Kuil Palani Andawar Simbol Hindu di Bumi Islam
Aceh, Serambi Mekkah dalam beberapa tahun selalu menyajikan berbagai kejadian besar pada "dunia luar". Penerapan Syariat Islam membuat citra seolah Aceh sangat tertutup dan terkesan menakutkan. Bahwa perempuan harus berhijab jika tidak mau kena tangkap.Â
Tetapi kesan angker itu rontok ketika kami, dua wanita Bali datang ke Tanah Rencong guna melakukan penelitian beberapa tahun lalu. Aceh justru indah dengan penduduk yang ramah. Wajah-wajah manis para wanita Aceh terlihat sangat jelas walau sedikit tertutup.Â
Demikian pula, kami diterima dengan sangat ramah di Kantor majelis Adat Aceh, kantornya Wali Nanggo, semacam pimpinan tertinggi ulama dalam susunan pemerintahan di Aceh.Â
Demikian pula kami diterima dengan ramah di kantor DPRA Aceh. Kami mencoba jalan ke berbagai mall, pasar, warung kopi selain ke situs-situs bersejarah. Dan Kami jatuh cinta dengan bumi Aceh yang indah. Aceh tidak semenyeramkan di berita-berita (hukum cambuk, razia, dll).Â
Bahkan sisa-sisa peninggalan jaman lampau cukup sulit untuk diteliti sebagai sebuah standar pengetahuan ilmiah. Penghancuran dan penghilangan jejak telah dilakukan secara massif selama ratusan tahun demi membangun imperium kejayaan yang baru.
Awalnya ada dua kuil di wilayah ini, yakni satunya kuil Siwa dan Kuil Andawar, akan tetapi kuil Siwa sudah ditinggalkan karena sudah tidak ada pengempon dan tanahnya dikembalikan kepada Negara.
Sebagai masyarakat yang religius dan memegang teguh peradabannya, mereka secara bertahap mendirikan tempat ibadah (kuil). Selain itu, masyarakat Hindu Tamil membuat tempat persembahyangan pribadi di rumah.Â