4. Tanda merupakan daur ulang (recycle), mengartikan bahwa tanda dalam kondisi lama bisa dijadikan seperti baru
5. Tanda buatan (teknologi). Tanda terkadang tidak asli, yakni buatan terutama dalam buatan teknologi.
6. Tanda ekstrim. Tanda ekstrim merefleksikan adanya suatu tanda yang dilebih-lebihkan, tidak sesuai dengan tanda yang aslinya.
Dari sini dapat diambil refleksi bahwa proses meraba-raba sebuah jalan akhirnya akan jatuh pada sebuah penyimpulan bahwa semiotika adalah sebuah jalan yang hanya menolong pembaca untuk mendapatkan pemaknaan tanda yang lebih transparan tanpa harus mengetahui bahwa itu adalah kebenarannya. Sehingga banyak sekali semiotikawan atau Umberto Eco sendiri menganggap bahwa semiotika menjadi alat untuk berbohong dalam menjelaskan sebuah tanda.
Serta dapat pula diambil kesimpulan bahwa laporan keuangan ini merupakan suatu tanda atau ilmu semiotik dalam suatu perusahaan, karena laporan keuangan akan memberikan sebuah tanda, sinyal ataupun informasi kepada pihak terkait yang nantinya dapat dijadikan sebagai acuan untuk menentukan masa depan perusahaan serta membantu dalan proses bisnis akuntansi perusahaan.
Sumber :
Amelya Shilvi. 2020. Umberto Eco dan Semantik. Media Online Kumparan : https://kumparan.com/slipiest-adv 7000/umberto-eco-dan-semantik-1ujY7argozj  (Diakses pada 20 Mei 2022).
Apollo. 2022. Memahami Aturan Pajak dengan Pendekatan Semiotika Eco Umberto. FEB : Universitas Mercu Buana.
https://eprints.umpo.ac.id/5904/3/BAB%20II.pdf
Rahman Abdul dan Tommy F. 2013. Semiotika Filosofis : Perspektif Umberto Eco. URL : https://adoc.pub/semiotika-filosofis-perspektif-umberto-eco.html  (Diakses pada 19 Mei 2022)
Rusmin Nurjadin. 2022. Hubungan Semiotik dengan Sintaksis, Semantik dan Pragmantik. Media Online : http://nurjadinrusmin.blogspot.com/2014/01/hubungan-semiotik-dengan-sintaksis.html  (Diakses pada 19 Mei 2022)