Motivasi Ekstrinsik: Dorongan eksternal untuk melakukan sesuatu demi mendapatkan hasil tertentu, seperti hadiah atau menghindari hukuman. Misalnya, anak yang mau membantu di rumah hanya jika ada janji mainan baru.
Penelitian oleh Edward Deci dan Richard Ryan menemukan bahwa motivasi intrinsik menghasilkan hasil yang lebih positif dan tahan lama. Mereka menyebut ini sebagai bagian dari Self-Determination Theory yang menyatakan bahwa manusia butuh otonomi, kompetensi, dan keterhubungan. Namun, jika kita terlalu mengandalkan hadiah sebagai motivator, anak bisa kehilangan minat intrinsik mereka---ini disebut "efek overjustifikasi."
Dampak Negatif Ketergantungan pada Hadiah
Ketika anak terlalu sering diberi hadiah, ada beberapa dampak yang mungkin terjadi:
- Kreativitas Tertekan: Anak mungkin jadi cenderung mencari cara termudah untuk mendapatkan hadiah, bukan mengeksplorasi berbagai kemungkinan.
- Kurangnya Ketahanan: Tanpa hadiah, mereka mungkin lebih mudah menyerah ketika menghadapi tantangan.
- Fokus Pada Hasil: Anak jadi lebih mementingkan pencapaian akhir daripada proses pembelajaran.
- Hilangnya Kepuasan Intrinsik: Aktivitas yang dulunya menyenangkan bisa kehilangan daya tariknya karena terlalu sering "dibayar" dengan hadiah.
Strategi Memotivasi Anak Tanpa Membuat Mereka Manja
Setelah banyak trial and error, berikut adalah beberapa strategi yang bisa membantu:
- Fokus pada Proses, Bukan Hasil: Pujilah usaha dan proses yang anak lakukan. Misalnya, "Hebat ya, kamu sudah berusaha keras belajar tadi," bukan hanya "Wah, nilaimu bagus!"
- Hadiah Tak Terduga: Jika ingin memberi hadiah, jadikan itu sebagai kejutan yang tidak terduga, bukan sesuatu yang diharapkan.
- Gunakan Pujian Spesifik: Pujian yang konkret lebih efektif. Contoh: "Cara kamu membereskan kamar tadi rapi banget, Mama bangga!"
- Ajarkan Nilai Intrinsik: Ajak anak memahami pentingnya suatu aktivitas tanpa ada hadiah. Misalnya, "Beresin mainan itu penting supaya kita bisa lebih nyaman bermain lagi nanti."
- Jadikan Aktivitas Menyenangkan: Buat aktivitas menjadi sesuatu yang seru, sehingga anak menikmati prosesnya.
- Berikan Otonomi: Biarkan anak memiliki kontrol atas apa yang mereka lakukan. Misalnya, biarkan mereka memilih kegiatan apa yang ingin dilakukan terlebih dahulu.
- Bantu Anak Menetapkan Tujuan Pribadi: Dorong anak untuk menetapkan tujuannya sendiri dan rencanakan langkah-langkah untuk mencapainya.
- Modelkan Perilaku: Jadilah contoh. Tunjukkan bagaimana kamu termotivasi dalam melakukan sesuatu tanpa selalu mengharapkan hadiah.
Tantangan dalam Implementasi
Memang, perubahan dalam pola asuh anak tidaklah mudah dan sering kali penuh tantangan. Kita seringkali terjebak dalam kebiasaan lama, seperti memberikan hadiah untuk mendorong perilaku baik, yang sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Mengubah pola pikir ini membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten. Tekanan sosial juga menjadi faktor besar, terutama ketika lingkungan sekitar---seperti sekolah atau keluarga besar---masih mengandalkan sistem hadiah dan hukuman. Dalam situasi seperti ini, kita mungkin merasa tertekan untuk mengikuti arus agar tidak dianggap aneh atau tidak sesuai dengan norma yang ada.
Selain itu, hasil jangka pendek yang cepat dan terlihat sering kali menggoda kita untuk kembali ke pola lama. Hadiah memberikan umpan balik yang langsung, sementara membangun motivasi intrinsik memerlukan waktu yang lebih panjang dan sering kali tidak terlihat hasilnya secara instan. Proses ini bisa terasa lambat dan penuh keraguan, terutama ketika hasil yang diharapkan tidak langsung terlihat. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap langkah kecil menuju perubahan adalah investasi berharga dalam perkembangan anak.
Renungan untuk kita sebagai orang tua
Sebagai orang tua, kita punya tanggung jawab besar dalam membimbing anak-anak kita menuju masa depan yang lebih baik. Dalam Islam, kita diajarkan untuk menanamkan nilai kebaikan dengan cinta dan kasih sayang. Seperti dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW: "Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya." (HR. Bukhari dan Muslim).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!