Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Di Kampung Nelayan Kita Bersua

20 April 2020   17:10 Diperbarui: 20 April 2020   17:17 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


SELAMA di kampung, saya cukup sering menikmati sore di kampung nelayan. Karena jaraknya tidak jauh dari rumah, sehingga saya mudah menjangkaunya. Hanya butuh waktu kurang dari lima menit, dengan motor, saya bisa langsung sampai di Desa Jala. 

Desa Jala salah satu desa nelayan. Geliat masyarakatnya dengan laut, cukup mudah disaksikan kala sore menyapa.

Sore ini, saya menyaksikan para nelayan di pinggir pantai desa Jala. Ada yang memperbaiki jaring, memperbaiki perahu, dan bahkan ada yang mendorong perahu hingga jauh dari bibir pantai. 

Beberapa anak muda, sigap membantu. Mendorong bersama-sama hingga menjauh dari laut. Saya hanya bisa menyaksikan ke kompakkan mereka. Mereka terlihat solid. Seirama, sehingga badan perahu yang besar itu, bisa bergerak berpindah tempat.

Lembayung senja, megahnya alam dunia, membuatku terkagum. Buliran ombak memecah bebatuan di pinggir pantai, angin laut menyapa semesta menghadirkan pesona kala burung terbang rendah berkejaran dengan ombak yang bergulung sore ini.

Kali ini, saya bertemu dengan Erwin. Erwin seorang pemuda Desa Jala yang cukup sering mengambil bagian dalam kegiatan Desa. Saya cukup lama mengenalnya, ia kadang menghabiskan waktu di pantai, tapi sering pula menyambangi buliran padi yang membentang di sawah yang tak jauh dari rumahnya. 

Setelah menyelesaikan studinya di kota Mataram, Erwin memutuskan pulang Kampung. Sejak itu saya jarang bertemu dengannya, karena saya masih memutuskan untuk bertahan di kota seribu masjid tersebut. Ketika pulang kampung, saya bersyukur bisa menjumpainya lagi.

Foto. Erwin
Foto. Erwin

Untuk menghabiskan waktu, kami berbincang banyak topik. Mulai dari aktifitas kesibukan setiap hari, hingga rencana-rencana yang ingin digarap di masa mendatang. 

Sejak menyelesaikan studi, Erwin sendiri belum menambatkan ilmunya di suatu instansi. Ia masih mencari banyak celah untuk bekerja di suatu instansi di kampung, paling tidak menyuburkan kembali ilmunya di masa perguruan tinggi.

Saya mencoba memahami keinginan Erwin, karena di kampung, ketika tak berkantor, orang menganggap seorang sarjana tak lebih berarti dari orang pada umumnya. Di kampung, mengenakan baju keki, pagi-pagi ke kantor dengan baju pres tingkat staf khusus Jokowi, Anda akan dianggap punya kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun