Satu sama. Gol yang yang ditunggu-tunggu tersebut, membuat suporter yang di dominasi ibu-ibu tumpah ruah di lapangan. Mereka memeluk, memegang, dan memberikan uang kepada pemain yang mencetak gol.
Masuknya suporter di lapangan ini membuat panitia kelabakan untuk mengaturnya. Bahkan ada beberapa panitia menarik bahkan mengangkat ibu-ibu ini agar kembali ke pinggir lapangan. Tapi justru dengan ekspresi ibu-ibu meluapkan kegembiraan dengan masuk ke lapangan, membuat pecah tawa dari para penonton yang lain.
Setelah kedudukan sama-sama kuat di waktu normal. Maka berakhir pada drama adu pinalti, yang nantinya akan menentukan team mana yang akan angkat koper lebih awal, dan yang keluar sebagai pemenang sehingga berhak lolos untuk babak berikutnya. Semua algojo kedua kesebelasan berhasil menjawab kepercayaan pelatih untuk merobek jalan lawan. Sehingga demikian, kemenangan ditentukan dengan tambahan penendang.Â
Namun sayang, pemain English club yang dipercayakan sebagai algojo gagal menuntaskan misi team. Sehingga kegagalan penendang dari English club ini, dimanfaatkan dengan baik oleh penendang team Toi Mpoa untuk menceploskan si kulit bundar ke gawang lawan. Hasil akhir, dewi fortuna nampaknya berpihak kepada team Toi Mpoa untuk  melaju ke babak berikutnya. Setelah dinyatakan menang, suporter yang merasa tegang selama proses drama adu pinalti, meluapkan kegembiraannya dengan mengangkat pemain yang berhasil membawa kemenangan team.
Bola Dangdut
Kemudian untuk partai kedua, akan dilangsungkan pertandingan bola dangdut para ibu-ibu. Dimana kesebelasan Tolo Rodi berhadapan dengan Nate Rahi. Pertandingan ini masih di pimpin langsung oleh guru Wan dengan dibantu oleh dua asistennya di pinggir kiri kanan  lapangan.
Di tengah-tengah penonton yang memadati lapangan. Fadli, selaku kepala desa Daha terus mengawal jalannya turnamen. Berdua dengan istrinya, terus memberikan suport baik kepada kepanitiaan, team yang berlaga maupun kepada seluruh masyarakat yang hadir.
Pertandingan bola dangdut ini juga tidak kalah serunya. Sebelum pluit panjang menandakan pertandingan di mulai saja, ibu-ibu dari kedua kesebelasan ini sudah berjoget dan bersemangat untuk bertanding. Bahkan salah seorang suami dari pemain Tolo Rodi, cukup bersemangat memberikan suport kepada istrinya. Bahkan selama pertandingan berlangsung, dia berlari ke sana kemari sambil berteriak dan memberikan intruksi kepada istrinya.
Ketika musik dibunyikan walaupun pemain sedang membawa bola, mereka kemudian berjoget dengan gayanya masing-masing. Pertandingan bola dangdut ini, menjadi hiburan bagi ratusan penonton yang menyaksikan pertandingan. Karena gaya kocak beberapa pemain membuat gelak tawa sebagian penonton yang hadir menyaksikan pertandingan.
Nampaknya kesebelasan Tolo Rodi masih cukup tangguh bagi Nate Rahi. Di babak pertama saja mereka sudah unggul 2 kosong atas lawannya. Ujung tombak mereka cukup berbahaya bagi team lawan, karena caranya mengolah si kulit bundar yang begitu apik, sehingga mampu merepotkan barisan pertahanan lawan.
Kemudian dibabak kedua kesebelasan Nate Rahi sempat membuka asa dengan mampu memperkecil ketertinggalan menjadi 2-1. Namun tak berselang lama seorang pemain Tolo Rodi kembali menceploskan si kulit bundar ke gawang Tolo Rodi, sehingga kedudukan berubah menjadi 3-1. Hingga pluit panjang dibunyikan oleh wasit utama, kedudukan akhir tidak berubah, sehingga kesebelasan Tolo Rodi berhasil untuk melaju ke babak berikutnya.