11.     RompiAnti Peluru
Pengamat kepolisian dariUniversitas Padjajaran, Muradi, mengatakan, dukungan persenjataan dan peralatanDensus 88 memang sangat modern. Misalnya, senapan serbu jenis Colt M4 5.56milimeter, Steyr-AUG, Armalite AR-10, dan shotgunmodel Remington 870 yang ringan dan sangat handal buatan Amerika Serikat.Senjata jenis Steyr-AUG merupakan produksi perusahaan senjata Austria SteyrMannlicher yang merupakan Senapan Tentara Universal.
Tim elit bentukan Polri iniseakan-akan bermetamorfosis menjadi salah satu kekuatan militer di Indonesia menyaingi TNI. Masyarakat berpandangan jika Polisi sekarang ini bukan lagisebagai pranata umum sipil yang bertugas mengatur ketertiban dan sebagaipenegak hukum, namun sudah menjelma menjadi aparat militer. Suatu paradigmamengarah pada pergeseran status beserta kaidah dan kewenangan sebagai aparatsipil.
Maraknya aksi teror disejumlah wilayah seakan diilhami oleh pihak kepolisian menjadi ajang pembuktiankekuatan Densus 88 yang tidak lagi humanis. Banyak orang diduga sebagaiteroris, namun semakin banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Densus. Banyakterduga teroris diburu, banyak pula yang tewas di tangan Densus tanpapenyelesaian secara hukum. Jadi bukannya menambah daftar keberhasilan, akantetapi memperpanjang daftar pelanggaran, baik prosedur, administrasi maupunpelanggaran HAM.
Banyaknya kritikan masyarakatterhadap Polri dan Densus 88, tidak juga membuat mereka mengambil tindakankoreksi maupun evaluasi terhadap kinerjanya selama ini. Mereka tidak menyadarijika faktor-faktor kekerasan yang dilakukan telah membuat jaringan terorismesemakin berkembang sebagai efek balas dendam. Apakah ini cara-cara Densus 88menciptakan suatu kondisi agar teroris tetap tumbuh di Indonesia?
Muncul opini lain jika Densus 88 sengaja terusmenumbuhkan terorisme sebagai sarana operasi dan penggunaan beragam senjatacanggih yang dimilliki. Jika tidak digunakan, maka dana dukungan untuk Densus88 akan terhenti. Jika hal ini terbukti, maka isu tentang akan adanya kucurandana yang lebih besar dari pihak asing bukanlah sekedar isapan jempol.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H