Mohon tunggu...
Suratno Paramadina
Suratno Paramadina Mohon Tunggu... lainnya -

Suratno (b. 1977 in Cilacap, Central Java, Indonesia). A lecturer at Paramadina University and previously at STAI-NU Jakarta. Studied doctoral at Goethe-University Frankfurt. Former Head of Executive (Tanfidziyah) of NU branch of Germany

Selanjutnya

Tutup

Politik

Madzhab Frankfurt Undercover

17 Juni 2015   19:56 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:09 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak tahun 1980-an, studi-studi sosiologi-politik menjadi topik penting bagi kerja-kerja riset IFS khususnya yang menyangkut budaya demokrasi di Eropa Barat dan Eropa Timur. Apalagi sejak runtuhnya komunisme, hal itu secara otomatis mendorong bangkitnya ekstrimis sayap-kanan dan demokrasi dalam imaji-diri para mahasiswa. Pada saat yang sama, studi-studi tentang modernisasi di kota Frankfurt juga mengeksplorasi perubahan relasi antara rasionalisasi-sosial dan akuisisi-subyektif dalam perubahan sosial.

Dengan adanya reformasi kampus di tahun 1973, muncul aturan baru tentang penggantian dewan director ( seperti yang sampai sekarang dijalankan oleh IFS) yakni melalui Majelis IFS. Aturan baru ini menekankan kesetaraan jumlah antara para direktur dan staf representatif. Di tahun 1997, posisi director diganti oleh sebuah komite para ilmuwan yang dipimpin oleh eksekutif-director, yang sejak 1975 dipegang oleh Ludwig von Friedeburg. Anggota-anggota komite yang lainnya yakni Helmut Dubiel, Adalbert Evers, Ute Gerhard, Axel Honneth dan William Schumm. Sejak saat itu, program riset IFS terbagi menjadi 3 bidang kajian utama yakni; (1) budaya demokrasi, (2) negara dan demokrasi sosial, dan (3) modernisasi kapitalistik dan masa depan dunia perburuhan.

Kajian pertama bertujuan untuk meriset tentang bahaya dan paradoks dalam pembangunan masyarakat negara-sipil sabagaimana terlihat dalam konflik berbasis-gender dalam demokrasi-liberal, dalam etno-sentris, bentuk-bentuk rasis dan seksis dari diskriminasi dan adanya oportuniti serta resiko inherent dalam pembangunan masyarakat-sipil transnasional. Kerja-kerja empiris dibidang kajian yang kedua adalah meriset masalah dan oportuniti yang muncul dalam integrasi-sosial ketika bentuk-bentuk tradisional dari negara-sosialis mulai terkikis, khususnya meriset eksklusi-sosial, aktor-aktor non-negara dalam sosial-politik, budaya-kesejahteraan dan relasi berbasis-gender, serta institusionalisasi penyedia-layanan sosial. Sementara itu, bidang kajian yang ketiga, riset utamanya adalah melihat bentuk-bentuk korporasi baru, marketing-internal di perusahan-perusahaan dan dialektika partisipasi (kerja). Bidang kajian ketiga juga meriset relasi-industrial dalam kapitalisme global.

 Daftar Karya IFS Sampai Tahun 1997  (urut berdasar tahun terbit)

Erich Fromm, 1928, Pekerja & Karyawan Malam Pada Era Reich Ketiga/Arbeiter und Angestellte am Vorabend des Dritten Reiches, Stuttgart (1980)

Max Horkhiemer, Erich Fromm, Herbert Marcuse dll, 1936, Studi Tentang Pemerintah & Keluarga/Studien uber Autoritat und Familie, Luneburg (1987)

Max Horkheimer, Samuel Flowerman (editor), 1949, Studi Tentang Prejudice/Studies in Prejudice, New York

Friedrich Pollock, 1955, Eksperimen Grup/Gruppenexperiment, Frankfurt

Friedrich Pollock, 1956, Automasi/Automation, Frankfurt

Werner Mangold, 1960, Proses dan Metode dalam Proseding Diskusi Grup/Gegenstand und Methode des Gruppendiskussionverfahrens, Frankfurt

Jurgen Habermas, Ludwig von Friedeburg, Christop Oehler, Friedrich Weltz, 1961, Mahasiswa & Politik/ Student und Politik, Neuwied

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun