Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menabur Benih, Merawat Tradisi Pertanian

30 November 2021   08:32 Diperbarui: 30 November 2021   08:34 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan penuh semangat, ibu menjelaskan prosesnya. Mulai dari benih bungkus dimasukan di karung, lalu direndam dua hari satu malam di parit dekat rumah. Selanjutnya, bibit diangkat, di hamparkan di lantai rumah tanpa alas, lalu diselimuti dengan daun pohon pepaya dan terpal di atasnya. Kemudian dibiarkan selama dua hari dua malam hingga tunas-tunas-Nya  muncul.

Dokpri. Suradin
Dokpri. Suradin
Setelah benihnya mengeluarkan tunas baru kemudian ditaburi di atas tanah gembur yang sebelumnya sudah dibuatkan bedengnya yang dalam bahasa setempat menyebutnya dengan sebutan laru.

Semua proses itu sudah terekam jelas di benaknya, tanpa harus diingatkan lagi. Kepada keduanya saya menaruh hormat setinggi harapan, agar keduanya segera menunaikan ibadah suci di tanah Mekkah Almuqoromah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun