Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengawetkan Persahabatan Lewati Jalan Silaturahmi

23 Oktober 2020   23:12 Diperbarui: 23 Oktober 2020   23:16 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Bersama Kanda Ali di teras rumahnya, Kabupaten Dompu-NTB, 

SAYA memang sudah cukup lama tidak  bertandang ke kediamannya. Jarak rumah saya dengannya memang tidak seberapa jauh. Cukup melewati beberapa rumah warga sudah bisa sampai. Namun demikian, karena kesibukan masing-masing dan saya yang sering bolak balik di pulau seribu masjid, membuat saya jarang bertemu dengannya.

Saya memanggilnya Mas Ali atau sesekali dengan sebutan Kakanda. Maklum, saya di didik semasa kuliah untuk memanggil yang lebih tua dengan sebutan Kakanda. Hingga kini, saya masih merasa nyaman dengan panggilan itu. Bahkan saya pun senang dipanggil dengan panggilan Kakanda. Karena ada faktor penghormatan dan kedekatan jika disematkan dengan panggilan tersebut.

Malam ini, Jumat 23 Oktober 2020, setelah berkomunikasi lewat via Facebook beberapa jam  sebelumnya, saya akhirnya bisa bertandang lagi ke rumah Kanda Ali. Jika di hitung-hitung, hampir setengah tahun sejak corona menyeruak ke permukaan, kami tidak pernah duduk dan berdiskusi. Qodarullah malam ini ternyata baru bisa kesampaian.

Di kediamannya, Kanda Ali menyambut saya penuh antusias. Senyumnya merekah melihat saya datang di pintu gerbang masuk rumahnya. Bahkan kopi, kurma, roti sudah tersaji di atas meja. Dalam hati saya berkata, ini luar biasa.

Pasalnya, saya bukan pejabat, bukan pula kelas ningrat apa lagi sekelas anggota dewan. Saya hanyalah anak muda yang disibukkan menarik ulur layar handphone untuk memantau wara wiri warga dunia maya. Nampaknya tidak perlu di sambut sebaik ini. Itulah, Kanda Ali memang beda.

Tapi demikianlah persahabatan, persaudaraan tidak memandang beaugraund seseorang. Saya dengan Kanda Ali sudah saling mengenal cukup lama. Bahkan sejak lama sering duduk dan berdiskusi dengannya. Bahkan kami bisa berjam-jam menghabiskan waktu untuk membahas beragam topik.

Di mata saya, Kanda Ali adalah teman diskusi yang baik. Orangnya tidak suka memotong pembicaraan, menghargai lawan  bicara, tidak menggurui apa lagi menghujat orang yang berbeda pendapat dengannya.

Baginya semua mengalir apa adanya. Bahkan dengan berdiskusi nalar bisa berpikir lebih masif dalam menyikapi sesuatu. Pertemuan dengannya malam ini, merupakan satu keberuntungan buat saya.

Dengan kesibukannya sebagai pengusaha, Kanda Ali masih menyempatkan waktu buat saya untuk bertemu. Kami hanya berdiskusi persoalan-persoalan yang biasa-biasa saja. Mulai dari masalah yang aktual di kampung, sampai refleksi tentang sesuatu yang terjadi di masa lalu.

Kami tidak menentukan topik apa menjadi bahan diskusi. Pasalnya, yang terpenting kami bisa bersua dan berbagi kabar setelah lama tidak berjumpa. Dan yang yang paling spesial, Kanda Ali tahu betul saya penikmat kopi hitam. Kopi hitam selalu tersaji jika kami bertemu.

Dengan aroma khasnya menjadi nikmat tersendiri bagi saya ketika menyeruput kopi hitam sambil nongkrong seperti ini. Kesamaan saya dengan Kanda Ali adalah sama-sama tidak merokok, dan hanya penikmat kopi saja. Tetapi secara ide kami banyak bersebrangan. Bahkan  justru itulah membuat perbincangan kami menjadi hangat dan dinamis setiap kali bertemu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun