Mohon tunggu...
Surtan Siahaan
Surtan Siahaan Mohon Tunggu... Penulis -

Berbahagialah orang yang tidak sukses, selama mereka tidak punya beban. Bagi yang memberhalakan kesuksesan, tapi gagal, boleh ditunggu di lapangan parkir: siapa tahu meloncat dari lantai 20. -Seno Gumira Ajidarma-

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kacang Garuda, Bagian dari Tradisi Menonton Sepak Bola dalam Keluarga Saya

8 Juli 2018   17:15 Diperbarui: 8 Juli 2018   18:03 1224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menonton pertandingan sepak bola, khususnya Piala Dunia, adalah tradisi keluarga saya.

Nyaris tidak ada yang bisa mengganggu momen nonton bareng ini. Saya masih ingat, dua bulan menjelang piala dunia 1998, rumah yang kami huni di Kota Cirebon direnovasi total. Antena parabola yang jadi andalan untuk menangkap siaran televisi terpaksa dibongkar. Alhasil, lebih dari sepekan lamanya kami sekeluarga puasa nonton televisi.

Rumah pun hanya menyisakan ruang tengah dan satu kamar untuk dihuni enam anggota keluarga. Sementara, seluruh bangunan lain sudah rata dengan tanah.

Nyatanya, kondisi rumah yang berantakan bak kapal pecah tidak menghentikan semangat kami untuk larut dalam euforia Piala Dunia. Sehari menjelang laga pembuka antara Brazil dan Skotlandia pada 10 Juni 1998, dengan becak ayah membawa pulang sebuah antena UHF beserta pipa besi panjang serta segulung kawat.

Esok harinya, dibantu para tukang bangunan yang merenovasi rumah, sebuah antena sepanjang 15 meter sukses terpasang di halaman rumah. Maklum, saat itu untuk mendapatkan siaran televisi yang jernih, kita harus memasang antena tinggi tinggi.

Akhirnya, tepat pada hari pembukaan piala dunia, kami sekeluarga bisa menyaksikan Andi Darussalam dan Ronny Pattinasarani membahas susunan pemain dan perkiraan strategi taktik dari pelatih Timnas Brazil, Mario Zagallo dan pelatih Skotlandia, Craig Brown.

Nonton Piala Dunia Mengakrabkan Keluarga

Kisah di atas adalah sepotong cerita yang menggambarkan "sakralnya" nonton Piala Dunia bareng dalam keluarga saya. Alasan mengapa piala dunia punya arti penting, sebenarnya bukan lantaran keluarga saya penggila bola. Selain saya dan ayah, praktis tidak ada anggota keluarga lainnya yang betah berlama-lama menonton 22 pemain menguber si kulit bundar.

Alasan sesungguhnya, dengan nobar Piala Dunia, keluarga saya punya tambahan waktu berkualitas untuk dihabiskan bersama. Dengan kata lain, sepak bola adalah keluarga.

Saat almarhum ayah masih hidup, ada kebiasaan unik yang membuat demam Piala Dunia menular ke rumah saya. Sebagai penggemar klub Arsenal, saya mendukung The Three Lions. Sementara, ayah tidak punya negara khusus yang didukung di Piala Dunia karena seumur hidupnya hanya ada dua tim yang dia cintai; Timnas Indonesia dan PSMS Medan.

Karena itu, biasanya ayah akan mendukung tim apa saja yang berhadapan dengan Inggris. Tujuannya cuma satu: agar bisa mengolok-olok saya jika Inggris keok. Sementara, ibu, adik dan dua kakak saya yang sebenarnya sama sekali tidak gemar bola, akan sukarela mendukung Inggris demi bisa ganti menggoda ayah.

Jadilah momen Piala Dunia membuat rumah sangat hidup. Jika Inggris bertanding, semua anggota keluarga bergabung di depan televisi. Tidak terkecuali dua kakak saya yang biasanya punya kegiatan sendiri di kamarnya. Selama 2 X 45 menit, suasana rumah pun jadi riuh dengan saling ejek, saling goda, tawa dan teriakan ketika pemain gagal mencetak gol, salah melakukan operan atau sukses menceploskan bola ke gawang.

Bagi saya, momen ini sangat personal karena pada kesempatan itu ayah juga membagi pada saya pengetahuan dasar tentang sepak bola. Apa itu offside, handball, kartu kuning, kartu merah hingga fungsi dari kotak, lengkungan hingga titik dalam desain lapangan sepak bola.

Camilan Enak dan Sehat

Saat Musim Piala Dunia Seperti Sekarang, Kacang Garuda Biasanya Memberikan Aneka Promo Seperti Diskon Pada Pelanggannya (DOK. PRIBADI)
Saat Musim Piala Dunia Seperti Sekarang, Kacang Garuda Biasanya Memberikan Aneka Promo Seperti Diskon Pada Pelanggannya (DOK. PRIBADI)
Namun, nobar bola bersama keluarga niscaya tidak akan gayeng tanpa hadirnya camilan. Untuk yang satu ini, ibu akan selalu siap dengan makanan yang paling cocok disantap ketika nonton bola yakni kacang tanah. Nah, merek kacang tanah yang menjadi favorit keluarga saya adalah Kacang Garuda.

Merek ini dipilih tidak sembarangan, lho. Maklum, ibu saya adalah tipe orang yang paling ketat saat memilih makanan untuk keluarganya.

Setidaknya, ada 4 alasan mengapa Kacang Garuda adalah snack yang cocok disantap saat nonton bola:

1. Sehat

Kacang adalah makanan yang kaya akan lemak tak jenuh tunggal. Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Harvard Health Publishing tahun 2009 menyebutkan, konsumsi lemak tak jenuh tunggal secara rutin dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular (penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah).

Tidak hanya itu. Tim peneliti Universitas Florida juga menemukan tingginya kandungan antioksidan pada kacang. Bahkan, dalam publikasi yang dirilis di jurnal Food Chemistry itu disebutkan, kandungan antioksidannya setara dengan yang terdapat pada buah delima.

Bagi kamu yang sedang diet, kacang merupakan camilan yang tepat karena konsumsi kacang yang teratur justru dapat menurunkan risiko obesitas. Bagi saya pribadi, manfaat kesehatan kacang lah yang membuat snack ini klop dengan momen menonton pertandingan sepak bola. "Masak menyaksikan tayangan kesehatan sambil mengudap makanan yang tidak sehat?"

2. Rasanya Enak

Kacang Garuda juga sangat digemari karena rasanya yang enak. Selain garing dan renyah, rasa kacang garuda juga gurih. Kualitasnya juga baik karena begitu kulit kacang dibuka, kreeekk,

kita akan menemukan butir biji kacang berukuran besar. Dalam seplastik Kacang Garuda, sangat jarang sekali menemukan biji kacang yang rusak atau kulitnya tidak utuh lagi. Tidak heran ketika toples berisi kacang garuda sudah disajikan, tangan tidak berhenti untuk mengambil lagi...lagi dan lagi....

3. Punya Aneka Varian

Kelebihan lain Kacang Garuda adalah adanya varian produk yang beragam. Jika orangtua saya adalah penggemar kacang kulit original, saya dan saudara-saudara saya lebih menyukai kacang kulit rasa. Alasannya, garing dan renyah Kacang Garuda jadi lebih mantap dengan tambahan rasa bawang maupun keju yang mampu menembus kulit kacang. 

Tapi, bagi kamu yang menginginkan kepuasan lebih dalam menyantap kacang, pilihan sebaiknya dijatuhkan pada Kacang Kulit Biga yang memiliki biji tiga.

4. Cocok Disantap dengan Aneka Minuman

Keunggulan lain Kacang Garuda adalah rasanya yang padu dengan berbagai minuman. Sebagai peminum kopi, ayah saya tidak pernah melewatkan siaran Piala Dunia tanpa segelas kopi hitam di meja. Menurutnya, kopi yang diseruputnya jadi terasa lebih nikmat jika sambil menyantap kacang.

Sementara, bagi saya yang hobi menghirup cokelat panas, rasa cokelat yang pahit-manis jadi terasa tidak membosankan jika dipadu dengan gurih Kacang Garuda. Bahkan, hanya dengan segelas air mineral sekalipun, rasa Kacang Garuda tetap saja mantap.

5. Mudah Ditemukan

Kacang Garuda adalah produk yang mudah ditemukan di mana saja. Kamu bisa membeli varian Kacang Garuda mulai dari mall, mini market hingga toko kelontong di dekat rumah. Harganya pun relative terjangkau jika dibandingkan kualitasnya yang jempolan.

Kesimpulannya, Kacang Garuda dan aktivitas menonton sepak bola dalam keluarga saya adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tanpa adanya Kacang Garuda di meja, nonton Piala Dunia jadi kurang greget.

Karenannya, slogan jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda merupakan tagline yang tepat karena menyantap kacang memang menambah keseruan sebuah tontonan seperti pertandingan sepak bola.

Kacang Garuda Juga Memiliki Banyak Varian yang Membuat Penggemarnya Tidak Pernah Merasa Bosan (DOK. PRIBADI)
Kacang Garuda Juga Memiliki Banyak Varian yang Membuat Penggemarnya Tidak Pernah Merasa Bosan (DOK. PRIBADI)
Tradisi Harus Jalan Terus

Piala Dunia 2018 merupakan kali pertama saya menonton Piala Dunia tanpa ayah. Beliau meninggal dunia akhir 2015 lalu. Memang, sejak meninggalkan rumah untuk merantau, saya tidak selalu menonton Piala Dunia bersama ayah. Namun, saat sedang menonton sendirian, saya tahu ayah pasti juga tengah menyaksikan pertandingan yang sama, khususnya saat Inggris bertanding.

Meski demikian, tradisi keluarga harus tetap berlanjut. Jika dulu saya menyaksikan Piala Dunia dengan orangtua dan tiga saudara, saat ini saya menontonnya bersama istri, adik ipar dan mertua karena anak kami masih berada dalam kandungan.

Nanti, jika anak saya sudah lahir, tradisi keluarga akan terulang dengan sempurna. Pada saat Piala Dunia pertamanya, tepat ketika dia berusia empat tahun di tahun 2022, saya akan mengambil posisi kakeknya untuk mengenalkannya dengan sepak bola. Tentunya dengan segelas cokelat hangat dan setoples penuh Kacang Garuda sebagai bagian dari tradisi.

Selamat menyaksikan Piala Dunia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun