Mohon tunggu...
SURI MEYLINDA RIZALTI
SURI MEYLINDA RIZALTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MERCU BUANA

SURI MEYLINDA RIZALTI // NIM : 43220010120 // AKUNTANSI // DOSEN : APOLLO, Prof. Dr, M.Si.Ak, CIFM, CIABV, CIBG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seberapa Pentingkah Conceptual Framework bagi Penyusunan Laporan Keuangan?

26 Maret 2022   15:27 Diperbarui: 26 Maret 2022   15:36 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu Conceptual Framework ?

Berbekal dari US GAAP(Generally Accepted Accounting Principles) Conceptual Framework atau kerangka kerja konseptual adalah suatu kerangka atau peta kerja bagaimana menyusun sebuah laporan keuangan. Dijelaskan pula bahwa Kerangka konseptual adalah suatu alur pemikiran terhadap suatu hubungan antara konsep yang satu dengan konsep lainnya yang merupakan pedoman dasar atau acuan teori akuntansi dasar dalam pembuatan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) guna untuk memecahkan masalah praktis dalam pelaporan keuangan.

 

Apa saja isi Conceptual Framework ?

Dalam penyusunan laporan keuangan terdapat 3 level kerangka konseptual di dalamnya, yaitu :

        First Level : Objectives atau tujuan

Level pertama yakni objectives atau tujuan adalah suatu dasar, fondasi atau alasan dalam dilakukannya penyusunan laporan keuangan. Dimana, penyusunan laporan keuangan dilakukan sebagai upaya untuk mencapai suatu tujuan.

Tujuan dari penyusunan laporan keuangan yaitu :

  1. Memberikan kegunaan bagi pemiliki modal yaitu investor dan kreditor dalam bentuk pertanggungjawaban.
  2. Berguna dalam menilai atau membuat perkiraan arus kas masa mendatang.
  3. Perhitungan Arus kas di masa mendatang yaitu antara kas masuk bandingkan dengan kas keluar dan ditambah saldo awal. Terdapat tiga macam arus kas, yaitu : Arus kas operasi, Arus kas investasi, dan Arus kas pendanaan.
  4. Mengetahui sumber daya perusahaan, klaim sumber daya dan perubahan di dalamnya. Tujuan penyusunan laporan keuangan yaitu memberitahu tentang sumber daya yang dimiliki, berapa yang kita miliki dan perubahan-perubahannya. Sumber daya adalah segala sesuatu yang dimiliki dan terdapat kegunaan di masa depan. Informasi berupa persediaan dan asset yang kita miliki, berapa penyusutannya, berapa yang dijual dan berapa harga pokoknya dapat kita ketahui melalui laporan keuangan. Selain itu, perubahan-perubahan seperti perubahan turun (aset berkurang atau adanya kerugian) dan perubahan naik (aset bertambah dan adanya keuntungan) dapat kita ketahui pula dengan melakukan penyusunan keuangan.


        Second Level : Qualitative Characteristics dan Elements

1. Qualitative Characteristics

  • Relevance : Relevan berarti akurat dan bisa dipercaya. Relevan berhubungan atau berkaitan dengan kebermanfaatan data yang dapat dipakai dalam laporan keuangan dan berguna dalam pengambilan keputusan. Bahan informasi relevan yaitu : Ketepatan waktu, Nilai prediksi dan Nilai umpan balik.
  • Reliability : Reability adalah suatu keandalan, bahwa terdapat data, transaksi dan dokumen yang terdapat dimasa lalu, sehingga angkanya belum tentu relevan untuk nilai sekarang. Contoh : Saat kita membeli asset 5 tahun lalu, jika kita membeli dengan harga historis maka Jika dinilai pada nilai sekarang dia reability namun tidak relevan.

Sehingga Adjustment journal dapat menjembatani antara relevan dan reability.

  • Comparability : Comparability berarti keterbandingan yang berguna untuk mengidentifikasi dan memahami kesamaan maupun perbedaan item dalam laporan keuangan. Syarat untuk membandingan data ialah konsisten.
  • Consistency : Konsisten berarti tidak boleh ada perubahan metode, dari satu metode ke metode lainnya. Konsisten berarti dapat dibandingkan. Sehingga antara konsisten dan comparability harus sama seimbang.

2. Elements

Elemen adalah bagian dari : Asset yang dimiliki oleh pemiliki modal, kewajiban yang dimiliki oleh kreditor atau investor dan modal yang dimiliki oleh pemiliki modal. Elemen-Elemen ini berguna dalam pengukuran kinerja dalam rangka memberikan opini, penilaian, kesimpulan maupun hipotesis.

Elemen pengukuran kinerja dapat mengukur dalam kategori :

  • Kategori Good : Asset bertambah, hutang berkurang, modal bertambah, investasi naik, kerugian turun.
  • Kategori Bad    : Asset berkurang, hutang naik, equity turun, investasi turun, expense naik, kerugian naik.

 

        Third Level : Assumption, Principles and Constraints

1. Asumsi dasar

  • Economic entity : Economic entity  berarti adanya unit bisnis yang berhubungan. Contoh : Saat ada pegawai toko yang viral karena melakukan kesalahan atau bertindak atas nama perusahaan, maka hal tersebut akan berimbas pada nama entitas perusahaan tersebut, atau singkatnya nama baik perusahaan tersebut yang akan rusak.
  • Going concern : Going concern memiliki arti dimana suatu bisnis harus dijalankan secara berkelanjutan dalam jangka panjang atau tidak boleh terputus-putus. Perusahaan yang melakukan asumsi dasar going concern ialah perusahaan yang serius dalam menjalankan bisnisnya.
  • Monetary unit : Semua harus dalam satuan moneter (Alat ukut moneter : Rupiah, yen, euro, dollar). Contoh Moneter unit : Memiliki asset berupa hewan sapi sebanyak 10 ekor,  maka asset sapi tersebut harus dirubah dalam bentuk moneter uang misalnya 10 ekor sapi dihargai dengan 200 juta rupiah.
  • Periodicity (periode pelaporan) : Periodenisasi biasanya berbentuk laporan keuangan tahunan sebagai pertanggung jawaban anggaran yang telah dilakukan maupun anggaran untuk tahun depan.

2. Prinsip-Prinsip (Aturan-Aturan Dasar/Pendasaran Umum)

  1. Historical Cost

            Akuntansi keuangan selalau berbasis historical cost atau sudah terjadi dan setiap transaksi akuntansi harus memiliki bukti.

        2. Revenue Recognition

             Terdapat 4 kategori Pengukuran Pendapatan,yaitu :

  1. Cash Basis : Pendapatan diakui saat kas diterima sementara Acrual Basis : Didasarkan pada pengakuan.
  2. Saat terjadinya utang-piutang
  3. Ketika transaksi bersifat pesanan/job order
  4. Dalam industry pertambangan dan logam mulia

        3. Matching 

             Mempertemukan antara debit dan credit, utang dan modal dengan syarat pertemuan tersebut harus cocok dan sesuai.

        4. Full Disclosure

             Penjelasan yang berhubungan dengan revaluasi asset atau restrukturisasi perusahaan under value dan over value yang   diakibatkan oleh adanya inflasi.

3. Constrain

  • Cost Benefit : Dalam Cost benefit, diupayakan bahwa jangan sampai biaya untuk menciptakan sebuah informasi lebih mahal dibandingkan manfaat yang akan diterima.
  • Materiality : Materiality tergantung pada skala perusahaan. Terdapat 2 skala dalam perusahaan yaitu skala mikro dan skala makro. Contoh : Modal usaha sebesar 5 juta akan terasa besar bagi UMKM, Namun sebaliknya akan terasa sangat kecil bagi perusahaan berskala besar.
  • Industry Practice : Suatu praktek industry bisa berbeda dari satu industry ke industry lainnya. Sehingga disimpulkan standar akuntansi yang digunakan dalam praktek industry perkebunan, akan berbeda dengan standar akuntansi yang digunakan dalam praktek industry peternakan.
  • Conservatisme : Conservatisme ialah seseorang yang cenderung pragmatism, namun bergaya lama yang enggan mencoba dan berubah. Sehingga hal ini akan menjadi kendala dalam  perkembangan teknologi informasi.

 

Apa alasan pentingnya Conceptual Framework ?

Kerangka kerja konseptual adalah suatu kerangka penting dalam penyusunan pelaporan keuangan. Kerangka kerja konseptual memiliki tujuan untuk memberikan pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Yang mana, laporan keuangan tersebut harus memberikan informasi yang berguna bagi pihak-pihak berkepentingan sebagai salah satu kegunaan dalam proses pengambilan keputusan.

Sehingga, alasan pentingnya sebuah kerangka kerja konseptual yaitu memberikan acuan dan pedoman bagi pengguna laporan keuangan dalam rangka memberikan pemahaman, keyakinan serta kemudahan dalam aktivitas pembuatan, penyusunan maupun penggunaan laporan keuangan. Dimana kerangka kerja konseptual juga memberikan arahan, informasi yang relevan serta kerangka dasar teori yang berguna dalam penyusunan dan pelaporan keuangan. Sehingga kerangka kerja konseptual dapat digunakan sebagai acuan solusi masalah dalam memecahkan masalah praktik yang baru muncul pada pelaporan keuangan akuntansi yang belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintah.

Apa saja kritik atas proses Conceptual Framework ?

Salah satu kritik terhadap kerangka kerja konseptual yaitu :

"Ontological and Epistemological Assumptions"

Tujuan dari pembentukan Conceptual Framework adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang objektif dan tidak biasa, Namun dasar suatu framework dipertanyakan, apakah teori tersebut netral, independent dan bebas dari bias. Jika dihubungkan dengan Conceptual Framework yang ada ternyata benar adanya, bahwa Conceptual Framework tidak pernah secara resmi diuji kebenarannya berdasarkan bukti logis dan empiris karena isi dari Conceptual Framework itu sendiri merupakan opini dari badan atau individual yang berkuasa.

Terimakasih Sahabat Kompasiana !!

Sumber : Nikmah Uswatun S. 2017. A Conceptual Framework. FEB : Universitas Padjajaran. URL : https://pdfcoffee.com/conceptual-framework-8-pdf-free.html Diakses pada 26 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun