Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Mengetahui Hak Pasien di Puskesmas Rasabou

14 Maret 2022   20:11 Diperbarui: 14 Maret 2022   20:22 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikian poin-poin yang harus diketahui oleh pasien yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Rasabou. Poin-poin tersebut juga harus massif disosialisakan kepada masyarakat dan juga kewajiban yang menyertainya. Sebab, mungkin saja sebagian masyarakat tidak mengetahui atau belum benar-benar paham tentang haknya sebagian pasien. 

Masih mending kalau ada  masyarakat yang tidak mengetahuinya, tapi jika Nakes yang belum paham, tentu akan lain persoalannya. Karena bagaimana mungkin bisa memberikan pelayanan yang prima jika aturan serta regulasi yang menjadi pijakkan dasar belum dipahami secara menyeluruh.

Tentu mewujudkannya bukanlah perkara yang mudah. Diperlukan ketelatenan serta kesadaran untuk melayani sepenuh hati setiap pasien yang datang berobat. Demikian juga dengan setiap pasien yang datang dengan segala kepentingannya, harus memahami haknya sebagian pasien. Sebab, jika hal itu tidak diindahkan, baik Nakes maupun pasien akan memandang redaksi tentang hak dan kewajiban pasien tersebut hanya sebagai pajangan saja.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Setelah membaca dan mendokumentasikan tulisan di dinding, saya pun diarahkan oleh seorang Nakes menuju arah belakang. Menuju samping loket saya bergegas. 

Sesampai di sana, saya langsung disuruh duduk untuk di Tensi terlebih dahulu. Kemudian menandatangani lembaran persetujuan. Sesaat kemudian, seorang Nakes yang umurnya sekira 40 -an tahun ini memberi tahu bahwa darah saya seratus empat puluh, usai di tensi.
"Apakah sedang tegang" tanyanya

Dengan sopan saya menjawab apa adanya. Tidak. Vaksin kedua ini saya melaluinya dengan santai. Tidak ada ketegangan apa lagi khawatir yang berlebihan. Walau pun saya kembali merasakan sengatan suntikan. 

Di satu ruangan, saya merelakan jarum suntik itu menusuk lengan saya di bagian kiri. Namun saya salut, baru kali ini saya berjumpa dengan Nakes yang mengucapkan zikir sebelum menyuntik orang. Saya terdiam. Sakitnya memang tidak seberapa, tapi yang membuat khawatir adalah efeknya setelah itu.

Pasalnya, kalau pada Vaksin pertama dua hari  penuh saya merasakan badan meriang dan kesakitan. Serasa orang yang sedang kesakitan. Bisa jadi karena efek obat yang di suntikan kala itu. Dan hal itu tidak hanya dirasakan oleh saya sendiri, tetapi sejumlah kawan juga merasakan hal yang sama. Apakah saya merasakan kembali hal yang sama? Entahlah, nanti saya menunggu reaksi obat yang dimasukan di dalam badan ini.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Sebelum pulang, lembaran yang kami bawa di stempel terlebih dahulu. Mungkin maksudnya agar mendapatkan keabsahan bahwa kami sudah melakukan vaksin tahap ke dua hari ini. 

Kunjungan kali ini tidak lupa saya mendokumentasikan beberapa momen penting,   di antaranya masih terdapat, baik pengunjung maupun Nakes tidak menggunakan masker. Dan tampaknya tidak ada sanksi serta teguran serius kepada mereka yang di nilai melanggar protokol kesehatan. Bahkan beberapa Nakes yang duduk di kursi di depan ruangan, juga tidak menjaga jarak.


Siapa yang salah? Tanyalah pada rumput yang bergoyang.

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun