Amplop Hanyalah Bonus
Bagi anak-anak, salah satu momen Idul Fitri paling ditunggu adalah ketika mengantre amplop Lebaran. Biasanya, saking semangatnya menanti momen ini, anak akan bangun lebih pagi.Â
Setelah salat Idul Fitri dan menyelesaikan ritual sungkeman (bermaaf-maafan) dengan seluruh keluarga besar, anak-anak akan berbaris untuk mendapatkan amplop.
Tidak jarang juga, setelah mendapatkan amplop dari ayah-ibu, om dan tante, anak langsung pergi bersama teman-temannya untuk mengantre amplop Lebaran pada tetangga-tetangga rumah atau membelanjakan uangnya. Salam tempel memang seru, namun itu bukanlah makna Lebaran sesungguhnya.
Idul Fitri adalah waktu untuk merayakan kemenangan bersama keluarga. Ajari anak untuk menghargai momen tersebut. Terkadang, saat Lebaran anak berjumpa dengan keluarga yang tidak pernah dilihatnya.Â
Karenannya, tekankan bahwa menikmati hari Lebaran bersama keluarga adalah ritual utamanya. Jika anak akhirnya mendapatkan amplop, jelaskan bahwa itu adalah bonus dan bukan tujuan utama perayaan Lebaran.
Baca Juga: Tradisi Obrog Pantura, Saat Via Vallen Ikut Membangunkan Sahur
Ajari Berterima Kasih
Sebelum Lebaran, ajari anak untuk mengucapkan terima kasih jika seseorang memberinya amplop. Kenalkan juga dengan kebiasaan mencium tangan sebagai perwujudan rasa hormat dan terima kasih. Jika anak lupa berterima kasih dan kamu melihatnya, tegur dan suruhlah dia untuk mengucap terima kasih.
Jangan Langsung Membuka Amplop
Banyak orangtua masih membudayakan amplop Lebaran. Jika menerima amplop, ajari anak untuk tidak menghitungnya langsung. Minta anak untuk menyimpannya dan menghitungnya di lain hari.Â