Mohon tunggu...
Surtam A Amin
Surtam A Amin Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Penggemar fiksi, budaya, politik, dan pariwisata

Selanjutnya

Tutup

Politik

Misteri Dua Detik Kotak Kosong Menumbangkan Petahana di Pilkada 2024 Kabupaten Bangka

30 November 2024   17:30 Diperbarui: 1 Desember 2024   03:42 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raja Kadal (Gambar dibuat AI atas ide Surtam)

Kotak Kosong berhasil mengalahkan calon tunggal sekaligus petahana di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang.

Berdasarkan penghitungan suara sementara hasil Pilkada 2024 Kabupaten Bangka pada laman milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, menunjukkan kotak kosong meraih 67.546 suara atau 57,25 persen. Sementara, Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bangka Mulkan-Ramadian dengan total 50.443 atau 42,75 persen suara.

Perolehan suara ini belum resmi. Karena KPU masih akan melakukan penghitungan berjenjang sampai 6 Desember 2024.

Rekapitulasi secara berjenjang di tingkat kecamatan oleh panitia pemilihan kecamatan (PPK) mulai 29 November hingga 3 Desember 2024. Selanjutnya tingkat kabupaten sampai 6 Desember 2024.

Hasil Pilkada Kabupaten Bangka ini sangat unik untuk diulik para pengamat politik, akademisi, dan pencinta demokrasi. Karena sangat di luar dugaan semua pihak, termasuk Pasangan Calon Tunggal sendiri yang menargetkan menang mudah dengan perolehan suara fantastis 89,90 persen.

Untuk mencapai target tersebut Calon Tunggal yang diusung Oligarki Parpol (10 parpol di bawah pimpinan PDI-P) dengan segala sumber daya berlimpah tidak main-main. Mereka melaksanakan kampanye besar-besaran sampai ke pelosok desa.

Sedangkan para pejuang kotak kosong hanya melawan dengan diam. Penguatan dukungan terhadap Kotak Kosong dilakukan tanpa bandar (sponsor), tanpa bazar (menjual sembako dengan harga murah), dan tanpa tokoh untuk mempengaruhi massa. Media yang digunakan hanya sedikit spanduk/baliho (1 desa maksimal 2 spanduk), sosial media (facebook, instagram, TikTok, YouTube, WhatsApp), dari 'nesah' (mencuci pakaian di kali atau kolong di pinggir jalan desa) sampai 'bekisah' (sejenis ngerumpi bersama tetangga) oleh Mak-emak, door to door. Tanpa pengerahan massa, rapat umum, diskusi, tanpa hiburan musik, apalagi berbagi amplop.

Walaupun para pejuang Kotak Kosong melakukan perlawanan dengan diam, ternyata mampu juga membuat sedikit ciut nyali calon pasangan tunggal. Kesuksesan sebagai calon pasangan tunggal menciptakan 'koalisi raksasa' dan mampu membungkam calon pasangan lain agar tidak jadi maju, ternyata bukan akhir dari upaya memenangkan pilkada.

Bagi calon pasangan tunggal keberadaan kotak kosong menjadi hal yang relatif cukup menakutkan. Karenanya, mereka melakukan sejumlah kampanye hitam (black campaign) terhadap kotak kosong. Hampir dalam setiap pertemuan dengan masyarakat, calon tersebut cenderung 'mencuci otak' masyarakat bahwa memilih kotak kosong itu sama dengan golput (tidak memilih), merugikan anggaran daerah, tidak ada visi, misi, program, dan sebagainya. 

Namun fakta 27 November 2024 sangat tidak dapat diterima akal sehat. Hanya dalam aksi pencoblosan selama 2 (dua) detik di TPS, rakyat berhasil meruntuhkan arogansi oligarki. Calon Tunggal  tumbang di tangan rakyat yang tampak rapuh namun berenergi. Inilah yang membuat Pilkada Kabupaten Bangka 2024 layak disebut Pilkada terunik di dunia saat ini.

Ini menjadi harapan baru bagi pilkada kembali tahun 2025. Ternyata untuk memenangkan pilkada tidak harus dengan biaya mahal. Hal ini memungkinkan ke depan digelar "Pilkada Murah dan Halal". Diharapkan muncul calon-calon bupati yang berintegritas, kompeten, visioner, kreatif, inovatif, punya hubungan nasional dan internasional, yang mampu melakukan perubahan untuk kemajuan daerah yang signifikan. Mampu mengelola potensi daerah untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Bukan seorang bupati yang hanya bisa melaksanakan rutinitas pemerintahan dan dinas luar semata.

Kemenangan telak 57,25% kotak  kosong di Kabupaten Bangka, tidak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi juga menjadi cerminan dari ketidakpuasan masyarakat terhadap calon tunggal yang ada. Kemenangan kotak kosong ini menunjukkan keinginan masyarakat untuk melihat kompetisi yang lebih sehat dan pilihan yang lebih beragam dalam Pilkada.


Uniknya lagi, walaupun telah mengetahui menang telak 57,25% masyarakat pendukung kotak kosong di Kabupaten Bangka tidak larut dalam euforia. Mereka menganggap biasa-biasa saja. Melawan dengan diam, menang pun diam-diam. Namun harus tetap waspada. Jangan sampai hasilnya didiamkan untuk mengubah pemenang. Tetap husnudzon pada KPU sampai selesai pleno tingkat Kabupaten berakhir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun