Veda adalah energi, generator, listrik sementara ritual adalah sisi terluar dari Agama Hindu yang perwujudannya dapat berbeda sesuai dengan tempat, waktu dan keadaan. Disinilah letak keuniversalan dan keluwesan agama Hindu. Ritual adalah ekspresi dari Bhakti, ibarat bola lampu, Veda adalah energinya, listriknya.
Veda memberikan energi dan kekuatan bagi tubuh manusia, bagi kehidupan sehingga mampu hidup dengan lebih baik dengan meninggalkan kelemahan-kelemahan seperti amarah, pikiran bingung, berjudi, mabuk-mabukan, tidak mampu mengelola uang serta dijauhi oleh Dewi Laksmi sehingga hidupnya kesusahan secara materi. Veda memberikan kekuatan sehingga hidup lebih baik.
Apakah dengan membaca Veda manusia lantas meninggalkan adat dan budayanya? Jika yang dibaca adalah Catur Veda, gveda, Yajurveda, Smaveda, Atharvaveda dan Bhagavad Gita, pustaka tersebut justru menyatukan, bukan memecah belah.
Artinya, mereka yang membaca pustaka tersebut justru akan terbangun sifat persatuan dan toleransi di tengah perbedaan. Tidak ada ajaran dalam pustaka tersebut untuk mengadopsi budaya orang lain dan membenci budaya sendiri.
Setiap Veda dibagi atas empat bagian: Sahit atau Mantra, Brhmaa, rayaka, Upaniad. Sahit secara literal berarti "menyatukan", yang merupakan teks dasar dari lagu dan doa pujaan, yang disatukan untuk memuja Dewa-Dewi. Demikian pula sebagai pustaka yang menyatukan umat manusia dengan semangat kebaikan dan bukan memecahnya.
Pustaka Brhmaa berhubungan dengan ritus dan korban-korban suci dan teknik yang benar dalam pelaksanaannya. rayaka yang artinya pustaka yang berasal dari hutan yang merupakan transisi (jembatan) dari pengorbanan dan ritual brahmanikal menuju filsafat. rayaka berisi interpretasi mistik dari mantra dan upacara.
Upaniad merupakan intisari Veda, kebenaran dalam agama Hindu yang paling mulia yang diketahui oleh umat manusia. Upanisad adalah filsafat yang dapat didiskusikan dan dapat diteliti.
Upanisad yang berarti "duduk di dekat seorang yang suci dan menerima ajaran suci, merupakan bagian pelengkap Veda yang berfokus pada pertanyaan filsafat seperti tujuan kehidupan, asal mula jagat raya, konsep atman, maya dan Brahman.
Sejumlah sumber sejarah menyebutkan Kli Yuga dimulai ketika dinobatkan Raja Parikit, cucu Arjuna (Paava) pada tanggal 18 Pebruari 3.102 Sebelum Masehi. Menurut ahli astronomi ryabhaa, Mahbhratayuddha berlangsung pada tahun 3.138 Sebelum Masehi yang merupakan masa akhir jaman Dvpara.
Jadi sejak penobatan Raja Parikit umat manusia telah memasuki Kli Yuga, jaman pertengkaran yang ditandai memudarnya kehidupan spiritual, redupnya nilai-nilai Dharma dan sulitnya keinginan untuk membaca Pustaka Suci Veda.