Mohon tunggu...
Surtan Siahaan
Surtan Siahaan Mohon Tunggu... Penulis -

Berbahagialah orang yang tidak sukses, selama mereka tidak punya beban. Bagi yang memberhalakan kesuksesan, tapi gagal, boleh ditunggu di lapangan parkir: siapa tahu meloncat dari lantai 20. -Seno Gumira Ajidarma-

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Melatih Jiwa Wirausaha Mahasiswa di Pasar Dadakan Ramadan

27 Mei 2018   12:47 Diperbarui: 27 Mei 2018   14:03 2368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Pasar/Sumber Foto: Kompas.com

Pasar dadakan adalah salah satu fenomena unik yang akrab dengan bulan Ramadan

Saat bulan puasa tiba, kita dapat menemukan pasar dadakan di banyak daerah. Di Indonesia, pasar dadakan punya banyak nama. Ada yang mengenalnya dengan nama nama Pasar Tiban. Banyak pula yang menyebutnya dengan Pasar Tumpah, Pasar Kaget, Pasar Juadah, Pasar Takjil dan sederet nama lokal lainnya.

Meski namanya berbeda-beda, ciri pasar dadakan tetap sama yakni sejumlah pedagang yang berkumpul di suatu tempat untuk berjualan dalam waktu singkat.

Umumnya, lokasi pasar dadakan berada di dekat keramaian seperti pinggir jalan raya, alun-alun kota, kawasan kantor pemerintah hingga halaman masjid agung. Bahkan, di Bekasi, Jawa Barat, pasar dadakan digelar di sepanjang kanal penahan banjir.

Bagi mereka yang mencoba mencari rezeki dengan berjualan, pasar dadakan adalah berkah. Mereka yang berjualan di pasar dadakan umumnya memang berprofesi sebagai pedagang, entah berjualan di pasar maupun berjualan online.

Namun, tidak sedikit pula pedagang musiman yang sekadar mencari uang tambahan untuk merayakan Lebaran. Di Yogyakarta misalnya, saat saya berkuliah di sana, banyak teman satu kampus yang menjadi pedagang musiman di pasar Ramadan di kawasan UGM.

Berawal dari Iseng

Rata-rata, awalnya mereka iseng berjualan sambil menunggu waktu berbuka puasa. Jika tidak ada jam kuliah, mereka pasti sudah langsung ke lokasi untuk menggelar lapak.

Tapi, setelah dihitung-hitung, untung yang diperoleh ternyata lumayan. Bahkan bisa digunakan untuk membeli tiket kembali ke Yogyakarta setelah mudik Lebaran.

Karenannya, tidak sedikit pula yang akhirnya memutuskan untuk lebih serius berjualan di Ramadan berikutnya. Tipe yang satu ini tidak membelanjakan keuntungan yang diperoleh di akhir bulan Ramadan. Mereka menyimpannya sebagai tambahan modal berjualan di tahun depan. Dengan begitu, modal usaha akan semakin besar.

Karena tertarik dengan cerita beberapa kawan, terkadang saya ikut menemani berjualan. Kesempatan ini saya manfaatkan betul untuk mengamati dan mempelajari mereka berwirausaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun