Mungkin dengan keyakinan itulah yang mendorong saya, pak Jeff dan bang Syarif meringankan langkah untuk menyambangi kebun milik pak Jeff yang berada di kaki gunung.Â
Misi kami jelas. Menanam bibit pohon seperti duren, alpukat, kemiri, kedondong, nangka merah, asam Thailand, mangga arum  manis, dukuh dan srikaya.Â
Pohon-pohon ini di bawah oleh bang Syarif dari Bima beberapa bulan yang lalu. Karena suatu urusan, maka baru saat ini kami memutuskan untuk menanamnya.
Untuk sampai di kebun, kami harus melewati kelokan pematang sawah. Saya mendokumentasikan setiap inci perjalanan, sedangkan pak Jeff dan bang Syarif memikul bibit pohon dengan ember yang menggelantung di kayu panjang menghubungkan keduanya.Â
Perjalanan kami tidak terlalu jauh. Dari jalan utama, jalan lintas Lakey, kecamatan Hu'u, kabupaten Dompu-NTB, ke areal kebun sekitar delapan kali lemparan batu. Tapi karena jalan setapak, kami harus serba hati-hati agar tidak tergelincir.
Sesampai di kebun, kami menyimpan bibit sembari sejenak melepas lelah. Ketika banyak orang weekend di pantai karena dalam suasana libur lebaran idul fitri, Minggu, (16/5/2021).Â
Kami justru memutuskan menanam bibit pohon. Saya sebenarnya tidak punya hobi menanam. Hanya hobi memetik. Beda halnya dengan  pak Jeff dan bang Syarif yang memiliki rekam jejak menanam pohon setiap saat. Pak Jeff setiap diakhir pekan selalu datang menanam di kebunnya.Â
Sementara bang Syarif, di beberapa tempat di kabupaten Dompu dan Bima ada beberapa titik dimana ia dan teman-temannya menanam beberapa jenis pohon.Â
Dan bahkan ia pernah berkisah, bahwa pohon asam yang ia tanamnya di dekat lapangan Mangge Maci Bima pernah dipetiknya dua karung. Bahkan warga setempat menikmati buah tangan dinginnya.
Lebih dari itu, kami punya misi agar ke depan gunung di bumi Nggahi Rawi Pahu bisa kembali hijau. Pasalnya, hampir semua gunung telah di gundul karena program jagung. Jagung menjadi komoditi andalan bagi masyarakat selain padi. Imbas dari itu, gunung menjadi sasaran untuk dijadikan lahan untuk memenuhi dahaga masyarakat akan lembaran uang yang sesaat.Â
Banyak kritikan terkait ini, tapi nampaknya masyarakat tidak bergeming. Masyarakat seolah sudah 'jatuh hati" terhadap jagung karena telah memberikan penghasilan yang menggiurkan tanpa pernah berpikir dampak yang diakibatkan gundulnya hutan dan gunung.
***