Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dulu Menjalaninya di Kota Angin Mamiri, Kini Melaksanakannya di Pulau Seribu Masjid

23 April 2020   08:18 Diperbarui: 23 April 2020   08:19 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puasa merupakan titah tuhan yang wajib dijalankan, harus, ya harus tanpa ada kompromi. Jika sekolah, kampus, instansi bisa diliburkan karena cengkraman virus Corona, lain halnya dengan bulan puasa, bulan yang lebih baik dari semua bulan, termasuk bulan di langit sana.

Di bulan puasa, hamba yang esa melatih diri untuk menjalani hari untuk tidak makan, minum, menjaga sahwat, serta dianjurkan untuk bertafakur kepada sang khalik selama sebulan penuh. Bulan ini, bulan yang penuh berkah bagi kami umat muslim, dimana rahmat tuhan  ditumpahkan, dialamatkan kepada hambanya yang taat, patuh serta hanya bersandar kepadanya.

Kemarin malam ibu menelpon, bertanya kapan pulang, kapan urusan selesai. Ibu mengkhawatitkan hari-hari yang saya jalani di perantauan, apa lagi urusan makan selama bulan puasa. Ibu menyarangkan kalau urusan sudah clear, agar saya segera angkat kaki dan pulang kampung.

Urusan saya di kota ini memang belum selesai, bahkan tidak bisa wakilkan kepada malaikat sekalipun. Beginilah kalau bekerja menjadi pengabdi negara, kita dituntut untuk patuh melaksanakan perintah. Jika tidak, akan dianggap tidak bertanggung jawab, mengabaikan tugas, dan pengabai terhadap intruksi atasan.

Pada bulan puasa ini, bahkan bahaya virus Corona terus mengintai tak lantas kerja-kerja lembaga ikut diliburkan. Semua harus berjalan, bagaimanapun caranya, karena ini mengenai nasib anak bangsa. Saya pun patuh, mengikuti semua arahan. Sebab ini konsekuwensi atas pilihan yang saya ambil tiga tahun yang lalu. Dari kampung pekan lalu, saya kembali ke kota ini untuk menuntaskan tanggungjawab yang saya emban.

Di sini, saya hanya bisa berharap untuk segera kembali pulang dan menjalankan puasa dengan penuh hikmad dengan orang tua di pulau seberang sana. Jika di kampung sembari menunggu buka puasa, saya bisa kembali memulai aktifitas yang saya senangi. Ke pantai kala sore menyapa, memotret perahu nelayan sembari menikmati lembayung senja, menikmati mega-mega di ufuk barat, dan ketika malam menyambut, saya bisa berkumpul bersama para sahabat setelah menuntaskan sholat taraweh.
 
Semoga semua urusan selesai dalam waktu dekat, dan saya akan kembali dengan harapan menyapa semesta. Apakah itu akan terwujud? Kepada Allah-lah saya serahkan segalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun