Mohon tunggu...
Surikin SPd
Surikin SPd Mohon Tunggu... Guru - Ririn Surikin

Terus Belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Awal Kedewasaan

23 Januari 2022   19:01 Diperbarui: 23 Januari 2022   19:12 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi berbeda si SMK Taruna. Karakter siswa  berbanding lurus dengan angka-angka. Semua bisa dipertanggungjawabkan sampai sekarang.  Sebagai seorang guru tentu  merasa bangga pada murid muridnya yang sekaranag menjadi pimpinan di tampuk pemerintahan. Ketika para muridnya menawarkan bantuan untuk membantu kasusnya, ketika muridnya mempermudah urusan yang bersifat dunia, dan ketika muridnya tunduk hormat mengucapkan terimakasih karena bimbingannya.

Diiringi dengan sikap kedisiplinan tinggi membuat SMK Taruna berjejer di depan untuk wilayah kota pekanbaru. Siswa -- siswinya terkenal santun dan penuh tata krama. Kemajuan teknologi juga menempatkannya sebagai sekolah swasta pavorit di tempatnya.

Kekompakan yang terjadi pada siswa sangat kuat. Seperti pribahasa mengatakan satu jari yang sakit tapi seluruh tubuh merasakan. Perumpamaan lain tali tak kokoh kalau ada satu yang terlepas. Sebagian besar mereka anak anak perantau yang  menemukan keluarga baru di sekolah ini. Perbedaan daerah tidak membuat mereka bersaing bahkan saling memperkuat tim. Hubungan yang akrab juga terjalin dengan guru-gurunya.

Satu persatu prestasi berhasil mereka raih, berjejer piala tersimpan rapi disekolahnya, jejeran medali terpampang rapi disana. Piagam seolah oleh tak mampu berjubel di lemari sekolah, salling berebut tempat untuk menjadi yang terdepan. Tapi semua ada masanya.

Sampai akhirnya di tahun 2001 aku harus berpisah dengannya. Saat sekolah dimasa puncak jayanya. Tapi bak pepatah mengatakan ada pertemuan tentu ada perpisahan. Aku harus pergi meninggalkan sekolah pertamaku. Harus berjabat tangan dengan anak anakku. Anak anak pemberi motivasi terkuat dalam hidupku. Wajah - wajah lesu dan sayu mengiringi kepergianku. Aku harus meninggalkan kota pekanbaru. Mengayuh langkah menuju daerah baru . demi masa depanku.

SMK Taruna .... Kenangan yang tak terlupakan, batin dan raga terikat pada persaudaraan, penuh rintangan dan kenangan. Kamuflase hidup yang sulit dilupakan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun