Sesampainya di pasar, Pak Syukron ditemui bandar penjual buah dan Pak Syukron membeli 50 kilogram duku untuk dijual kembali. Segera Pak Syukron menggelar dagangannya. Setengah jam kemudian, seorang pembeli datang. “ Pak beli duku setengah kilo aja pak”. kata Ibu pembeli dan Pak Syukron segera menimbang dan menyerahkan setengah kilo duku. Namun lima menit kemudian, Ibu pembeli kembali ke lapak Pak Syukron. “Pak, bapak bohong ya, duku nya masem dan nggak kemakan. Nih! saya kembalikan aja pak” ujar Ibu pembeli. “ Apa bu, masem"? jawab Pak Syukron dan beliau mencicipi satu buah duku dan memang benar masem. Dengan suara lirih, Pak Syukron berkata, “Ibu maaf ya bu,,duku nya memang masem. Kita sama sama rugi kok Bu. Tapi ibukan cuma beli setengah kilo kan ya.. sementara saya beli 50 kilo. Ruginya lebih banyak saya. Sudah bu, dibawa aja dukunya, kasihkan aja ke tetangga ibu ya, barangkali ada yang ngidam” jawab Pak Syukron. Dengan rasa kesal ibu pembeli berlalu meninggalkan Pak Syukron dengan membawa duku yang dibelinya.
Hari itu, hingga tutup lapak, Pak Syukron hanya berhasil menjual 2 kilo duku. Setiba di rumah Pak Syukron langsung disambut istri dan menceritakan kekecewaan duku dagangannya. Di ruang tamu, rumah kontrakan, Pak Syukron sambil duduk di lantai dan menonton TV beserta istri dan seorang anaknya. Berita TV hari itu terkait dengan seorang artis yang di tangkap karena terlibat narkoba dan Hakim memutuskan untuk direhabilitasi dan tidak dihukum penjara. “Mah , enak ya jadi orang kaya, meskipun terlibat narkoba tapi tidak dihukum, cuma direhabilitasi” celetuk Pak Syukron kepada istrinya .
“Tolong mah ganti chanel yang lain aja, sakit hati dengernya”. kata Pak Syukron. Bu Syukron segera mengganti chanel lain dan berhenti pada chanel berita banjir yang terjadi di ibu kota. “ Tuhh denger yah,, salah satu penyebab banjir menurut penyiar berita adalah tertutupnya got got saluran air dengan sampah sampah plastik dari makanan snack”. ujar Ibu Syukron.
“Iya benar ma..” sahut Dinda anak perempuan Pak Syukron yang baru duduk dikelas 9. “Ayah,.. Dinda lagi buat surat terbuka nih, kepada para pengusaha makanan. Begini yah, jika kita memperhatikan bungkus sebuah snack, umumnya hanya berisi sekitar 20 % snack dan sisanya hanya udara. Bungkus plastik besar tapi hanya berisi sedikit. Mengapa para pengusaha snack tidak membuat isi snack yang padat yang disesuaikan dengan isinya? Paling tidak dapat mengurangi penyebab banjir dan bisa mengurangi harga jual snack kan, yah”. ujar Dinda menjelaskan kepada ayahnya.
“Din!.. ganti chanel yang lain Din!, urusan banjir sudah ada yang urusi, termasuk bungkus snack, biar pemerintah saja yang mikir, kamu fokus belajar aja!, dan lebih baik kita mikir gimana caranya besok menjual sisa duku yang masem”.ujar Pak Syukron. Dinda segera mengganti chanel dan berhenti pada berita tentang penangkapan penegak hukum yang dituduh sebagai pengedar narkoba. “Haa.. gila nih!, penegak hukum sebagai pengedar? Kalau pengedarnya penegak hukum, gimana nangkepnya ya..? ujar Pak Syukron. “Mungkin aja nanti ujung ujungnya dibelokin menjadi kesalahan dalam menerjemahkan perintah atau kalau pun pemakai ya.. di rehabilitasi aja dan bebas” ujar Ibu Syukron. “Huss jangan ngomong gitu saru, itu orang gedean”. ujar Pak Syukron. “ Iya yah, apalagi pengacaranya yang terkenal itu lho yah” lanjut ibu Syukron,, “Sudah sudah jangan diteruskan, ganti chanel yang lain Din” . Sahut Pak Syukron. “Nggak ada yang lain lagi yahh,, Ayah mau berita Sambo”? jawab Dinda. “Achhh..., bosan mending matiin aja, sudah dagangan nggak laku,, Somba Sambo Somba Sambo yang penuh sandiwara”. jawab Pak Syukron.
Tidak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu dan ucapan salam, “Assamualaikum Pak Syukron.” Ucapan salam dari seseorang di depan rumah. “Mah ada tamu,, sepertinya suara Pak RT, cepetan bukain pintunya “ ujar Pak Syukron. “Nah.. bener aja Pak RT, walaikumsalam, silahkan masuk Pak RT, tumben malam begini, gimana ya Pak RT” jawab Pak Syukron. “Begini Pak Syukron saya hanya mengantarkan undangan syukuran Pak Abduh yang akan berangkat ibadah haji”. ujar pak RT. “Ibadah haji?, bukankah Pak Abduh sudah haji ya Pak”. tanya Pak Syukron. “Iya benar, Pak Abduh sudah berhaji 5 tahun yang lalu dan sekarang beliau akan berangkat untuk yang kedua kalinya” jawab pak RT. “Alhamdulillah bisa berangkat Haji lagi. Lho,,sekarang daftar tunggu sudah lebih cepat ya Pak RT, hanya 5 tahun dan bukan 30 tahun? ujar Pak Syukron. “Huss Ayah parno banget.. daftar tunggu haji 5 tahun itu untuk haji plus, kalau haji reguler ya tetap aja 30 tahun yah” sahut Ibu Syukron. Pak Syukron langsung membathin “ Enak ya jadi orang kaya, bisa mengubah daftar tunggu dari 30 tahun menjadi 5 tahun”
Di hari ketiga sejak pembelian motor, Pak Syukron lebih bersemangat. Setelah sholat subuh, segera berkemas menuju pasar dan beliau mencoba jalan baru yang belum pernah dilalui. Sebelum tiba di pasar, Pak Syukron menghentikan sepeda motornya dan berujar, “Ya Allah! Ada kerumunan apa ya, apakah ada kecelakaan”. Selanjutnya Pak Syukron mendekati salah satu bapak, “Permisi bapak, mengapa banyak orang yang berkerumun?, ada apa ya pak”. tanya Pak Syukron. "Ohh ini Pak,, ada jum’at berkah. Pak Sholeh setiap jumat pagi bagi bagi sembako pak, sekiranya bapak mau, bapak juga boleh antri”. jawab salah satu orang yang berkerumun. Pikiran Pak Syukron langsung menerawang, “Enak ya jadi orang kaya, bisa sedekah dan buat kebaikan. Saya diminta ikutan antri?, Huuhh enak aja saya diminta ikut antri, sorry ya,, saya akan ikuti jejak Pak Abduh dan Pak Sholeh!”. Pak Syukron melanjutkan perjalanan dengan sepeda motornya menuju pasar, tapi masih berjalan 30 meter, beliau menghentikan sepeda motor nya dan kembali berbelok. “ Nggak apa apa kali ini saya ikutan antri sembakonya Pak Sholeh”.
Orang kaya itu bebas, bisa melakukan apa saja, piknik ke mana saja yang dia suka, sedekah, berhaji, umroh, makan di restoran mewah, belanja apa saja dan bahkan bisa beli hukum dan mengubah aturan. Orang kaya akan selalu mendapat perlakuan yang berbeda, hitam putihnya harta yang dimiliki dan yang akan dikeluarkan, bergantung kepada orang itu sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI