Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bekudo Bono

24 Januari 2022   15:24 Diperbarui: 24 Januari 2022   15:36 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ncik lila " sambil tertawa, wahai nakku ini ombak sangat bahaya kenapa kamu ingin menemui ombak ini (dalam hati )". Disaat kami menaiki mobil ada  pa tua dan ncik lila kami pun memberikan salam kepada dua orang tetua itu. Waktu tempu kurang lebih 1,5 jam sampai la aku dan kemmpat temanku dirumah masing masing.

Pagi rumahkuuu, pagii semua, aku kembali. Besok aku akan menjalani rutinitas biasanya. Aku juga kangen sekolah, aku juga kangen rumah. Tibalah hari dimana sebagai hari kenaikan bendera merah putih.  Pagi temankuuu, pagi sekolah, setelah menjalankan upacara dan selesai lalu memasukui jam pembelajaran. Tepat jam menunjukkan angka 10.00 WIB bel keluar main berbunyi. Semua temanku menghampiri ku, aku kaget, ada apa ini. teman teman ku tak sabar ingin mendengar pengalamanku, teman teman daerah yang ku kunjungi sangatla terpencil jalan untuk menuju kesana juga la tidak semulus jalan kesekeolah kita, kami pun juga tidak nginap dihotel berbintang kami hanya tidur dirumah warga, begitu juga dengan mandi kami, kami juga mandi ditepi sungai. Namun dihari kedua, menjadi hari yabg menyeramkan bagiku karena aku mendengar ada seuara gemuruh, dimana jika ada suara gemuruh akan ada ombak yang tinngi dan ombak itu sangat di takutkan para warga setempat karena ombak itu telah memakan banyak korban. Ihhh seram (serantak semua temanku mengatakannya), "lalu menjadi hal yang tak terlupakan bagi mu apa lela"kata rara, hal yang tak terlupakan bagiku yaitu warganya, warganya sangat ramah dan juga aku ada dapat cerita dari pa tua tentang mistis ombak itu juga menyeramkan. Banyak kenangan indah ku bersama warga disana meraka baik dan ramah walaupun rambut mereka telah memutih tapi semngatnya luar biasa.

***

Dikoran, terlihat olehku "segera saksikan fesrival bekudo bono".kemudian timbul dalam benakku  untuk menyaksikan ombak itu, karena penuh dengan rasa penasaran di pikiranku, akupun baru sadar apakah ini bono yang dikatakan oleh ncik lila dan Pak Tua. Berbagai cara ku lakukan untuk dapat ku saksikan ombak itu. "Dahulu lokasi untuk mencapai ombak ini sangat mistis. Dalam transportasi untuk menuju lokasi ombak khas Kampar ini diadakan upacara "semah" pagi atau siang dipimpin tetua tetua kampong dengan maksud agar pengendara bono selalu mendapat keselamtan" teringat olehku pengalaman ku beberapa tahun yang lalu. Namun, kucari tau bagaimna aku bisa mencapai lokasi tersebut, aku pun mengendarai semacam travel menuju sungai Kampar, namun zaman terus berkembang tak ada lagi upacara semah seperti yang beberapa tahun lalu aku mendatangi lokasi Kampar tersebut.

Suara hempasan air membuat bulu bulu tangan ku berinding dan dapat mersakan sensasinya. Aku berjalan melewati penginapan ku yang beberapa tahun lalu, dan aku menemukan iya ncik lela. Dengan sekuat jiwa ku memanggil " ncik lila", namun ncik lila lupa lupa ingat tentang diriku. Ncik lila "oh lila, beberapa tahun lalu ada kenangan manis yang kau berikan kepada ku nak, ternyata itu betul nak lila." Iya ncik aku kemari karena aku melihat dikoran tentang daerah ncik ini yaitu Kampar ada festival bekudo bono, tanpa banya cerita aku langsung mencari tau transportasi untuk kesini ncik lela.

Ombak bono yang merupakan tidal bore memang merupakan gelombang besar yang membahayakan. Membahayakan tetapi menantang, ini mungkin yang mejadi alasan banyaknya peselancar dunia yang datang ke Sungai Kampar untuk mencoba langsung "menjinakkan" ombak bono ini. Hari terus berganti, jam terus berlalu, zaman semakin berkembang. Masyarakat sekitar Kuala Kampar kini menggap bono sebagai sahabat alam. Dulu bono yang di takutkan menjadi hal yang sangat ditunggu. Tanggal tanggal ini 3-5 November , 17-19 November  2-4 Desember, 17-19 Desember, 1-3 Januari, 16-18 Januari, 1-2 Februari , 1-3 Maret, 13-15 Maret , 30 Maret-1 April, dan 13-15 April  sangat kunantikan ncik lela, ucap ku kepada ncik lela

Tak lama hp ku berbunyi, telepon dari temanku rara namanya, apa yang sedang kamu lakukan lela? Aku lihat di medsos mu kamu lagi di daerah yang menakutkan itu , "aku menunggu datangnya ombak rara Selama manunggu datngnya Ombak bono banyak yang bisa ku lakukan.Oh, banyak sekali! aku menyukai fotografi, aku bisa memotret bangunan rumah panggung yang sangat khas melayu dan pemandangan yang masih sangat indah dan alami. Selain itu, bisa memancing sambil menikmati pemandangan yang sangat menakjubkan. Bercengkerama dengan penduduk lokal pun bisa menjadi sebuah hal menarik yang bisa dilakukan. Melihat dan menyaksikan aktivitas para nelayan, khususnya pada pagi hari menjadi sebuah pengalaman yang sangat humanis dan tak terlupakan. Jangan lupa untuk menyaksikan pagelaran seni yang biasanya digelar di gedung serbaguna yang ada di sana. Masyarakat dan penduduk lokal memang terkenal sangat ramah. Menikmati aneka pertunjukan seni seperti silat dan permainan alat musik seperti gendang dan kompang akan menjadi sarana untuk melepas kepenatan. Kataku panjang lebar kepda rara yaitu temanku yang dulu ku ceritakan padanya tentang ombak ini dan rara adalah temanku yang paling takut saat itu tentang obbak ini.Rara terdiam sejenak setelah mematikan telpon dari ku,bagaimana bisa ombak yang ditaktkan bisa menjadi ombak yang ditunggu.

Aku pun sambil melihat ombak, terisirat didalam hatiku Betapa besar kebudayaan daerah, walau daerah ini terpencil tapi dikenal oleh mancanegara. Budaya bekudo bono  yang terletak di negeri merah putih ini menajdai potensi wista nasional dan internasional. Kondisi alam Teluk Meranti memang sedikit unik, keadaan alamnya berupa dataran rendah  rawa dengan lahan gambut cukup luas. Menjadi keunikan sendiri bagi diriku . perlu diketahui ombak ombak ini dulnya sangat ditakutkan bahkan menjdi musuh alam dan sekrang menjadi sebagai objek surfing para peselancar bahkan mereka menggapnya sahabat alam. Ku liat sangat banyak peselancar dunia maupun Indonesia yang menjajal kedahsyatan ombak bono.Wahai pemuda pemudi ini budaya, petua petua akan pupus. Zaman terus berkembang, bono hebat telah menyapa dunia melalu festival bekudo bono.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun