesana akhirnya belok kiri dan menuju ke Bendungan Palasari dan sayapun disana dalam 15 menit, dangan jalan yang lebar dan desa yang tertata rapi. Disini umat hindu dan Kristen hidup berdampingan dalam damai, disini juga ada gereja yang sangat besar, sangat besar untuk ukuran desa. Setelah puas disini saya pun balik arah menuju Kota Jembrana.

1425784261586340252
1425784261586340252
Bendungan Palasari

Sekitar pukul 5 sore akhirnya saya sampai di Kota Negara Ibu Kota dari Kabupaten Jembrana. Hal pertama yang saya cari disini adalah warung makan. Saya menemukannya tempatnya bersih, rasanya lumayannlah, harganya ngak bikit dompet bolong. Masih murah pembaca jika di Denpasar ayam lalapan sekitar Rp. 15.000,- disini masih Rp. 8.000,-. Setelah selesai makan saya melanjutkan mencari penginapan yang murah-murah saja, karena badan sudah sangat letih membawa sepeda motor, dan mesinnya saya rasakan sudah sangat panas. Akhirnya ketemu ratenya Rp. 60.000/malam dapat sarapan nasi kuning, kamar mandi dengan gayung (ngak pake bersambut ya), kamar tidur hanya kipas angin. Lumayanlah untuk badan yang sudah sangat lelah ini.

14257843611368731795
14257843611368731795
Pura Tanah Lot

Sehabis sarapan saya lanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Tabanan, karena tidak ada tempat menarik yang saya bisa kunjungi di Kota Negara ini. Memang Kota Negara jalan-jalannya sangat lebar dan kota nya sangat rapi sekali, tetapi sepi. Sepanjang perjalanan dari Kota Negara menuju Tabanan pemandangan sawah sangat indah sekali. Saya sempat singgah di Pura Rambut Siwi hanya sekedar untuk menghaturkan permen di Pelinggih luar Pura tersebut, dan mengambil beberapa photo. Sempat ketemu dengan pengepul sayur gondo disini. Areal persawahan disini adalah penghasil sayur gondo ternyata pembaca. Ada sesenggakan di bali yang mengatakan “bangkiang rengkiang acekel gonda layu” untuk mengambarkan wanita idaman adalah yang singset dan sexi. Pemahaman terhadap wanita yang seperti itu sudah ada sejak lama di masyarakat Bali. Tetapi saya tidak ya, bagi saya “Big is Beauty”. Saya justru kasihan melihat wanita-wanita yang kering kerontang seperti itu, pingin saya ajak pulang dan memberikan banyak makanan.

14257844601887448298
14257844601887448298
Sayur Gonda

Akhirnya sekitar 2,5 jam perjalanan saya memasuki Kota Tabanan, saya tidak singgah di Kota Tabanan tetapi saya akan singgah didi Pura Tanah Lot, memasuki areal parkir membayar karcis Rp. 5.000,- kemudian parkir. Akhirnya jeng----jeng---- inilah objek wisata dari Bali yang sudah terkenal seantero dunia. Menikmati tanah lot dengan foto-foto dan tidur-tiduran di gazebo yang sudah disiapkan bersama dengan warga yang berjualan, ngobrol ngalur ngidul, lumayan bisa melupakan kesedihan di tinggal istri. Oh I miss you so much !!!!!

1425784544883015422
1425784544883015422
Sawah Yeh Embang

Setelah bosan di Tanah Lot akhirnya saya lanjutkan perjalanan Menuju Kota Denpasar, saya tidak membahas apa yang ada di Kota Denpasar karena ada banyak hal disini. Saya akan membahasnya secara spesifik dalam tulisan yang lain. Akhirnya saya putuskan untuk langsung pulang. 1,5 jam perjalanan dari kota Denpasar akhirnya saya sampai di rumah, Banjar Klod Desa Nyanglan Kecamatan Banjarangkan Kabupaten Klungkung Bali, home sweet home.

Demikian perjalanan saya mengexplore Bali mengambil jalur terluar selama 3 hari 2 malam, dan masih banyak daerah yang belum saya kunjungi terutama jalur tengah, nanti akan saya jelajahi lagi !!!

Akhirnya di rumah lagi dan tidak pernah kemana-mana. Hidup disini Mati juga disini, Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun