Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bekudo Bono

24 Januari 2022   15:24 Diperbarui: 24 Januari 2022   15:36 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Atraksi ini memang bisa dikatakan sangat berbahaya. Aku dan kedua temanku bertanya kepada ncik lila " bagaimana dengan kami ncik? ", lela : apakah diantara dari kami akan ada yang tewas di makan oleh ombak bono. Ncik lila : tidak nak, kalian diam saja dipenginapan ini untuk beberapa hari ini.

Hari yang menakutkan bagiku kini telah berlalu, sudah terlewati. Hari ketiga dengan cuaca yang cukup cerah. Aku tanpa temanku dan juga tanpa Ncik Lila berjalan terlihat oleh ku lelaki sudah beruban sedang di duduk sambil menggulung rokoknya dengan tembako. Aku memanggilnya Pak Tua

Lila : Pak Tua, apakah Pak Tua tau apa yang terjadi semalam, apa itu bono ? Pak Tua: ia na muda sangat mengerikan bagi kami ombak itu, konon ombak ini berbentuk serupa kuda yang berjumla tujuh ekor. Kepercayaan tetua setempat bono yang ada di sungai Kampar ialah bono jantan, layaknya sepasang kekasih. Ombak ini akan pergi ke sungai rokan untuk menemui bono betina. 

Itulah sebabnya ketika bulan kecil dan pasang mati, masyarakat dengan kedua matanya tidak menemukan bono di kedua sungai tersebut, namun jika bulan mulai besar gelombang gelombang tadi akan kembali ketempat masing masing lalu bermain memudiki Sungai Kampar dan Sungai Rokan. Nah,semakin penuh bulan di langit, semakin membara semangat bono untuk berpacu memudiki kedua sungai itu nak.

Lila : Dibalik cerita Pak Tua ada keseruan tersendiri bagi saya Pak Tua, ada pendapat masyarakat lain Pak Tua ?

(ncik lela tetiba dating menghampiri kami berdeua dan menyanmbung percakapan kami).

Ncik lela: Ada sebuah legenda yang aneh nak terkait dengan Ombak Bono Sungai Kampar. Jumlah ombak ini juga sering disebut dengan "Seven Ghosts" .Namun,saat ini hanya tinggal enam ombak. Di mana yang satunya lagi? Satu ombak dahulu "mati" karena ditembak oleh orang Belanda di jaman penjajahan dulu. Ombak Bono akan mencapai titik tertinggi ketika bulan purnama.

Lela : oh begitu ya Pak Tua, dan ncik lila. Hari sudah petang saya akan kembali ke penginapan dan menjumpai kedua temanku ya Pak Tua terima kasih .

Cuaca sudah mendung, namun mendung tak berarti hujan. Telepon senterku bergetar ada SMS masuk isinya pengirim bu jihan "anakku besok kalian akan di jemput disaat matahari belum bercahaya terang dengan mobil kemaren dan ibu juga akan ikut ". Aku seperti tidak akan menerima bahwa besok akan pulang. Aku masih butuh beberapa hari untuk hidup bersama keluarga yang apa adanya. 

Namun inilah perpisahan, Malam ini merupakan malam terkahir bagi kami di daerah terpencil ini. malam terakhir ini kami mengisi untuk bencengkrama dengan warga setempat, warga setempat juga banyak menceritakan hal yang menakutkan bagi kehidupan mereka saat ini. dengan warga setempat bercerita dengan logat bahasa Kampar yang khas, dimalam terkahir ini aku dan kedua temanku ingin menghabiskaan waktu dengan tertawa bersama bersedih bersama dengan warga setempat. Karena dihari esok mobil akan tiba sebelum matahari memancarkan cahaya terangnya. 

Malam sudah larut kami pun tertidur, tepat pukul 04.00 dan ada suara azan yang membanguni ku aku bangun dan sembari membangunkan kedua temanku lalu ku ambil air untuk menyucikan tubuhku lalu kulaksanakan shalat. Taklama kemuadia setelah sudah beres, mobil pun tiba, bu jihan pun turun dari mobil itu. Tak sanggup rasanya meninggalkan ncik lila yang begitu luar biasanya baiknya aku pun memberikan ucapan manis " ncik, jangan lupakan aku, karena suatu saat pribadi ku yakin ombak ini akan menjadi ombak yang ditunggu tunggu  dan yang kurindukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun