Didalam bangunan ini dijadikan semacam galeri foto. Baik foto orang-orang yang dulunya menempati kantor ini, kegiatan para pejabat Militer ditempat ini dulu, maupun foto mata uang saat itu serta foto-foto kunjungan para veteran yang dulunya bertempat di kantor ini pun turut memenuhi isi dari dalam bangunan ini.
Sekarang, situs ini bukan hanya sekedar situs bersejarah yang harus dijaga, dilindungi serta dilestarikan. Kegunaannya bertambah dengan dibuatnya beberapa spot foto dan di percantik sedemikian rupa, sejalan dengan keberadaanya diatas bukit membuat tempat ini semakin cocok untuk dijadikan tempat wisata dan bahkan hingga dimasa pandemi sekarang, dengan himbauan protokol pencegahan penularan Covid-19, masyarakat terkadang berkunjung kesitus ini walaupun tidak seramai sebelum adanya pandemi Covid-19.
- Masjid Agung Rantauprapat
Situs selanjutnya yaitu Masjid Agung Rantauprapat. Terletak di Jalan Jend. Ahmad Yani No 156. Berada tepat di pinggir Jalan sehingga mudah untuk ditemukan, menjadikan masjid ini sebagai tempat singgah para pendatang yang biasanya melintasi kota Rantauprapat. Dibangunnya Masjid Raya di Kelurahan Ujung Bandar, tidak menjadikan Masjid ini kalah populer darinya. Bahkan Masjid ini pernah menjadi Masjid Terbaik se-Sumatera Utara tahun 2013-2014.
Tidak kalah penting dari hal itu semua bahwa Masjid ini merupakan satu-satunya situs Sejarah Islam yang masih terjaga dan bisa dilihat langsung di Kota Rantauprapat. Selain itu juga, masjid ini digadang-gadang sebagai Masjid Tertua yang ada di Kota Rantauprapat. Hal itu tentu tidak lepas dari sejarah yang disandang oleh Masjid Agung Rantauprapat ini. Menurut beberapa literatur sejarah serta wawancara dengan para saksi mata sejarah, Masjid ini dibangun pada tahun 1933-1934 oleh Sultan Adil Bidar Alamsyah, atau Sultan Bilah yang ke V sekaligus Sultan terakhir Kesultanan Bilah sebelum runtuh pada masa Revolusi Sosial yang terjadi di Seluruh kesultanan Sumatera Timur pada saat itu.
Setelah Kesultanan Bilah runtuh, Masjid ini kemudian di ambil alih kepengurusannya oleh Nadzir Kesultanan terakhir yang telah dilepaskan oleh Kesultanan Bilah, kemudian dibantu Masyarakat sekitar Masjid serta pemerintah setempat. Terdapat beberapa kali renovasi atau penambahan pada bagian bangunan Masjid hingga masjid dapat terlihat seperti yang sekarang ini. Bangunan asli Masjid hanya terlihat seperti gambar diatas, selebihnya merupakan bagunan tambahan untuk mempercantik maupun untuk memenuhi kebutuhan fungsional masjid lainnya.
Selengkapnya mengenai Sejarah Masjid Agung Rantauprapat dapat dilihat di: https://www.youtube.com/watch?v=GRSPvyl6m7k&t=33s
- Tempat Rapat Pembentukan Komite Nasional Daerah Labuhanbatu