Mohon tunggu...
Suradin
Suradin Mohon Tunggu... Duta Besar - Penulis Dompu Selatan

Terus Menjadi Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Goa Jepang, Bukti Pendudukan Jepang di Bumi Nggahi Rawi Pahu

26 Maret 2020   20:07 Diperbarui: 27 Maret 2020   10:44 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Berdiri di depan Goa Japang, Kec. Hu'u, Dompu-NTB

Sesekali penulis memperhatikan Bapak Abdurahman memandang langit-langit rumah, menerawang, menyelami masa-masa itu. Mungkin ada peristiwa yang membuat hatinya terasa mendalam, berat untuk diutarakannya kepada penulis. 

Namun kembali ia berusaha, tanpa saya lontarkan pertanyaan terlebih dahulu. 

"itu hanya bertahan beberapa bulan, tentara dai Nippon kemudian menunjukan sikap aslinya. Awalnya mereka sangat baik, tapi setelah itu mereka menjadi beringas, tentara dai Nippon  kemudian memaksa warga untuk memperbaiki jalan yang ada teka ndahu, agar memudahkan suplai alat militer serta kebutuhan militernya di Lakey". Ujarnya melanjutkan

Kembali Bapak Abdurahman mengambil nafas, sesekali memenjamkan matanya, kemudian menoleh ke arah penulis. Saya membiarkan ia merangkai kisahnya, dan saya memilih diam dan memutuskan menjadi pendengar yang baik. 

"Pada waktu itu saya menjadi tukang masak, dan kadang sesekali mengangkat alat-alat berat sesuai perintah tentara dai Nippon. Goa Jepang di Lakey itu digali oleh masyarakat Hu'u. Goa itu dijadikan oleh tentara dai Nippon untuk mengawasi pesawat-pesawat Sekutu dari Australia". Sambungnya. Kembali terdiam sejenak.

Namun kali ini saya mencoba melontarkan pertanyaan, kenapa dia bisa selamat dan tidak dibunuh oleh tentara dai Nippon ketika Jepang kalah tahun 1945.

Kali ini, mimik wajahnya terlihat begitu sedih, kemudian dia menggeser kursinya, memandang lantai, dan pandangannya kemudian menyapu semesta. Suaranya parau ketika melanjutkkan kisah,  tangannya meraih rokok di atas meja yang sedari tadi asapnya membumbung tinggi di langit-langit rumah. Ia mengisapnya dalam-dalam, sampai-sampai pipinya condong ke dalam. 

"saya memutuskan menjadi gila, dan memakan kotoran saya sendiri. Pilihan itu diambil agar tentara Dai Nippon tidak membunuh saya. Waktu itu banyak gadis-gadis dinikahkan cepat, supaya tidak ambil oleh tentara Dai Nippon. Tuturnya sedih. 

Lalu tiba-tiba bapak Abdurahman berdiri dari tempat duduknya, dan melantukan lagu Kimigayo, lagu kebangsaan Jepang.

'Ki mi ga yo wa chi yo ni

ya chi yo ni sa ja to i chi no i wa oto

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun